35. Diagnosa Iva?

1.2K 163 65
                                    

Kalo part ini ramai,
aku bakal double update!
.
.
.

"Kamu gak apa, itu hanya penyakit. Aku akan disini bersamamu sampai penyakit itu hilang, bahkan aku berharap berpindah padaku. Itu gak apa."

****

"Muntah Iva tadi warna hijau, Jin."

Suasana hening beberapa saat. Baik Chanyeol maupun Jin tak ada yang berbicara kembali.

Chanyeol hanya diam sambil menggigit jarinya. Hatinya cemas bukan main setelah melihat keadaan Iva yang semakin memprihatinkan, ditambah lagi, ia pun belum mengetahui penyakit apa yang menyerang istrinya itu.

Sementara orang di seberang sana, Jin luar biasa terkejut setelah mendengar perkataan Chanyeol mengenai keadaan Iva. Apa benar?...

"Jin?"

"E-eh, iya, Yeol... Gini," Jin kembali berdehem. "Mungkin itu efek dari sinar bio CT scan-nya. Sama aja kayak orang lagi di kemoterapi, pasti efek sampingnya begini."

Chanyeol menghela nafas lega.

"Mending besok kita cari tau aja lewat laporan CT scan-nya, ya. Semoga istri lo baik-baik aja."

"Aamiin... Oke, makasih banyak, Jin. Sori ganggu malam-malam."

"Sama-sama. Santai aja, Yeol."

Setelah Jin menyahut, Chanyeol mematikan telponnya. Ia meletakkan ponselnya di atas kasur, kemudian beringsut ke ruang dapur untuk membersihkan beling dan juga muntah Iva tadi.

Ia berjalan begitu pelan. Mengais beling besar hingga yang kecil-kecil menggunakan tangan kosong. Ia rasa sudah bersih, dirinya bangkit menuju wastafel untuk membersihkannya dari cairan hijau yang keluar dari lambung Iva.

Tak ada rasa jijik sedikitpun dalam diri Chanyeol. Jikapun nanti, ia harus mengurus Iva dari mulai makan, buang air bahkan apapun itu, ia rela demi Iva. Nanti.

"Ssshhh-AH..."

Chanyeol meringis kesakitan saat dirinya tak sengaja menginjak beling yang masih berserakan di sudut tembok. Sial, ini pasti gara-gara Chanyeol tak fokus.

Jika dipikir-pikir, bagaimana mau fokus kalau pikirannya bahkan perasaannya kini hanya tertuju pada satu subjek yang sangat berarti dalam hidupnya selama ini.

Chanyeol hanya bisa terus berdoa dan berharap. Agar Iva tidak kenapa-napa, dan keluarganya bisa hidup dengan bahagia. Selamanya...

Sementara di domisili yang berbeda, Jin kini sedang berkutat dengan laptopnya. Ia terus mencari penyebab mengapa Iva bisa muntah berwarna hijau seperti yang dikabarkan Chanyeol tadi.

Jujur, itu hanyalah sebuah alasan klise seorang dokter yang tak paham mengenai penyakit dalam seperti Jin. Itu memang bukan hal yang baik, namun setidaknya itu sebuah kewajiban seorang dokter untuk memberikan ketenangan, walau hanya bersifat sebuah 'alasan'.

Klik!

Dibukanya sebuah blog yang menampilkan beberapa penjelasan medis mengenai penyakit dalam. Bola matanya bergulir cepat membaca tulisan-tulisan kecil di layar laptop tersebut.

"Sial."

Ia mengumpat, kemudian mencari blog lain. Membacanya, dan terus begitu hingga jarinya bergemetar hebat. Dirinya menjadi ketakutan, wajahnya berkeringat dingin setelah dapat menyimpulkan bahwa...

"Iva gak apa-apa," ucapnya. "...semoga."

*****

Sinar mentari pagi yang hangat menembus jendela bening kamar. Gua terbangun dari tidur yang gua rasa sudah cukup lama. Mata gua mengerjap beberapa kali, lalu barulah terasa seperti ada yang memeluk tubuh gua.

How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang