30

190 13 3
                                    

#ruang sidang

"Dengan ini hakim memutuskan hukuman untuk terdakwa, tuan Myung jin Hyuk. Atas percobaan penyerangan yang dilakukan nya untuk ke-4 kalinya, saya memutuskan.. hukuman 7 tahun penjara atau dengan membayar denda, sebesar 20,5 juta won!"

Tuk tuk tuk..

Kini hakim telah mengetuk palu keadilan nya. Tidak ada yang bisa menggangu gugatannya lagi.

Semua orang berdiri, para hakim pun pergi meninggalkan tempat persidangan. Disusul para jaksa, dan pengacara, juga beberapa orang yang ikut keluar setelah menyaksikan persidangan kali ini.

Beberapa orang sangat terlihat tersenyum mendengar keputusan yang diambil oleh hakim tersebut. Pasalnya pria itu memang sudah lama membuat banyak warga risau akan keberadaan nya.

Banyak orang juga yang memberikan pujian kepada jaksa yang menangani kasus ini. Termasuk si korban terakhir—Eunwoo.

"Yunjae-ssi.." Diantara beberapa kursi duduk para saksi, Eunwoo kini berjalan menghampiri jaksa itu dan memberikan hormat.

"Ah kau, pria yang waktu itu jadi korbannya? Annyeong" Yunjae juga tak lupa membalas hormat nya.

"Ne, aku sangat berterimakasih karena kau telah membantu ku. Kamsahabnida" Eunwoo mengulas senyumnya.

"Eh tak perlu sungkan, memang itu sudah menjadi tugasku. Juga tak perlu se formal itu padaku, ingat kita seumuran" Yunjae tersenyum ramah.

"Ah ne.." Eunwoo.

"Ini sudah hampir waktu makan siang. Emm.. bagaimana jika kita makan siang bersama? " tawar Yunjae pada Eunwoo.

"Boleh, kalau begitu aku saja yang bayar. Sebagai tanda terimakasih ku" Eunwoo.

"Hm.. untuk kali ini ya, ku izin kan kau mentraktirku haha ayo" ajak Yunjae yang langsung merangkul pundak Eunwoo.

Mereka terlihat mudah akrab, dan akhirnya mereka berdua pun pergi bersama untuk makan siang.

🌈🌈🌈

Disebuah ruangan dengan pencahayaan yang tak begitu terang. Kini seorang wanita cantik sedang duduk ditemani anak balita, dihadapan seorang terpidana yang pisahkan oleh sebuah kaca tembus pandang dengan 3 lubang kecil untuk masuk keluarnya suara.

Balita dengan usia kira kira baru menginjak 2 tahun. Balita cantik nan menggemaskan, usia yang memang sedang lucu lucu nya untuk diajak bermain.

"Waktu kunjungan hanya kurang lebih 10 menit, setelah itu tidak ada waktu tambahan. Jadi jangan buang waktu, mengerti?" Jelas seorang polisi yang kemudian diangguki si terpidana tersebut. Polisi tersebut pun pergi mengawasi kedua orang dewasa dan satu balita itu dari kejauhan.

"Appa.. ap-pa" ujar balita tersebut dengan semangat saat melihat ayahnya datang.

"Hei sayang, Appa juga merindukan mu—kenapa kau membawa nya kemari?" Terpidana tersebut tiba-tiba saja merasa tak senang dengan keberadaan wanita yg ada dihadapannya.

"Wae? Apa kau takut jika anak mu ini sudah mengerti siapa dirimu sekarang (seorang terpidana), lalu ia takkan mengakui kau ayah nya? haha" wanita tersebut terkekeh. Sesekali ia mengajak bercanda anak kecil yang kini berada di pangkuannya.

"Diam lah, jangan memancing emosiku dihadapan putri ku—Apa maksudnya ini? Kenapa kau tidak membebaskan ku seperti sebelum sebelumnya?" Tanya terpidana tersebut.

the greatest wife✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang