36

151 9 2
                                    

Hana POV

2 bulan berlalu..

Tak terasa aku sudah 2 bulan tinggal bersama woojin. Hm aku sangat berhutang Budi padanya. Mungkin aku sangat beruntung bisa mengenal pria sebaik dirinya.

Pagi pagi seperti ini..

Selesai mandi, aku segera turun kebawah berniat membuat sarapan. Namun ia terkejut melihat woojin yang sedang menata piring piring makanan.

"Ayo kemarilah.." Woojin menuntun ku untuk duduk di kursi makan.

"Kau harus makan yang banyak untuk bayi mu juga. Coba lah.. aku yang memasaknya sendiri" woojin menyajikan masakan buatan nya padaku.

"Oh ya baiklah" aku mencoba masakannya.

Dan ya, memang masakannya sangat enak. Sudah lama juga tidak merasakan masakan buatannya. Karena dulu, setiap kerja kelompok dirumah woojin, aku selalu dibuatkan makanan oleh nya.

Keluarganya sangat baik padaku. Entah apa aku bisa membalas kebaikan mereka nantinya.

"Bagaimana?.. kau suka?" Woojin.

"Ah.. tidak" ucapku yang sengaja ku tunda.

"Emm.. apa rasanya buruk? Ah lain kali akan ku coba perbaiki rasanya. Mian" woojin.

"Ehh tidak tidak, maksud ku tidak pernah mengecewakan hehe"

Aku terkekeh karena berhasil mengerjai Woojin pagi pagi begini. Ekspresi bersalahnya sangat membuatku ingin tertawa.

"Aish kau ini!" Dia mengacak-acak rambutku membuatku sedikit terkejut.

Kenapa seakan semua kenangan ku bersamanya terulang kembali?.

"Yak! Hana? Ada apa dengan mu?" Tegur nya membuatku tersadar dari lamunan.

"Eoh.. tak apa, ayo kau juga harus makan" ajakku.

"Baiklah.. jal mokgesseumnida" woojin.

Akhirnya kami pun menghabiskan waktu sarapan bersama.

Usai makan, woojin menyuruhku untuk berganti baju. Katanya ia ingin sekali jalan-jalan. Ya, mau bagaimana lagi.. ia sudah membujukku habis-habisan dan jika sudah begitu, aku tak tega menolaknya.

#mall

Sudah hampir satu jam kami mengelilingi mall, dan kini aku merasa lelah.

"Huh.. woojin-yaa, aku lelah" ujarku yang sudah tak bisa mengontrol nafas.

"Ayo kita cari tempat duduk dulu" ajaknya yang langsung menarikku menuju sebuah kursi panjang.

"Minumlah.. aku sampai lupa, kau lebih cepat lelah dalam keadaan seperti ini" ujarnya menyodorkan air mineral padaku.

Aku pun meminumnya dengan sangat terburu-buru. Memang sedari tadi aku sangat haus.

Ah kau ini suka sekali membuatku gemas -batin woojin.

Woojin pun mengeluarkan sebuah kipas elektronik berukuran kecil dari tas tenteng punyaku. Ya, dia yang memegang tas ku. Segera dinyalakan nya kipas tersebut dan ia pegang mengarahkan ke wajah ku.

Haha terkadang aku merasa dia ini seperti asisten pribadiku. Selalu siap siaga.

"Apa kau tidak malu? Orang orang pasti menyangka aku ini istri mu yang tega membuatmu seperti asisten haha"

"Kalau yang mereka pikirkan begitu, biarlah.." sahutnya dengan wajah serius.

"Ck kau ini, omong-omong kenapa kau tidak bekerja?" Tanyaku.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang