31. Miss you

1.5K 181 62
                                    

Novel 'My Annoying Neighbor' bisa kalian pesan kapan saja di WeShinePub
Jangan sampai tidak beli, hehe.. 😗♥

*****

Pagi ini gua tengah berada di ruang tamu bersama anak-anak dan juga Kiky. Ya, kalian jangan heran mengapa kami, maksudnya gua dan Kiky menjadi lebih dekat. Kalau masalah kaget pasal ucapan Kiky semalam, gua sangat-sangat kaget. Itu hal yang langka bahkan kali pertama seorang Kiky berkata seperti itu. Sungguh, dia benar-benar dewasa sekarang ini.

"A, nda boyeh digigit ya HP om Kiky nya."

Gua mengambil ponsel Kiky yang sudah bercampur liur dari tangan Carlo kemudian mengembalikannya ke sang pemilik yang kini sedang asyik menciumi Letta.

"Letta matanya cantik banget, Ka," kata Kiky.

"Sama kayak Kakak."

Kiky memutar bola matanya. "Iyain."

Kemudian gua terkekeh.

"Ky, ajak Maura main dong."

Kiky pun menghela panjang. "Bentar," tuturnya kemudian mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Maura.

Ya, gua rindu sekali dengan Maura. Gadis manis yang statusnya masih bertahan sebagai pacar Kiky, sekaligus sudah gua anggap sebagai adik sendiri, cukup lama gua nggak melihatnya bahkan tau kabarnya pun nggak.

Sudah hampir 3 tahun sejak tragedi itu. Maura sudah bisa menerima kepergian sang kakak dengan ikhlas. Ya, tak perlu gua beritahu lagi apa yang terjadi dengan Baekhyun, kakak Maura yang tewas tragis saat malam itu (kalian bisa tau apabila membaca novel 'My Annoying Neighbor').

Satu hal yang gua tau, sekarang dia tinggal bersama ayah angkatnya dan juga kata Kiky, Maura sudah punya bisnis kecil-kecilan entah apalah itu. Setidaknya dia punya penghasilan untuk menambah uang jajanya sendiri.

Mandiri sekali, bukan?

Apa kabar dengan si pacar yang kerjaannya tiap hari hanya tiduran, makan, main game dan siklusnya terus begitu kayak orang nolep. Dasar Kiky.

Gua juga nolep mulu, btw :"( -Author

Tak lama kemudian bel rumah berbunyi dan dapat dipastikan itu Maura. Kiky segera meluncur keluar untuk menghampiri pacarnya itu.

"Ka, nih Maura."

Gua pun segera berdiri dan juga ikut menghampiri Maura. Kami saling berpelukan dengan begitu erat seraya melepas rindu layaknya saudara kandung yang baru aja bertemu kembali.

"Kamu apa kabar, Ra?" tanya gua setelah mengajak Maura duduk.

"Baik, Ka," jawabnya. "Kakak sendiri gimana kabarnya?"

"Baik juga, kok."

Gua tersenyum, pun dengan Maura.

Gua tersenyum, pun dengan Maura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang