7; Aerin Noona!!

2.1K 366 36
                                    


"Tolong sayurnya."

Aerin dengan segera mengambil mangkuk yang berisi potongan wortel dan kentang, kemudian mengopernya ke arah Seokjin. Ya, sang tertua yang sangat tampan nan lembut telah pulang.

Tanpa pemberitahuan dan pesan, dosen muda itu tiba-tiba saja sudah ada di dapur dengan celemek pink yang biasanya dipakai Aerin. Aerin yang pertama kali bangun tentu saja sangat terkejut dengan kehadirannya.

Tak hanya itu, Aerin semakin terkejut ketika menyadari adanya sosok lain yang menemani pria itu memasak di dapur.

Satu hal yang ia sadari setelah linglung beberapa saat, dosen tampan itu nyatanya telah memiliki istri yang tak kalah rupawan darinya.

Apalah Aerin yang jika dibandingkan hanya memiliki kecantikan setitik upil saja.

"Dimana yang lain?" Tanya Istri Seokjin.

Aerin terdiam sesaat. Terlebih dahulu mengamati paras cantik wanita itu sebelum menjawab. "Masih tidur sepertinya."

Karena terlampau sakit hati ditinggal menikah oleh pria yang sangat dipujanya, Aerin berjanji akan melupakan semua yang terjadi termasuk melupakan nama istri dosen nya ini.

Aerin sampai-sampai meminta Jungkook untuk memukul kepalanya dengan rubik, berharap ingatannya pada hari buruk itu akan menghilang. Well, salahkan Aerin karna Jungkook sama sekali tidak main-main saat memukul kepalanya. Alhasil ia pingsan selama beberapa menit, kemudian bangun dengan pikiran kosong melompong. Yeah, setidaknya usaha Jungkook berhasil.

Namun, hari ini ia kembali teringat akan masa-masa kelam itu.

"Jisoo, tolong tata lauk-lauk ini di meja. Oh iya, Aerin juga bisa membantu."

Pada akhirnya Aerin pasti akan mengingat semuanya.

'Haha, iya, Jisoo. Bahkan inisial nama mereka sangat cocok satu sama lain, SJ dan JS. Mereka juga sama-sama cantik dan tampan. Tinggi mereka juga ideal. Apalagi yang masih kau harapkan Aerin?'

Aerin hanya dapat tertawa miris.

"Sarapannya sudah selesai. Mereka masih tidur?" Seokjin bertanya, sambil berusaha melepaskan celemek dari tubuhnya yang sialnya dibantu oleh Jisoo, membuat Aerin refleks mengalihkan pandangan.

"Hm, kalau begitu aku akan bangunkan mereka."

"Tidak usah, biarkan saja mereka tidur. Lagipula ini kan hari minggu, pasti lelah harus belajar dari pagi sampai malam. Kita bertiga makan duluan saja." Sergah Jisoo, membatalkan niat Aerin yang ingin melangkah pergi dari dapur.

Lalu apa? Dirinya harus menjadi orang ketiga di tengah keromantisan sepasang suami-istri ini? Ternyata bangun pagi ada efek buruknya juga. Kalau jatuhnya begini, lebih baik Aerin tidak usah sarapan sama sekali.

Setelah terduduk di seberang Seokjin dan Jisoo dengan wajah menekuk, Yoongi datang secara tiba-tiba dan langsung saja duduk di sampingnya, membuatnya sedikit menyunggingkan senyum. Untung saja Yoongi bangun dan datang kemari.

"Jangan tersenyum, kau terlihat konyol."

Aerin tarik pemikirannya. Keberadaan Yoongi tidak mengubah suasana sama sekali. Malah kehadirannya semakin membuat mood Aerin turun.

Perkataan Yoongi adalah kalimat terakhir yang ada selama mereka menikmati sarapan. Setelah itu, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring. Satu kali terdengar gumaman Seokjin yang secara terang-terangan memuji masakannya sendiri, kemudian dihadiahi tatapan sangar Yoongi. Seolah berkata, 'Diam. Aku sedang berusaha mencerna makananku'. Setelah itu Seokjin tak berani mengeluarkan sepatah kata apapun.

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang