"Emang dari dulu aku tuh udah bodoh, jadi mau diapain juga tetap percaya bahkan bertahan."
***
Dulu dirimu pernah membuatku terbang bahkan hingga naik ke bintang - bintang, namun kini diriku kau hempaskan jauh ke dalam jurang yang curam. Ragaku memang terlihat masih tetap seperti dulu, tapi tidak dengan hatiku.
Bukan masalah mudahnya kamu ninggalin aku, tapi masalah perjuangan kita dulu untuk bersama, membentuk keluarga hingga mempunyai anak dan kita sudah sempurna. Tapi apa? Siapa yang tahu dia datang dan kamu malah memilihnya.
Jika kamu ingin mengajakku ke tempat yang tinggi, kamu berhasil. Dan selamat, kamu juga berhasil menjatuhkan diriku langsung tanpa rasa kasihan.
Kakiku mungkin bisa melangkah dengan mudah menjauhimu, namun pandanganmu lah yang membuatku mengurungkan hal itu.
Park Chanyeol, terima kasih dan bahagialah selalu.
Tertanda,
Eun Iva
♦♦♦
"Iya... Gua ngga apa-apa. Anak-anak sama gua semua untungnya."
"...iya, Jen iya."
"Ngga usah kemari, tiga hari kedepan mungkin gua pulang."
.
.
.
.
.
"Iya, gua sama dia. Oke, daahh..."
Gua menekan tombol merah dilayar HP lalu memasukkannya ke tas selempang putih.
Orang itu masih duduk di sofa panjang miliknya. Dan gua disini, di apartemen miliknya yang ngga jauh dari Namsan tower.
Gua menghampirinya, dan memandangnya dengan penuh pertanyaan. Ditambah rasa tidak enak yang tidak dapat dipungkiri terus mengepung jantung gua.
"Jadi," Ia meletakkan cangkir kopi dimeja. "Gimana?" Sambungnya.
Gua masih berdiri didepannya. Ngga bisa dibayangkan bagaimana rasa takut gua saat ini.
"Hmm?" Dia berdehem kecil.
"G-- Gua izin keluar, ya? Mungkin besok pulang, sorry ngerepo-"
"Va!"
Bentakannya berhasil membuat gua bungkam. Badan gua bergidik seru dan menatapnya penuh ketakutan.
Ia menghela nafas berat. "Lo mau kemana emangnya?"
"Gua ngga tau. Tapi mungkin bakal cari apartemen yang murah, jadi daripada ngerepotin disini. Gapap-"
"Gapapa apanya!?" Potongnya lagi dengan nada meninggi.
"Diluar sana dingin, belum lagi lo bawa anak-anak. Terus, lo juga gatau tempat mana yang harus dituju kan?" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Papa
Fanfiction[Sequel MAN-PCY]|•TAMAT•| "Pakein popok anak susah amat sih? padahal bentuknya sama aja kaya sempak gua!" Dumelnya sendirian, ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu bersuara kembali. "INI DEPANNYA YANG MANA, VA?" *** Dari...