11

383 34 2
                                    

"Ada apa? Ekspresi wajah mu sangat menampakkan keadaan yg tak baik sejak berpamitan pada eomma dan appa tadi" Hana bertanya pada Jungkook yg sedari td menundukkan kepala nya dengan tangan yang mengepal.

Tak ada jawaban darinya.

Terlihat jelas jika keadaan hatinya saat ini sangat buruk, ku rasa tak ada salahnya untuk bertanya perihal masalah yg membuat nya terbebani sedari tadi.

"Apa kau——"

"Diam!.. kau semakin membuat ku pusing" tiba tiba saja Jungkook membentak Hana untuk kesekian kalinya dengan nada yang penuh penekanan.

"Tapi aku hanya——"

"Sudah kubilang, Diam bodoh!" Mata Hana kini sudah mulai terbendung. Tampak jelas jika bentakan dari suaminya tersebut sangat melukai Hana. Terlebih lagi pada kalimat terakhir yg diucapkan nya.

"Setidaknya kau bisa jelaskan padaku.." suara Hana gemetar menahan tangisnya.

"Ini semua tak akan terjadi jika kau menolak perjodohan kita! Kau tak berguna! Kau hanya menjadi beban bagi ku, kau.. ahh percuma saja, wanita lemah dan bodoh seperti mu tak akan mengerti apapun!" Jungkook segera bangkit dari sofa kamarnya dan pergi entah kemana.

Menangis sesegukan, setelah apa yg terjadi. Ya, wanita seperti ku memang hanya bisa menangis, memang hanya menjadi beban saja. Pikir hana.

🌈🌈🌈

Sore ini Hana berniat berbelanja ke minimarket untuk membeli kebutuhan pokok yg telah habis. Ini sudah awal bulan, mini market pun sangat ramai dipadati orang-orang yg juga berbelanja kebutuhannya. Awalnya ia tak sendiri, ada taeha yg menemani.

Namun saat kami belum lama berbelanja, dirinya meminta izin pulang lebih awal karena adiknya kembali masuk rumah sakit. Entah adiknya mengidap penyakit apa, hana hanya bisa mendoakan nya agar cepat sembuh. Mau tak mau, dirinya harus berbelanja sendiri.

"Semua total belanjaannya jadi 200 ribu won"

"Ini uangnya.."

"Terimakasih nona.."

Hana pun berjalan keluar minimarket menuju mobil pribadinya yang terparkir cukup jauh dari mini market, karena tempat parkir yang padat dipenuhi kendaraan lain.

"Huhh.. padat sekali, tak biasanya aku mengantri ke kasir selama itu" ujar Hana sambil kesusahan membawa banyak sekali kantong belanjaan yg besar.

"Aku telah menghabiskan cukup banyak uang hari ini, sepertinya aku harus bisa mengelola uang dengan baik" gumam Hana.

Brukk..

"Aww!" Ujar Hana spontan, ia tak jatuh namun bahu kanannya sedikit terasa sakit setelah pria berjas hitam itu menabraknya cukup keras.

"Eh mian nona.." seorang pria asing tak sengaja menabrak Hana. Seperti nya ia sangat sibuk dengan telpon nya hingga tak memperhatikan jalan.

"Lain kali jika berjalan fokuslah" ujar Hana sambil sibuk mengambil beberapa belanjaan nya yang jatuh berantakan dijalan.

"Biar ku bantu.." pria tersebut pun membantu Hana memasukan barang belanjaan nya ke dalam kantong.

Setelah selesai, kemudian mereka beranjak berdiri semula sambil membenarkan pakaian. Tatapan mereka pun akhirnya bertemu.

"K-kau? Hana"

"Yunjae.."

🌈🌈🌈

"Taeha.. kau dimana?" Tanya Hana yg baru saja memasuki dapur untuk menaruh dan menata barang belanjaan nya yg baru saja ia beli.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang