Sudah dua hari gua tinggal di apartemen milik Vernon. Sudah dua hari pula gua ngerepotin Vernon.
Gua ngga tau harus ngapain saat ini. Chanyeol kayanya emang bener-bener mau ninggalin gua, ninggalin keluarganya demi Mina.
Sampai saat ini, gua masih ngga tau apa yang ada didalam pikiran Chanyeol ngelakuin ini ke gua. Dia melakukannya seakan ngga gunain hati.
Jennie Azzahra: Va, lu msh di Korea?
Ivaa: iya
Jennie Azzahra: kpn plg?
Ivaa: gatau juga Jen.
Ivaa: Vernon akhir-akhir ini lg sibuk sama kerjaannya. Plg malem trs, jadi gua gaenak juga kalo minta pulang.Jennie Azzahra: lagian lu, gua udh blg biar gua aja yg jemput.
Ivaa: Elah, ngga usah Jen. Wkwkw
Ivaa: Yaudah gua mau off dlu yaJennie Azzahra: Ok, take care ya.
Ivaa: Iya, lu juga
Pas banget saat gua meletakkan HP diatas nakas, pintu kamar apartemen terbuka.
Ya, sang pemilik kamar apartemen ini pulang dengan membawa tas kerjanya dan jas yang sudah dilepas, hanya memakai kemeja putih dengan dasi yang kendur di lehernya.
Dia lelah...
Gua menghampirinya dengan antusias. Niat membantu, bukan yang lain.
"Mas..."
Mata Vernon menajam kearah gua saat gua keceplosan mengatakan 'mas' kepadanya.
Astaga! Bodoh bodoh!
"Maaf, maksud gua... Ver," Tukas gua dengan nada rendah dan tertunduk malu.
Ia menggeleng kepala, lalu menutup pintu.
"Sini, gua bawain," Tawar gua.
Vernon mengernyit heran.
"Kenapa? Salah?" Tanya gua membalas tatapannya.
Ia menggeleng lagi, lalu memberikan tas dan juga jasnya ke gua.
"Duduk dulu. Biar gua buatin teh hangat, diluar pasti dingin."
Vernon mengangguk lalu berjala pelan beriringan dengan gua yang ingin menuju kamar untuk meletakkan barang-barang Vernon.
Gua keluar, lalu menuju dapur untuk membuatkannya secangkir teh hangat. Tak perlu waktu lama, gua kearah sofa dan menyuguhkannya.
"Makasih," Ucapnya singkat.
"Sama-sama."
Ia menyeruput teh hangat itu dengan nikmat. Lalu mengecap dengan seru.
"Kemanisan? Atau kepahitan?" Tanya gua sesudahnya.
Ia menggeleng. "Pas."
Gua tersenyum lega. Baru langkah pertama saat gua ingin meninggalkannya sendirian, ia menahan gua.
"Mau kemana?" Tanyanya.
"Ke kamar, bangunin anak-anak."
"Ngapain di bangunin?"
"Biar lu bisa tidur di kamar. Biar gua sama anak-anak yang di sofa."
Tragis memang.
Bayangkan betapa sedihnya keadaan gua saat ini. Bukannya tidak bersyukur, namun... Keadaan gua bukan kaya dulu yang masih remaja, bebas ngapain aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Papa
Fanfiction[Sequel MAN-PCY]|•TAMAT•| "Pakein popok anak susah amat sih? padahal bentuknya sama aja kaya sempak gua!" Dumelnya sendirian, ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu bersuara kembali. "INI DEPANNYA YANG MANA, VA?" *** Dari...