45. End

1.2K 136 91
                                    

Baca bismillah ya... Semoga doa kalian terkabul. Siap-siap jantung.

Saran, setel lagu yang tenang dan mellow. Ini wajib, terima kasih.
Dan... Selamat membaca^_^
****

Keadaan Iva kritis. Dan sempat beberapa kali jantungnya melemah bahkan berhenti berdenyut. Iya, separah itu kondisi Iva sekarang.

Chanyeol yang tak sanggup mendengar kabar istrinya yang sedang dalam kondisi ini, ia sempat lemas dan hampir pingsan karena tak kuasa menahan sakit, sedih dan putus asa yang campur aduk menjadi satu.

Semua kerabat dekat Iva berkumpul di rumah sakit sejak mengetahui kabar buruk ini. Tak ada satupun yang tak datang. Semua seolah reuni namun dalam rasa gundah dan sedih.

Di tempat lain, Jin kini tengah berusaha membujuk dan memaksa dokter Yi Xing untuk membawa Iva ke China agar bisa ditangani di sana. Bukan hal yang mudah bagi Jin melakukan ini. Kelulusannya menjadi seorang dokter menjadi taruhan. Namun entah apa yang ada di pikiran seorang Jin. Dengan gilanya, ia memilih untuk tetap mendesak dokter Yi Xing agar menerbangkan Iva ke China.

Dengan segala kepasrahan dan keterpaksaan, dokter Yi Xing pun memutuskan untuk segera membawa pasiennya yang bernama Iva ke China agar ditangani oleh spesialis syaraf di sana. Walau kemungkinannya kecil untuk bisa sembuh.

Dokter Yi Xing mengurus janji dengan kerabat karib asal negara tempat tinggalnya, sementara Jin berlari dari ruangan dokter Yi Xing menuju ruang IGD tempat dimana Chanyeol berada.

Langkah demi langkah Jin berlari, orang demi orang ia lewati. Hingga pada akhirnya, di tikungan lorong IGD ia sampai, dan semua orang yang ada di sana memandangi Jin yang kini terengah-engah.

Jin mencari Chanyeol, kemudian intens matanya terkunci pada satu subjek yang kini sedang duduk di bangku besi sambil merunduk.

"Yeol!" panggil Jin cukup keras.

Dengan air muka sedih berantakan, Chanyeol mengangkat kepalanya dan menengok ke arah Jin.

"Malam ini," kata Jin. "Iva bisa berangkat ke China."

Sedetik setelah Jin memberi kabar baik itu, Chanyeol bangkit dari duduknya dengan cepat dan mata yang terbuka lebar.

Chanyeol yang masih terpelongo hanya bisa berdiri di tempatnya dengan mulut sedikit terbuka. Perlahan, Chanyeol berjalan menghampiri Jin, kemudian pria bermarga Park ini memeluk Jin dengan sangat erat.

Matanya memanas, dan perlahan air matanya meleleh keluar.

"Makasih...Makasih banyak, Jin!" ucapnya yang hanya terdengar samar.

Jin membalas pelukan Chanyeol, lalu menjawab. "Sama-sama, Yeol."

Bukan hanya Chanyeol saja yang merasa lega, namun semua orang yang ada di belakangnya juga ikut bahagia, bahkan Jennie sampai menangis penuh haru. Ia sangat berharap dan terus memanjatkan doa untuk kesembuhan sahabatnya yang kini tengah berjuang melawan masa kritisnya di dalam ruang sana.

Pelukan Chanyeol Jin terlepas. Tak ambil waktu lama, Chanyeol segera meminta mama Iva untuk mengambil baju-baju Iva di tempat laundry khusus rumah sakit dan mempersiapkan barang-barang keperluan Iva untuk di China nanti.

Chanyeol tak bisa pergi kemana-mana mengingat dia lah satu-satunya orang yang akan paling dicari apabila ada kabar terbaru tentang Iva.

Semua tidak lagi membahas pasal harapan. Tapi bersaing dengan waktu.

Bagaimana waktu menyelesaikannya kali ini?

*****

10.42 PM

How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang