32

206 16 3
                                    

"Seje yaa huaaa!" Somi bersorak gembira sambil menghampiri Sejeong di kantin untuk makan siang.

"Yak! Kau kenapa lagi?" Sahutnya dengan malas.

"Aku di naikan jabatan, kini aku menjadi kepala keuangan perusahaan. yess! Huhu congratulations for me. Gaji ku pasti naik haha" Somi terus saya tersenyum bahagia. Semakin senang, maka tingkahnya semakin menggila.

"Hm.. lalu?" Sejeong hanya melirik dengan ekspresi datar.

"Ya, kenapa disaat teman mu senang, Kau malah terlihat tanpa ekspresi senang juga?" Somi merasa kesal dengan mimik wajah yang diperlihatkan Sejeong padanya.

"Apa kau ada masalah? Ceritakan padaku.. ayolah" Somi terus saja mengusik Sejeong.

"Bagaimana aku akan senang? Kau akan memiliki teman baru, dan segera melupakan ku" Sejeong kini menghentikan kegiatan makan nya.

"Mwo? Maksud mu, akan ada yang membantuku nanti? Seorang karyawan baru?" Somi dibuat bingung.

"Ne.. ku dengar dia masih satu keluarga dengan tuan Lee" Sejeong.

"Uhuk uhuk.. what?!" Somi tersedak saat meminum milk tea bubble kesukaan nya.

Apa itu dia? Eunwoo? -gumam Somi.

"Ada yang salah? Ah pasti kau sudah kenal kan?! Dia seorang namja, katanya dia juga sangat tampan dan pintar. Pasti kau dengan mudahnya melupakan ku saat mulai akrab dengannya hiks.." Sejeong sedikit menangis.

"Nona Sejeong ahh sudahlah.. kau membuat kita menjadi pusat perhatian" Somi menutup nutupi wajahnya dari tatapan orang banyak.

"Seje-yaa kurasa kau sudah berlebihan.. aku janji tak akan melupakan mu" Somi segera merangkul sahabat nya itu dan memberikan tepukan dipundaknya agar lebih tenang.

"Hanya kau yang ku punya disini, kau sudah ku anggap saudaraku.. huk huk" seje menghentikan tangisnya yang sampai terisak-isak.

"Y-ya.. Tenanglah.. " Somi sedikit jengkel dengan Sejeong jika sudah menangis begini. Ia akan menjadi sangat manja. Somi hanya takut jika orang orang berfikiran bahwa mereka lesbi.

"Hm.. aku bisa apa, jangan sungkan meminta bantuan ku ne" Sejeong akhirnya mengulas senyumnya lagi.

"Tentunya, ah iya aku ingin bertanya sesuatu" Somi teringat akan suatu hal.

"Katakan saja" Sejeong.

"Apa yang kau ketahui mengenai tuan Lee dan Yeonwoo? Kurasa kau pasti tahu sedikit mengenai mereka, kau kan karyawan lama?" Somi memasang senyum penuh maksud-🌚.

"Tuan Lee? Hm.. setahuku dia memiliki satu putri saja, ya itu Yeonwoo" Seru sejeong.

"Apa hanya itu saja? Em mungkin namanya, biodata ataupun silsilah keluarga nya?" Somi.

"Yak! Apa maksudmu? Kau kira aku siapanya hingga mengetahui segalanya tentang keluarga tuan Lee?!" Sejeong mendengus kesal.

"Ehe.. jangan emosi dulu, aku hanya bertanya. Ya kau sendiri yang menawarkan bantuan padaku eoh" Somi mengerucutkan bibirnya.

"Aishh! Kau ini"
"Ne, setahuku dia bukan orang asli Korea. Nama lengkapnya saja Hanry McDonie, kurasa nama korea Lee nya mungkin terinspirasikan sesuatu. Entah lah, memangnya apa yang kau pikirkan?" Sejeong menyelidik Somi.

"Begini, kurasa.. ada sesuatu yang janggal dengan masa lalu tuan Lee dan pasti salah satunya ada yang menyangkut tentang keluarga ku. Ku pikir aku perlu menyelidiki hal tersebut dan aku membutuhkan mu--" Somi memutus ucapannya dan nampak berfikir sesaat.

"Ah jangan bilang jika sehabis ini, kau menyuruhku menyelinap ke kantor lagi ditengah malam?" Sejeong memasang wajah curiga dan harap harap cemas.

"Ahh Seje-yaa neomu kiyowo. Kau pintar sekali saat menebak maksud ku hehe" Somi menghadiahkan sebuah cubitan dikedua pipi Sejeong hingga memerah.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang