Special Part and Surprise!!!!

973 127 80
                                    

Sesuai janji, ini ada spesial part dari aku. Dannnnn.... Bakal ada kejutan di akhir cerita^^
Selamat Membaca!
***

Suara dentingan sendok yang beradu dengan garpu mulai mengisi kekosongan ruang makan keluarga Park pagi ini.

"A, nanti Ayah antar atau mau berangkat sendiri?" tanya si pemilik rumah ini, sekaligus ayah dari kedua orang anak kesayangannya.

"Aku naik motor aja, Yah," jawab anak lelaki tampan di depannya.

Chanyeol tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangannya pada anak perempuannya.

"Kamu mau bareng Ayah, Dek?"

Anak itu menggeleng. "Aku—"

"Biasa. Letta bareng bucinannya, Yah," potong anak laki-laki itu berniat menyindir.

Letta pun berdecak sebal. "Apaan sih, A. Kan aku yang ditanya, ikut campur aja!"

"udah, jangan berantem ah!" tegur Chanyeol sabar.

"Itu, Aa Carlo duluan, Yah."

"Ih, kok Aa? Kamunya aja yang sensian!"

Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepala dan mengusap wajahnya. Ia menghela nafas panjang, lalu melepas kacamatanya itu. Ternyata mengurus dua orang anak yang mulai pubertas itu susahnya minta ampun.

Apalagi, sendiri. Tanpa seorang istri.

"Ayah," panggil Letta.

"Kenapa, Dek?"

"Ayah... G-gak ada niatan buat nikah lagi?" tanya Letta takut-takut.

Chanyeol menghentikan kegiatan mengunyahnya. Ia lalu menatap Letta yang kini menunduk ketakutan.

Pria yang umurnya kini berkepala tiga hanya bisa diam, lalu tersenyum kecil.

"Nanti Ayah pikir-pikir lagi, ya?"

Hanya itu. Hanya itu jawaban Chanyeol dalam 5 tahun terakhir ini setiap kali anaknya, orang tuanya, rekan kerjanya bertanya pasal kapan ia akan mengakhiri masa dudanya yang sudah berlanjut dalam 10 tahun setelah kepergian mendiang istrinya, Eun Iva.

Letta hanya bisa mengangguk acuh dan kembali melanjutkan makannya. Ia tau ayahnya belum bisa menerima wanita baru untuk menjadi istri, karena ayahnya masih mencintai sosok ibu kandungnya yang kini telah tiada. Namun, di sisi lain, ia sangat ingin merasakan kasih sayang ibu di dalam hidupnya.

PRANG!!!

Letta dan Chanyeol terkejut bukan main saat Carlo sengaja membanting sendok di atas piring.

"Dah. Ayah siap-siap kerja. Dan Letta, kamu bareng Aa! Gak pakek lama!"

Ini lah sosok seorang kakak yang bernama Carlo. Ia dewasa. Ia bisa menjadi kakak sekaligus seorang ayah serta ibu di dalam keluarga. Ia yang selalu menjadi penengah di antara kesedihan ayahnya dan kelabilan adiknya.

Ini sulit. Walaupun ia dan Letta kembar, namun kenyataannya ia tetaplah seorang kakak. Ia harus dewasa dan melindungi keluarganya.

"Aa, tunggu!" pekik Letta yang masih memakai sepatu sementara Carlo sudah berada di atas motornya.

"Ck, lelet bener perawan! Gece, nanti telat!"

"Sabar napa ih!" Letta berlari keluar gerbang dengan wajah cemberut.

"Eh, jangan naek dulu. Itu, tutup gerbangnya!" suruh Carlo.

"Kan ayah belum berangkat."

"Udah, tutup aja!"

Letta berdecak pinggang karena lagi-lagi harus menuruti suruhan Carlo. Ia berjalan dengan hentakan kaki kasar dan menutup gerbang rumahnya.

Saat ia ingin kembali ke motor, ia melihat sosok anak laki-laki samping rumahnya. Anak laki-laki itu sedang berdiri dengan seragam sekolahnya juga. Tapi anehnya, ia tak mengenal siapa anak itu.

Apa dia anak baru? Tapi sejak kapan?

Kok ganteng?

"Ngapain ngelihatin? Suka?!"

Letta terkesiap saat anak laki-laki itu sadar bahwa ia memperhatikannya. Dengan gagap-gugup Letta mencari alasan.

"Apaan sih?! Gak jelas!" balasnya lalu naik ke motor dengan cepat.

"Anjir, kaget gue. Naiknya pelan-pelan bisa kali, Mbaknya," cibir Carlo.

"Bacot. Ayo jalan, tar telat!"

Carlo menggelengkan kepalanya setiap kali mendengar kelabilan dan bacotan adik perempuannya ini. Astaga, sepertinya Iva salah melahirkan mereka di waktu yang bersamaan kalau begini jadinya.

Sementara di dalam rumah, Chanyeol masih menyiapkan bahan-bahan kerjaan untuk presentasinya kali ini. Satu persatu ia ingat lagi barang apa yang sudah ia siapkan agar ia tidak kelupaan.

Berbeda dengan 9 tahun lalu.

"Mas, kamu gak pakai dasi?"

"Astaga, Mas... ini tasnya mau aku gojekin aja?"

"Chanyeol! Bangun! Ini anak kamu ngompol, tolong ambilin popok barunya!"

Hahaha... sungguh kenangan yang begitu indah, bukan?

Chanyeol membuka kacamatanya dan menghapus air mata yang tiba-tiba saja mentitik keluar. Baiklah, ayo kita belajar ikhlas!

Setelah semua siap, Chanyeol berjalan menuju nakas untuk mengambil sebuah bingkai foto yang ia simpan. Ya, foto Iva.

Ia mengambil foto itu, lalu menatapnya dalam.

"Aku janji akan jaga mereka, Va. Aku sayang kamu," ucapnya lembut. Lalu mencium bingkai foto itu dengan tempo lama.

Setelah selesai melakukan aktivitas rutinnya setiap kali ingin pergi, Chanyeol membawa barang-barangnya menuju mobil dan siap berangkat kerja.

"Bi, titip rumah. Saya berangkat, ya!"

"Iya, Tuan. Hati-hati..."

Chanyeol mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil.

Baiklah, ini adalah hari yang baru. Mari kita lewati kenangan yang lama, dan memulai pengalaman yang baru.

Bagaimana pembaca? Siap?

How To Be Papa 2 akan segera muncul dengan judul...

A   S C A R L E T

Sesuai janji, aku buatin cerita tentang kehidupan Chanyeol dan kedua anaknya yang kini sudah beranjak dewasa tanpa sosok Iva. Penasaran gimana mereka? Masih mau ikutin jejak mereka?
Eits... Tapi gak sekarang. Nanti, tunggu aja.

YANG MAU MANA SUARANYA?

Okay... See you again!
-KevinnnnnRei

How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang