37. I'll Keep Hoping

976 145 30
                                    

Aku suka kalo kalian boom comment :)
*****

"Mas, ayo bangun. Kamu kerja, kan?"

Aku membangunkan Chanyeol dari tidur nyenyaknya. Pagi ini, suasana rumahku sudah kondusif seperti sedia kala.

Chanyeol yang masih setengah sadar hanya terduduk di posisinya. Dengan wajah kusut, rambut berantakan dan otot tangannya yang kelihatan karena ia memakai kaos tanpa lengan untuk tidur. Ugh...

Cup

Aku mencium pipinya. "Ayo bangun, sarapan udah siap," kataku seraya memberinya semangat.

Ia mengangguk pelan kemudian bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku menggelengkan kepala, gemas melihat tingkahnya seperti anak SD. Hah, andai saja aku akan terus melihatnya seperti ini selamanya. Pasti indah sekali bukan?

Aku keluar kamarku, lalu menuju kamar anak-anak untuk mengecek apakah mereka sudah bangun atau belum. Kubuka pintu putih kamar mereka dan benar saja, Letta sudah bangun terlebih dahulu tanpa menangis.

Astaga, dia mirip bundanya. Rajin :)

"Sini sayang sama Bunda."

Aku menggendong Letta dari ranjangnya. Gadis kecil manis ini tersenyum dengan begitu manisnya. Mata jernih, bulu matanya yang lentik dan cantik begitu mempunyai daya tarik tersendiri bagi dirinya.

"Dadaaaa..."

Baru selangkah ingin keluar, Carlo pun bangun dari tidurnya. Aku membalikkan badan dan menghampiri si pangeran kecil.

"Aa udah bangun. Baru aja bunda mau tinggal," gumamku di depan wajahnya yang mungil, namun pipinya sangattt gembul.

Dengan kekuatanku, aku menggendong Carlo juga di tanganku yang satunya. Astaga, kenapa mereka tambah berat?

Aku berjalan keluar menuju dapur dan dengan perlahan meletakkan mereka, anak-anakku satu persatu di meja makan bayinya.

Untung gak ada yang ngompol ataupun BAB. Pinter banget anakku.

"Ndaaa..."

Itu Carlo yang memanggilku.

"Kenapa, A?"

"Mamamam..."

"Mau emam?" tanyaku, ia tak mengangguk tapi aku tau arah pandangnya ketika melihat makanan.

Aku tersenyum, lalu mengambil bubur bayi yang ada di lemari dapur. Umur mereka sudah menginjak 1 setengah tahun, dan ya sebentar lagi 2 tahun. Berarti sebentar lagi aku akan melihat mereka bisa berjalan.

Itu pun jika aku masih bisa melihat mereka di dunia ini.

Hahaha... sungguh miris.

"Mas, sini sarapan dulu."

Chanyeol berjalan ke arah kami dengan kemeja polos, dasi yang hanya melingkar asal di leher, dan tas kerjanya.

Ia duduk di depanku. "Pakek telor atau ayam?" tanyaku.

"Telor aja," jawabnya yang sedang fokus memakai dasi.

Aku mengangguk. Setelahnya aku pun menyodorkan sarapan untuknya dan menuangkan minum.

Chanyeol memakan sarapan paginya dengan lahap, dan aku senang. Aku kembali menyuapi Carlo dan Letta.

"Va," panggil Chanyeol. Aku menoleh, "Mau cari pembantu baru gak?"

Aku mengernyit. "Buat?"

"Buat ngurusin rumah."

"Kayaknya gak perlu deh, Mas. Aku masih sanggup kok," kataku.

How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang