10

384 28 2
                                    

"kook.." panggil nyonya jeon.

Tuan dan nyonya jeon segera menghampiri anak dan menantunya dengan sumringah. Sudah hampir setahun sejak mereka menikah, namun belum menyempatkan diri untuk mengunjungi tuan nyonya jeon.

Keduanya segera diberi pelukan hangat oleh kedua orangtua bermarga jeon itu. Mereka pun kembali duduk bersama diruang keluarga untuk berbincang-bincang. Sepertinya yang akan dibicarakan, mengenai hal yang sangat penting.

"Kalian tahu, eomma dan appa sangat merindukan kalian. Apa kalian baik² saja?" Tanya nyonya jeon.

"Ahh eomma appa, kami juga sangat merindukan mu. Kami berdua sangat baik, semua nya baik baik saja" ucap ku dengan lembut.

"Hmm.. bagus, tetap lah seperti itu" tuan jeon mengeluarkan senyum nya yang terlihat sedikit ditahan. Entah, mungkin ditahan karena sesuatu.

"Bagaimana hubungan pernikahan kalian selama ini?.." sambung tuan jeon.

Mendengar pertanyaan tersebut, Jungkook dan Hana saling melirik bertukar tatap dengan ekspresi kebingungan. Bagaimana tidak, pasalnya tak ada yang berubah sedikitpun sejak awal menikah sampai sekarang.

Melihat keduanya kebingungan untuk menjawab, nyonya jeon pun memprotes pertanyaan yg dilontarkan suaminya. Ia merasa jika pertanyaan tersebut tak pantas untuk dipertanyakan.

Buktinya, kini Jungkook sudah mau pergi bersama istrinya berdua saja. Jungkook yang sekarang sudah tidak begitu canggung duduk dekat istrinya. Melihat hal tersebut, dirinya merasa yakin bahwa semua pasti baik baik saja, bahkan sedikit lebih baik dari sebelumnya.

"Ya.. appa, kini semuanya sudah lebih baik. Kami kini bahkan sering bercanda gurau bersama, bertukar lelucon hingga malam. Bukan begitu kook?" Jelas Hana sambil menyikut lengan Jungkook.

"Ahh.. ne, tentu saja by" ucap Jungkook untuk memperkuat pernyataan bohong yang diucapkan Hana, seakan semuanya semakin membaik.

Semburat merah merona nampak begitu saja, membuat wajah Hana terlihat semakin sempurna tatkala mendengar JK memanggil nya 'by'.

"Huh syukurlah.. sudah kuduga semua akan baik-baik saja, eomma sangat yakin jika kalian pasti akan bisa saling bersatu" ujar nyonya jeon.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, akhirnya tuan jeon pun membuka mulutnya untuk menyampaikan sesuatu yang ia tahan sedari awal kedatangan JK dan Hana.

"Kook.. bisakah kau membantu appa mengambil beberapa cemilan dan minuman di dapur?" tuan jeon tiba-tiba saja membuat keadaan terasa hening. "Berdua saja.." sambungnya yang kemudian diangguki oleh JK.

"Eoh appa, biar aku saja yg mengambilkan nya"Hana.

"Kenapa kalian repot repot? Suruh saja maid" tegas nyonya jeon.

"Tidak-tidak, biar aku dan putra ku saja yang mengambil nya. Kalian para permaisuri tetaplah disini, jangan kemana-mana.. bukan kah begitu nak?" Tuan jeon melontarkan tatapan tersirat pada putra nya, dan Jungkook segera meng-iyakan hal tersebut.

"Ne.. untuk hal kecil seperti itu, kami para kaisar tangguh tentu saja bisa melakukan nya untuk permaisuri" JK.

"Dasar kalian ini.." ujar nyonya jeon disertai kekehan olehnya dan Hana.

Mereka berdua pun pergi ke dapur.. meninggalkan nyonya jeon dan Hana diruang keluarga, hanya berdua saja. Membuat sebuah keheningan ± sekitar 10 menit.

🥀🥀🥀

Hana POV

Aku menyeruput secangkir teh hangat yang telah disajikan untukku sedari tadi dimeja.

"Bagaimana dirimu? Apa sudah ada tanda-tanda kehamilan?" Tanya nyonya jeon memecah keheningan diantara kami.

Uhukk uhuk..

"Astaga.. kau ini"
"Pelan-pelan minumnya nak" nyonya jeon segera menepuk-nepuk pelan punggung ku.

Bagaimana tidak?
Aku terkejut setengah bingung mendengar pertanyaan nyonya jeon barusan. Aku sedikit berfikir lebih dulu untuk menjawabnya.

"Eum.. sepertinya kami masih ingin menundanya tahun depan eomma" aku membuat alasan klasik.

'menunda? Jawaban seperti apa itu? Aishh.. dasar pabbo!' ujar ku merutuki diri sendiri.

"Tahun depan? Bukankah terlalu lama? Kalian sudah menikah selama hampir 2 tahun. Lalu kalian masih mau menundanya? Apa kau tak mau menjadi ibu dari cucu-cucu ku nanti?" Jelas nyonya jeon yg sedikit membuat ku tersentak membulat kan mata ku dengan sempurna.

"Mm.. bukan seperti itu eomma, hanya saja––"

"Wahh kalian sedang membahas apa? Sepertinya sangat seru" ujar tuan jeon memotong pembicaraan.

Dirinya baru saja kembali dari dapur bersama JK dengan beberapa cemilan dan 2 botol anggur.

Ayah mertua ku dan JK pun kembali duduk dan menghidangkan semua makanan dan minuman yg telah dibawanya tadi.

"Maaf tadi obrolan kalian, ku potong begitu saja" tuan jeon.

"Eum.. gwenchana appa, bukan hal penting pula" ujar ku tak enak hati.

"Benar kt Hana, kami hanya sedang berbincang mengenai pernikahan nya saja" jawab nyonya jeon.

"Ayo silahkan dimakan sayang (untuk ku), kook.." lanjutnya pada kami.

"Ahh kami akan makan nanti eomma, sekarang seperti nya kami harus berpamit pergi. Sebentar lagi kami harus menghadiri acara party teman nya Hana" Jungkook segera menatap ku, dan sedikit menyenggol ku untuk memberikan isyarat.

'Sejak kapan temanku membuat acara party hari ini?' gumam ku dalam hati dengan bingung.

Isyarat yg sangat aku yakini, bahwa dia benar-benar ingin segera pulang dengan alasan palsunya. Ekspresi nya mulai berubah setelah kembali dari dapur, apa yang terjadi antar kedua nya?.

"Ah ne.., aku sampai lupa" aku menyengir, serta mengusap usap pelan tengkukku yang sama sekali tak gatal.

"Mianhae eomma, appa.. terimakasih atas jamuan nya, kami pamit" Jungkook dan aku pun memberikan hormat.

"Ne.. hati-hati ya sayang" tuan nyonya jeon.

Kami pun beranjak pergi dari rumah mewah tersebut.

*****
Vote and comment jangan lupa
See u next part
Masih banyak masalah yg akan diciptakan oleh author nih hehe

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang