Pagi hari seperti biasanya, Hana sudah siap menunggu Jungkook dan yang lain untuk sarapan bersama.
"Morning eonni.." Somi baru saja turun dari kamarnya, lalu menghampiri Hana yang tengah terduduk melamun dikursi makan.
"Eoh? kau sudah bangun" Hana tersenyum simpul menanggapi nya.
"Ada apa?.. apa kau memikirkan yeoja yang datang bersama jungkook itu?" Somi.
"Ah Aniya. Kau bicara apa? aku hanya sedang.. em.. memikirkan?" Hana nampak berfikir.
"Memikirkan.. ingin memasak apa untuk nanti malam.. nah iya itu" sambung nya lagi.
"Benarkah??.." Somi menatap Hana dengan menyelidik.
-
-
"Morning all.." wanita menyebalkan yang datang bersama jungkook semalam kini datang menghampiri dua kakak beradik itu. Ia memaksa untuk menginap disini entah sampai kapan.Tak lupa, ia menggandeng lengan kekar jungkook dengan erat. Namun berulang kali ditepis oleh Jungkook.
Hana sedikit cemburu, kesal, dan tentunya tak suka melihat perilaku yeoja itu yang sembarangan. Semua itu sangat terlihat diwajahnya, meski ia memasang wajah baik baik saja. Walau ia tahu, yeoja itu adalah kekasih gelap Jungkook,—yeonwoo.
"Bisakah kau lepaskan tanganku!" Jungkook segera menepis kasar tangan cantik yang memegang lengannya.
"Kau ini kenapa? kau jadi kasar padaku" Yeonwoo cemberut.
"Terserah!.." jungkook segera mengambil tempat duduk disebelah Hana. Namun yeoja itu malah ikut duduk disampingnya.
*Posisi duduk : Hana-jungkook-yeonwoo.
Dan somi duduk dihadapan mereka semua sendirian.
Hana tak mau terlihat menyedihkan dihadapan mereka. Ia segera menyajikan makanan untuk semua, terutama Jungkook. Bahkan ia sampai lupa untuk menyajikan makanan untuk nya sendiri.
"Eonni.. kau tidak makan?" Somi menyeringit bingung.
"Ahh aku tadi sudah makan lebih dulu.." Hana.
Tumben sekali Hana makan lebih dulu -batin jungkook.
"Baguslah.. emm sayang, suapin aku dong" Yeonwoo sukses membuat semua nya menoleh kearah nya.
Apa yang dikatakan nya barusan? Suapi? Dasar menjijikkan cih.. -gerutu Somi.
"Wah aku sangat bersyukur tuhan masih memberi ku tangan untuk makan sendiri!" Sindir Somi.
"Kau menyinggung ku?" Yeonwoo menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan tak suka.
"Aku? Ah kau sepertinya perasa sekali nona, aku hanya sekedar berucap saja. Bukankah sangat tak nyaman jika merepotkan orang lain?"
"Aish.. sudahlah—Somi lanjutkan makan mu dengan baik" Hana sudah tak heran bila adiknya sangat blak-blakan saat merasa tak nyaman.
Raut wajah Hana kini sedikit tak enak, wajah nya jadi lebih pucat. Untungnya Jungkook hanya diam tak menghiraukan perkataan Yeonwoo barusan dan beralih pada Hana.
"Ayo makan lah.." kini tangan putih berhiaskan arloji dengan harga fantastis itu justru mengarahkan sendok makannya kepada Hana.
"Eh a-aku?"
Ingatlah bahwa kini detak jantung Hana sedang mengadakan pesta setelah Jungkook menariknya untuk duduk, dan sekarang ingin menyuapi nya.
Ada apa dengan sikapnya hari ini? T-T
Oh astaga jantung! jangan berdetak terlalu cepat -batin Hana memberengut.
"Sedikit saja, demi aku.." lagi-lagi jungkook memperlihatkan wink nya untuk Hana. Ah sialan! Ia tahu betul istrinya ini akan sulit menolak kemauan nya jika sudah begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the greatest wife✓
Fanfiction✓kenapa harus aku? ✓berusaha dan berjuang sendirian? ✓kepada siapa sakit ini ku ceritakan? Publish : 20-01-2019 Highest rank : [200619] #1 in Eunmi [250619] #1 in Yeonwoo [310619] #54 in Nancy [231019] #70 in ioi [081219] #4 in Second [140120] #13 i...