22

226 22 4
                                    

"emm.. hai" Sapa Eunwoo dengan kikuk pada seorang yeoja yang tengah terduduk di halte tempat ia biasa menunggu bis sepulang kerja untuk pulang ke apartemen.

Dengan tatapan dingin dan menyelidik, yeoja itu hanya diam, menengok sekilas pada Eunwoo dan kembali beralih pada layar handphone nya.

"Ah ya, perkenal—"

"Jika kau hanya ingin berusaha mendekati ku, maka pergilah. Percuma saja mendekatiku, maaf tapi aku tak tertarik dengan dirimu ataupun wajah tampan mu itu" ketus yeoja itu dengan tatapan matanya yang masih tertuju pada layar handphone nya.

Sungguh pujian yang kritis -eunwoo.

"Y-ya bukan seperti itu, aku hanya—" belum sempat Eunwoo meneruskan ucapannya, ternyata bis sudah lebih dulu datang.

Yeoja tersebut segera bangkit memasukan handphone nya kedalam saku jaket nya dan memasuki bis disusul bersama Eunwoo dibelakangnya.

Hingga pemberhentian dihalte yang yeoja itu tuju. Yeoja itu kini berjalan memasuki sebuah perumahan elit yang terletak tak jauh dari apartemen Eunwoo.

Sebelum masuk kedalam, ternyata setiap yang memasuki kawasan elit ini harus memperlihatkan kartu identitas diri nya.

🌈🌈🌈

Eunwoo POV

Sedari halte, aku masih tetap membuntuti gadis itu. Bukan untuk berniat macam-macam, mendekati apalagi menculiknya.

Kini aku sudah berada di depan gerbang besar nan megah perumahan elit ternama di daerah ibukota Seoul ini. Setahuku dari internet, kawasan ini hanya ditempati orang-orang yang memang bergelimang harta. Seperti pembisnis besar, ataupun selebritis papan atas.

Gadis itu masuk lebih dulu, setelah itu aku menyusulnya masuk. Namun seorang petugas dipos keamanan depan perumahan ini menghentikan ku. Ia memintaku menunjukkan kartu identitas ku jika ingin berkunjung masuk.
-
-
-
Setelah memberikannya, aku segera menyusul ke arah terakhir kali aku melihat gadis itu pergi menghilang memasuki sebuah gang besar. Yak, Mana mungkin perumahan elit mempunyai gang sempit? Tidak ada kan.

Namun aku kehilangan jejaknya. 'Sial' umpat ku.

"Kenapa kau membuntuti ku?!"

"Omo!!.. ahh huuh untung tidak serangan jantung" ucapku benar benar terkejut melihat gadis yang ku buntuti itu tiba-tiba muncul di belakang ku. Aku mengatur nafasku sambil memegangi dadaku yang berdetak kencang.

Gadis itu menatapku sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Sebenarnya apa tujuan mu? Please go! dan jangan mengikuti ku lagi, atau kau akan menyesal telah mengganggu ku!" Gadis itu kini melanjutkan jalannya menelusuri gang.

Aku spontan menarik tangan nya dan membuat nya berbalik dan menabrak tubuhku secara mendadak. Dan kalian tahu apa selanjutnya??

Bugh!.


"Akhh!.. shit! Gadis sinting! Kau menendang masa depan ku" aku memegang sesuatu dibawah sana dengan rasa yang sulit diartikan. Aku benar benar meringis merasakan sesuatu dibawah sana berdenyut nyeri.

Setelah yang dilakukan nya barusan padaku..
dengan rasa tak bersalah, gadis tersebut berjalan menelusuri perumahan dengan tempo cepat untuk menghindari ku.  Akan tetapi, entah kenapa.. hatiku berbicara, aku harus menjelaskan maksud ku mengikuti nya agar tak salah paham. Walaupun ku tahu, dia bisa mengancam keselamatan ku jika masih terus mengikutinya.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang