1; Awal mula

6.3K 524 130
                                    


Selama ini, Aerin tak pernah meminta hal-hal yang aneh ketika sedang berdoa. Tuhan selalu memberikannya hal yang lebih seperti kebahagiaan, kesehatan, rezeki, ataupun umur yang panjang.

Tapi kali ini, sepertinya tuhan sedang menguji kesabarannya.

'Ayah yang dililit hutang kemudian kabur membawa semua uang tanpa sisa, diusir dari rumah kontrakan, uang kuliah yang belum dibayar.'

Sungguh miris.

Untung saja ketika ayahnya kabur, seorang dosen tampan nan muda datang padanya dengan sebuah tawaran. Sebut saja namanya Seokjin.

Merawat tiga bocah berumur kisaran 4-5 tahun tentu saja merupakan hal yang mudah, pikir Aerin. Apalagi dosen tampan itu merupakan lelaki yang ia sukai sejak lama. Jadi tanpa pikir panjang, Aerin menerima tawaran dan menandatangani kontrak tersebut dengan senang hati.

Memangnya apa yang perlu dipikirkan? Hanya merawat saja, kan? Sama halnya merawat tiga ekor anjing menggemaskan yang akan menggoyangkan ekornya ketika merasa senang. Lebih lagi ditawarkan dengan bayaran sebesar 500 ribu won* perbulan dengan tempat tinggal dan makanan gratis. Tidak perlu dibayangkan, Aerin rasa setelah ini dirinya akan menjadi seorang milyader dadakan.

(*sekitar 6,700,000 rupiah Indonesia.)

Tapi, 'selama ini' yang dipikir Aerin akan berakhir pada detik ini juga. Rasanya ia ingin mengumpat, berteriak 'hidup ini tidak adil!', atau memaki ayahnya yang membawa kabur uang peninggalan ibu yang sebenarnya disimpan untuk biaya hidup dan kuliah.

Nyatanya tiga orang bocah yang harus dirawatnya itu tak bisa disamakan dengan anjing menggemaskan, melainkan iblis menyebalkan.

"Taehyungie! Jangan lari-lari, pakai celanamu cepat!"

Di sinilah Aerin, berhadapan dengan seorang bocah tengil yang sedang menatapnya dengan tatapan menantang.

"Tangkap kalau bisa!"

Bocah pertama, namanya Taehyung, dia yang paling menyebalkan.

"Mau sekolah tidak? Celananya dipakai dong! Masa mau pergi ke sekolah tidak pakai celana? Nanti 'punya'mu terbang loh!" Aerin tau ini candaan klise yang biasa dilontarkan ibu-ibu abad ke-20, dan sekarang sudah tahun 2019. Mana ada anak yang menanggapinya dengan serius!

Tapi ini Taehyung, dan dia bukan anak biasa. "Tidak apa-apa! Kalau terbang kan noona bisa tangkap terus pasang lagi." ledeknya sambil memeletkan lidah, lalu kembali berlari.

Sudah Aerin bilang, kan?

Baru saja ingin mengejar Taehyung (lagi), kaki Aerin ditahan oleh tangan mungil milik bocah lainnya yang kini sedang menangis tersedu-sedu.

"Noona! Rubik Kookie Noona! Diambil sama Hoseokie!"

Ini bocah kedua, namanya Jungkook. Hanya lebih muda satu tahun dari Taehyung dan manjanya itu loh! Bukan main!

"Hoseok! Kembalikan kubiknya Jungkook! Kau—"

"Rubik Noona! Bukan kubik!"

"—kembalikan rubiknya Jungkook cepat!"

Hoseok keluar dari kamar tiga bocah itu sambil mendengus. Melangkahkan kakinya dengan mata dan tangan yang tak beralih dari rubik.

"Aku pinjam sebentar, cuma buat tugas sekolah saja. Habis itu aku kembalikan. Lagian rubiknya Jungkook kan ada segudang."

Satu fakta lagi yang ingin Aerin sesalkan saat menerima pekerjaan ini. Nyatanya ia tak hanya merawat tiga bocah menyebalkan, ia juga harus merawat tiga manusia dewasa lainnya. Singkat kata, bukan baby sitter, tapi pembantu!

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang