Novel "My Annoying Neighbor" bisa kalian beli di WeShinePub.
****"Siapa sangka, mencintaimu bisa sesakit dan tersiksa seperti ini?"
~~"Kalau Chanyeol udah nggak mampu buat menyayangi atau menjaga lo, biarkan tempat kosong itu untuk gua seorang."
Ucapan Vernon barusan berhasil membuat gua terpaku diam dengan atensi mata yang terkunci memandanginya. Begitupun dengan sang empu yang kini memandangi gua balik, seperti—
... dia benar-benar serius.
"A-apaan, sih, lu? Gak paham ah gua."
Gua mengalihkan pandangan dan segera merapikan kotak obat tersebut. Gua berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mengembalikan kotak obat.
Belum. Gua belum kembali ke ruang tamu, gua masih di dapur dengan nafas yang tercekat. Otak gua rasanya mau meledak saat memikirkan perkataan Vernon yang terdengar gila barusan.
"Nggak-nggak, ini nggak boleh terjadi!" gumam gua sendirian.
Gua mengacak rambut frustasi lalu kemudian berjalan kembali ke ruang tamu.
"Ver, gua mau ke—"
"Va, gua pulang dulu."
Vernon memotong ucapan gua seolah tau apa basa basi yang akan gua keluarkan agar dirinya bisa segera pulang. Sialan.
"T-tapi, luka lu?"
"Tenang aja," katanya lalu berdiri. "Gua pulang dulu, ya. Salam buat orang tua lo."
Gua mengantarnya keluar rumah hingga ke depan gerbang. Ia masuk ke dalam mobil, lalu kaca jendela mobilnya pun turun.
"Dah..."
"Dah... Hati-hati," ucap gua dengan senyuman kecil.
Vernon mengangguk sekali, lalu ia melajukan mobilnya.
*****
Sekarang sudah menunjukkan pukul 7 malam, kami sekeluarga sedang makan bersama. Dan kali ini lengkap, ada mama, papa, Kiky dan bahkan gua sendiri. Sungguh, gua merindukan momen yang menghangatkan ini.
Tenang, anak-anak juga ada di samping gua kok. Mereka punya tempat tersendiri.
"Kamu udah tinggi aja, sih, Ky?" tanya gua sambil menatapnya terpesona.
"Iya, lah. Kan mama ngasih Kiky makan."
Uhukkk
"Eh, kamu kenapa, Va? Nih, minum dulu..."
Dengan cepat, gua mengambil segelas air putih dari tangan mama dan segera meminumnya. Setelah selesai, gua menatap sekeliling, termasuk Kiky yang hanya memandangi gua terheran-heran.
"Ini benar Kiky, kan, Ma? Pa?" tanya gua semangat.
Mama mengernyitkan alis. "Emangnya siapa lagi kalo bukan adik kamu, Va?"
"Ya ampun! Sejak kapan suara Kiky jadi berat gini, sih?!"
Gua memegang kedua pipinya. "Kemana ade Kakak yang dulu, hm? Mana Kiky yang gemesin?"
"Aaaakkk!!! Lepasin, Ka!"
Kiky berontak, lalu gua melepaskan pipinya setelah menguyel-ngunyelnya gemas.
Sumpah, kalian tau Kiky, bukan?
Iya, Kiky Alvaro. Adik laki-laki gua satu-satunya yang paling ganteng dan gemesin.
Astaga, gua baru sadar kalau dia sekarang sudah besar, bahkan dapat dibilang sudah perjaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be Papa
Fanfiction[Sequel MAN-PCY]|•TAMAT•| "Pakein popok anak susah amat sih? padahal bentuknya sama aja kaya sempak gua!" Dumelnya sendirian, ia mengusap wajahnya dengan kasar lalu bersuara kembali. "INI DEPANNYA YANG MANA, VA?" *** Dari...