8. Menjelang Senja^

2.1K 175 1
                                    

"Bang bantuin hp Erin, ini kenapa ngefreeze gini?" Erin berseru sedih seraya menunjukkan layar ponselnya yang tak bisa disentuh. Nge-hang kalau bahasa populernya.

"Kenapa bisa gitu?"

Fadil yang duduk selonjoran depan tv itu menoleh dengan alis ditaikkan.
Tanpa angin tanpa hujan, mereka sama-sama sudah baikkan. Mungkin karena donat bertoping warna-warni yang kini tersisa 1 dalam box. Fadil yang membawa itu.

"Nggak tau, Erin kan lupa bawa hp ke sekolah, terus disimpen dalam keadaan mati, pas dinyalain malah kayak gini." Erin menampilkan ekspresi seperti hendak menangis. Ponselnya itu memang sudah lama. Meski tabungannya mampu membeli ponsel keluaran terbaru, Erin tak bisa kehilangan ponsel yang baginya sangat berharga itu. Banyak foto kenangan. Terutama Nenek yang sudah berpulang 2 tahun lalu.

"Sini Abang liat."

Erin pun menyerahkan ponselnya.

"Eh gila! Ini notif ig lo kenapa? banyak banget. Lo nggak ngelakuin hal bego yang jadiin lo viral kan?"

Erin memberengut "Ih Abang kok jahat! Erin nggak ngelakuin apa-apa kok." Hari kemarin Erin bahkan tak memposting apa pun.

Fadil menghela napas kemudian kembali menyodorkan ponsel itu pada Erin. "Hp lo nggak kenapa-napa. Itu cuma karena banyaknya notif masuk, biarin aja bentar."

Erin mangut-mangut, dalam hati merasa lega karena ponselnya tak apa-apa.

"Kok aneh ya, Bang, sampe banyak gini?" Erin menyangga dagunya. Sudah dikatakan Erin sangat selektif, media sosial yang ia buka untuk publik hanya Instagram, jadi selama ia tak memposting foto ponselnya itu akan damai tentram, biasanya.

"Hati-hati jangan-jangan ada yang share foto yang nggak senonoh tentang lo lagi."

Erin memandangi layar ponselnya dengan cemas. Ia masih belum bisa menyentuh ponselnya, notifikasi masih terus bermunculan. Dan karena ucapan Abangnya barusan, Erin jadi parno kalau benar alasannya karena itu. Di zaman canggih seperti sekarang, mengedit foto seseorang menjadi bugil kan sangat mudah.

Erin tersenyum lega ketika ponselnya kini bisa disentuh. Ia segera membuka kolom notifikasi yang menjadi sumber masalahnya.

Rin lo pacaran sama Arvin?

Kak Erin seriusan sama Arvin?

Cie cie yang udah nggak jombs, selamat kak Erin, longlast 💗

Kak serius pacaran?

Saingan terberatku hilang dong ya kalo Kak Erin udah taken.

Padahal Aku ngeshipin Kak Erin sama Ketos.

Meskipun udah ada yang punya, aku tetep vote Erin buat jadi queen di kenaikan kelas nanti.

Gue baru kasih nomernya kemarin, masa sekarang udah jadian?

Erin menjauhkan ponselnya, ia menelan ludah, jadi ini alasan benda pipihnya nyaris sekarat barusan? Ya Ampun.... Erin baru sadar ia seterkenal itu, hingga soal begini saja menjadi sorotan. Biasanya kan hanya pujian untuk foto yang ia posting.

"Kalo ig lo rame kayak gitu, lo buka endorse aja, Rin."
oOo

"Mama Erin bukan anak kecil, ini masih jam setengah 6 kok, masih sore."
Erin menenggelamkan wajah pada lipatan tangan sebelah kirinya, sementara tangan sebelah kanannya memegangi ponsel yang ia tempelkan pada telinga.

Sekarang ia tengah tiduran dengan posisi tengkurap pada bangku beton yang ada di taman kompleks. Baru saja ia pulang dari mini market, karena dirasa masih terang, Erin memutuskan singgah dulu di sini. Lumayan ada sunset indah yang menanti.

Eunoia [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang