25

185 14 2
                                    

Pukul 06.30 waktu setempat

Seorang gadis cantik kini tengah terburu-buru merapikan beberapa berkas pekerjaan nya yang penting. Tak perduli dengan pakaiannya yang telah sedikit acak acakan karena dirinya terlalu tergesa-gesa.

Waktu keberangkatan nya kini tersisa setengah jam lagi. Walau ia tahu, dirinya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk ke kantor.

Tetapi dia juga harus mengantisipasi jika saja pagi pagi seperti ini bus umum yang menjadi transportasi andalan nya terkadang mengalami keterlambatan akibat kemacetan.

Sesaat sebelum keluar apartemen, dia menghentikan langkahnya. Mengingat ada sesuatu yang terasa terlupakan, dengan cepat.. dia pun kembali memasuki salah satu kamar diapartemen nya itu.

Dibukanya sebuah pintu kamar, yang memperlihatkan sang pemilik kamar masih terlelap dalam nice dream nya.

Astaga, aku bahkan melupakan bedebah ini -Sejeong.

Sejeong segera menghampiri yeoja itu dengan cepat.

"Somi ya, ireona palli! (Cepat bangun). Kita sudah terlambat!" Sejeong kini menarik sebuah selimut tipis nan halus yang menutupi tubuh Somi.

"Hm.. duluan, aku akan menyusul" ujar sang empu dengan malas dan menarik kembali selimutnya hingga menutupi keseluruhan tubuhnya.

"Ck.. kau ini, terserahlah" Sejeong pun pergi.

Ia benar-benar bingung dengan kelakuan Somi. Bisa bisa nya dengan waktu berangkat kerja yang mepet, dirinya masih enggan untuk bangun dari kasur.

🌈🌈🌈

Somi POV

Kini sebuah berkas pantulan cahaya matahari dicermin mengenai wajahku. Membuat ku menghela nafas kasar dan terpaksa terbangun dari tidurku untuk kedua kalinya.

Yang pertama?

Yang pertama kalinya, ya saat Sejeong membangunkan ku tadi dengan ocehannya.

Aku pun mengambil sebuah benda persegi panjang ringan yang terletak diatas nakas. Dengan malas, aku mengusap layar benda tersebut yang menampakkan sebuah hitungan jam.

Tertera disana, pukul 06.45.

Aku berdecak malas, pikiran ku masih kosong. Ingin sekali aku tertidur lebih lama.

Sesaat aku melirik pada sebuah cermin yang tergantung cantik didinding yang menampakkan pantulan wajah ku yang bengkak khas bangun tidur.

Tiba-tiba saja aku terdiam. Sebentar, tadi aku melihat pukul berapa?.

Aku segera kembali mengambil handphone ku dan melihat jam kembali. Kini sudah pukul 06.47.

Aku semakin membulatkan mataku dengan sempurna saat melihat sebuah jam loker yang terletak tak jauh dari ku.

Ohh shit!

Itu artinya? Waktu keberangkatan ku untuk bekerja tinggal 13 menit lagi? Woahh it's so crazy.

Aku segera bangun, ah tidak-tidak. Kurasa aku segera melompat dari kasur dan berlari ke kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka dan sikat gigi.

Setelah itu, aku bergegas mengganti pakaian ku dengan setelan baju kantor ku yang lebih rapi.

Somi POV end.

🌈🌈🌈

Setelah melaksanakan rapat bersama beberapa CEO ternama di Korea. Jungkook pun akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan sebuah agensi entertainment nya dulu, yang tak lain adalah Bighit Entertainment.

----Skip----

"Tuan Park!" Panggil Jungkook.

Woojin pun menengok kearah Jungkook.

"Ya?" Sahutnya dengan singkat.

"File mu tertinggal diruang rapat ku" seru JK sambil memberikan file tersebut pada sang pemilik.

"Oh kamsahabnida" woojin mengambil filenya itu dan memberikan salam hormat sebagai tanda terimakasih.

Tapi Jungkook tak menghiraukan nya karena sedang memperhatikan sesuatu di tangan woojin.

"Tuan jeon??"

"Y-ya?.." Jungkook malah berbalik tanya.

"Ada apa? Kenapa melihatku dengan menyelidik seperti itu?" Woojin.

"Tidak ada, itu perasaan mu saja" Jungkook berekspresi sebiasa mungkin, dan memberikan jawaban palsu.

"Em.. baiklah, kalau begitu saya permisi tuan Jeon" ujar woojin yang kemudian pergi keluar dari kantor perusahaan Jeoncorp.

Jungkook terdiam ditempat, memperlihatkan pria tersebut dengan perasaan membingungkan hingga pria itu tak terlihat, hilang dibalik lift.

🌈🌈🌈

Eunwoo POV

Mendung dengan cuaca yang sedikit tak mendukung. Beribu ribu rintik hujan berjatuhan secara perlahan.

Aku kini memasuki sebuah gang sempit di penghujung jalanan Seoul yg sepi. Berjalan dengan santai nya, sambil sesedikit bersenandung ria.

Hhmmm~~

"Semuanya sudah beres nona"

"Great job, ini bayaran mu. Tutup mulut, atau mati?! mengerti?"

"Hahaha tenanglah, terimakasih. Aku pergi"

Aku terdiam, wanita yang kulihat itu? Itu bukankah sepupu ku Yeonwoo?. D-dan pria itu, siapa dia? Apakah salah satu anak buahnya.

Aku bersembunyi dibalik tumpukan kardus kardus bekas yang cukup banyak. Aku mendengarkan sambil memperlihatkan mereka dibalik celah celah kardus.

Brugh..

"Siapa disana?!" Teriak si wanita itu tatkala mendengar suara sebuah kardus terjatuh dari tumpukan nya.

Sial! Kenapa aku menyenggol nya?! -batinku.

"Dasar ceroboh, pasti ada yang mengikuti mu kesini!" Wanita itu sudah mulai emosi.

Ctrakk..

Dibantingnya sebuah gelas digenggamnya hingga pecah menghantam aspal jalanan yang basah akibat rintik hujan.

"M-maaf nona, tapi saya—"

"Cepat cari dia hingga dapat! Jika tidak? Kau pasti tahu akhirnya" Wanita itu menunjukkan jari telunjuk nya tepat dihadapan anak buahnya itu.

Hingga orang yang dimaki-maki tersebut hanya bisa tertunduk mendengarkan ocehannya.

Segera aku memanfaatkan momen dmn saat saat mereka bertengkar, dengan kabur. Kurasa itu hal yang memang harus dilakukan. Dengan langkah perlahan, aku menjauhi kedua nya sambil mengendap-endap di balik tumpukan kardus bekas ini.

"Berhenti!" Pria itu kini berjalan sangat cepat ke arah ku. Ahh tidak, dia bisa dibilang sedang berlari.

Bagaimana ini?

Tamatlah diriku, tak seharusnya aku disini.

Eunwoo POV end

****
Vomment ny jgn lupa y
Mian author Udh jrng update
Author ny lg sibuk persiapan kegiatan, jd lagi fokus kesana dlu.
Sampe kelupaan sama ini cerita :')

Mian ya readers udh dibuat kecewa karena slow update :-\

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang