31

171 16 2
                                    

2 minggu kemudian..

Hana POV

Huh..

Aku menghela nafas panjang ketika melihat pantulan ku di cermin. Sudah pemakaian vitamin dan serum rambut anti rontok, tapi rambutku tetap saja ada yang rontok. Ya walaupun tak sebanyak biasanya.

Brak..

"Uwek.."
"Uwwekk.."

Aku terheran melihat Jungkook yang membuka pintu kamar mandi dengan kasar dan terburu buru. Ia muntah untuk kesekian kali?.

"Jungkook ya? Kau baik-baik saja? Sini biar ku bantu" Aku menghampiri nya dengan rasa khawatir.

"Jangan dekati aku!" Jungkook segera membersihkan dirinya dan menarik ku secara paksa. Dia mendorong diriku secara kasar ke ranjang.

"Kau sedang tidak sehat" aku sangat khawatir dengan keadaan nya.

"Apa perduli mu?" Jungkook berbicara ketus.

"Kook, kenapa akhir akhir ini sikap mu berubah seperti awal? Bukan kah kau bilang—"

"Berani nya kau bertanya seperti itu setelah kau sendiri yang memaksa ku kembali bersikap kasar padamu!" Jungkook kemudian pergi dengan emosi.

Brakk..

Pintu kamar dibantingnya dengan kencang.

Apa aku benar-benar yang membuat nya begini?. Apa kesalahan yang telah ku perbuat?. Ah kepala ku kini sedikit terasa sakit setelah memikirkannya.

Secara perlahan, aku membuntutinya ke arah ruangan kerja pribadi nya. Berjalan perlahan, sesekali mengumpat dibalik tembok ataupun barang yang dapat menutupi tubuhku.

Ia melirik ke segala arah seperti memastikan bahwa tak ada yang mengikuti nya atau melihatnya masuk ke dalam.

Perlahan namun pasti, aku mengendap-endap untuk melihatnya dari pintu yang sedikit terbuka. Namun.. saat ku intip dari lubang kunci pintu, ia berjalan ke arahku.

Membuatku berbalik dan kembali bersembunyi dibalik tembok. Sesekali aku mengintipnya untuk memastikan keberadaan nya. Huh aku benar-benar merasa terkejut bukan main.

Rasanya aku sedang menjadi seorang mata mata sungguhan. Jantungku berdetak tak karuan, membuatku berkeringat dengan hembusan nafas ku yang sedikit lebih cepat.

Seperti bayangan seseorang dibalik tembok? Ada yang menguntit ku? -batin JK.

Ku lihat pantulan bayangan nya di lantai yang semakin dekat, membuatku semakin takut. Bagaimana jika ia tahu? ia pasti semakin marah besar padaku.

Langkah demi langkah nya yang semakin membuat ku berkeringat. Hingga tersisa satu langkah terakhir untuk melewati tembok.

"Tuan Jeon" Taeha.

"Aish.. ganggu saja" pekik Jungkook.

"Ada telpon masuk ke telpon rumah dari seseorang, kata nya ia ingin berbicara penting dengan tuan" jelas taeha.

"Baiklah.." Jungkook dan taeha segera pergi menuju telpon rumah nya yang terletak di ruangan bersantai nya.

"Huh.. syukurlah" aku menghela nafas lega.

Segera aku manfaatkan momen ini untuk masuk kedalam ruang kerjanya. Mencari sesuatu yang kupikir akan memecahkan masalah mengenai sikapnya yang mulai berbuat kasar kembali.

Ku membuka seisi lemari buku, dokumen bahkan laci laci kecil. Namun aku tidak menemukan apapun. Aku terus mencari, sampai dibawah kolong meja, kursi, lemari, tumpukan buku. Namun hasilnya tetap saja nihil.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang