20. I Love you, my husband.

2K 275 60
                                    

Kalian pasti tau cara menghargai karya penulis kan?

Dan jujur, gua lebih suka kalian boom Comment daripada boom vote hehehe 💣

Happy reading ❤
.

.

.

.

Derap langkah kaki dengan tempo yang begitu cepat ditambah suara gua yang memanggil suster saat sampai di depan lobby rumah sakit menarik perhatian banyak orang yang berlalu lalang disana.

Dua orang suster membawa sebuah bangsal kearah mobil dengan Taehyung yang sudah membopong Jennie yang terlihat pucat dengan darah yang mengalir di paha dan betisnya. Bahkan hingga meninggalkan bekas darah di mobil dan pakaiannya.

Gua membantu mengangkat Jennie yang lumayan berat untuk naik dan tiduran diatas bangsal. Suster membawa Jennie masuk keruang UGD untuk segera ditangani, sementara gua ditahan suster saat ingin masuk keruangan itu. Tapi tidak untuk Taehyung, ia diperbolehkan masuk karena suaminya.

Pikiran gua udah kosong dengan wajah berantakan melukiskan rasa cemas, sedih dan bersalah menjadi satu. Dibalik pintu kaca ini, seorang sahabat bahkan sudah seperti kakak bagi gua harus merasakan sakit dan penderitaan yang disebabkan oleh gua sendiri. Untuk kepentingan gua ia rela begini.

Gua mengusap wajah dengan kasar lalu duduk dan tertunduk sambil menangkup wajah. Sekuatnya gua menahan tangis yang akan lebih kencang apabila ini kamar dan lapangan kosong. Sayangnya ini rumah sakit.

Badan gua lemas. Tangan gua gemetar tak beraturan, pikiran gua sekarang hanya Jennie dan kandungannya.

Srekk

Pintu terbuka dan keluarlah Taehyung dengan air muka yang datar tanpa ekspresi. Tapi matany yang memerah tidak berhasil menutup kemungkinan bahwa ia tegar akan kejadian yang menimpa istri dan calon bayinya sekarang.

Gua berdiri dengan tegak, memperhatikannya yang mendekati gua dan duduk disamping gua. Deruh nafasnya terdengar sangat jelas. Terisak dan sesugukkan.

Taehyung menangis.

"Tae... gua minta maaf," Kata gua tanpa menyentuhnya sama sekali.

Takut ia marah.

"Maaf, semua karena gua keadaannya jadi kaya gini," Sambung gua tanpa ada jawaban dari Taehyung sendiri.

Taehyung menghela nafas kasar kearah lain. Mengusap air matanya sambil membelakangi gua. Lalu ia menoleh.

"Jennie ngga apa-apa," ucapnya dengan senyuman tipis. "Lo ngga salah, Va. Santai aja, Jennie ngga apa-apa."

Terima kasih Ya Tuhan!

Gua mengulum senyum, menutup mulut lalu tak sadar menangis setelah mendengar pernyataan dari Taehyung barusan.

Jennie terlahir dan tercipta sebagai wanita yang kuat. Dan gua beruntung bisa memilikinya sebagai seorang sahabat sekaligus kakak.

Sekali lagi... sekaligus seorang kakak.

*****

"GILA YA KAMU!"

Suara bariton Chanyeol menggelegar didalam rumah yang ia lantunkan untuk wanita yang sedang bersamanya saat ini.

Sementara wanita yang dituju hanya duduk tenang sambil mengangkat satu kakinya diatas kaki yang lain. Ia tersenyum tipis, bukannya takut apalagi merasa bersalah sedikitpun.

"Ini masalah kita berdua, Min. Kenapa harus bawa-bawa Iva?" Suaranya meninggi dan terus meninggi.

"Sampai-sampai orang lain yang sama sekali ngga ada urusannya pun kena. Bayangin!" Tekannya.

How To Be PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang