Jangan lupa pencet bintangnya ya guys!***
"Kookie tidak pernah memberi kami rubik."
"Benar. Kookie pilih kasih."
Kamar Aerin mendadak menjadi taman bermain ketika tiga bocah cilik itu berkumpul di sana dengan berbagai macam mainan.
Jungkook sendiri memang sudah berada di kamarnya sejak semalam. Setelah acara serah-terima rubik antara keduanya, Jungkook tertidur di kasur Aerin. Karena malas untuk memindahkan Jungkook ke kamarnya, Aerin membiarkan bocah itu tidur di sana dan ikut tertidur beberapa menit kemudian.
Sekitar jam delapan pagi, Jimin dan Taehyung terbangun. Mereka terkejut ketika tidak menemukan Jungkook di kamar. Berbagai macam dugaan tidak jelas pun terdengar, salah satunya adalah jika Alien sudah mencuri Jungkook dan menjadikannya sebagai objek penelitian. Alhasil mereka tergesa-gesa pergi ke kamar Aerin lalu mengetuk pintunya brutal.
Mereka malah mendapati Jungkook sedang tertidur di kamar Aerin. Kedua saudara kembar itu langsung merengut kesal, tak berhenti mengomel karena Aerin tak mengajak mereka untuk tidur bersama.
Aerin tak ingin permasalahan sepele seperti ini berubah menjadi rumit, oleh sebab itu ia mengajak si kembar untuk bermain di kamarnya.
Mungkin kata 'bermain' itu terdengar seperti 'ayo bawa semua mainan kalian ke kamar Noona' bagi Jimin dan Taehyung. Akhirnya mereka kembali ke kamar dan mendorong satu kotak besar yang berisi semua mainan ke dalam kamar Aerin.
Aerin sontak terbelalak, ingin berkata kalau mereka tidak boleh menyerakkan mainan itu di kamarnya tapi tampaknya tangan Jimin dan Taehyung kelewat cepat untuk membalik kotak tersebut. Mainan mereka pun berhamburan ke mana-mana, bahkan ada yang sampai masuk ke kolong tempat tidur.
Aerin hanya bisa menggaruk kepala. Mau marah juga tidak ada gunanya.
Selagi mereka sibuk bermain, Jungkook terbangun. Mengucek kedua matanya sebentar lalu mengambil rubik yang sejak semalam tak berada jauh dari sisinya.
Memang bocah satu itu terlalu maniak dengan rubik. Sebelum berhasil menyusun warna-warna yang berada di sana, dia tak akan melepaskan rubik itu dari pegangannya.
Jimin yang pertama kali menyadari ada dua buah rubik lain terletak di meja kecil dekat kasur Aerin, kemudian berteriak pada Jungkook kalau ada dua rubiknya yang terdampar di sini.
Tanpa melihat, Jungkook dengan entengnya menjawab kalau rubik itu memang diberikan kepada Aerin. Taehyung langsung saja menghempaskan robot mainannya setelah mendengar penuturan Jungkook. Matanya menatap Jungkook terkejut sedangkan yang ditatap terlihat sama sekali tidak terusik.
Memberikan rubik pada orang merupakan hal yang sama sekali tidak pernah terdaftar pada to do list nya Jungkook. Semua rubik itu berharga, walaupun bentuk mereka tidak ada bedanya.
"Diberikan juga Jiminie dan Taehyungie tidak akan bisa menyelesaikannya." ujar Jungkook santai dengan tangan yang gesit memutar rubik. Aerin pikir, bukan kah rubik bersudut rumit itu terlalu sulit untuk diselesaikan oleh anak seusianya?
"Memangnya Aerin noona bisa menyelesaikannya?!"
"Benar! Aerin noona kan tidak pernah bermain rubik!"
Aerin jadi bingung sendiri ketika mendapat serangan verbal dari dua buntalan itu. Padahal dia tak mengucapkan sepatah kata pun dari tadi, kenapa jadi dia yang kena?
"Aerin noona kan sudah besar."
"Kalau sudah besar bisa bermain rubik, begitu?"
"Hoseokie saja tidak bisa menyelesaikannya tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
FanfictionAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_