Setelah kejadian belanja bersama kemarin, Aerin seakan terkena penyakit melamun dadakan. Yoongi itu tidak dapat ditebak. Lagi pula, dari mana ia mengetahui Aerin menyukai Mickey Mouse?Bahkan Nara yang paling dekat dengannya pun tak mengetahui hal-hal pribadi seperti itu.
"Aerin, bagaimana?" Nara tiba-tiba bertanya, yang kemudian disuguhi tatapan melongo Aerin. "Apa yang bagaimana?"
Sepertinya Aerin harus dibawa ke rumah sakit sekarang juga. Ternyata dampak Yoongi di kehidupannya sangat besar ya.
"Tugasnya, harus dikumpul Minggu besok. Jadi bagaimana?" Nara kembali menjelaskan dengan nada ogah-ogahan. Tampaknya Nara sudah lelah dengan perilaku Aerin yang tidak seperti biasanya ini.
Aerin mengangguk-angguk. "Hanya kita berdua?" tanyanya kemudian, membuat Nara segera menjatuhkan bahu dan rahang bawahnya.
Pasalnya, Nara sudah berkoar-koar dengan rencana yang ia pikirkan untuk tugas ini kepada Aerin selama lebih kurang tiga puluh menit dan respon Aerin malah seperti itu?! Nara pikir, bisa saja jiwa Aerin diculik beberapa menit yang lalu oleh makhluk yang aneh-aneh kan?
"Kau sedang tidak kerasukan makhluk halus atau sejenisnya, kan?"
Seketika Aerin tertawa keras. Nara beringsut menjauh, berpikir bahwa dugaannya bisa saja benar. "Hei! Aku sedang berbicara dengan Aerin, kan?!"
"Ya iyalah! Ada-ada saja. Tidak ada hantu yang merasukiku, tenang saja." Ya, mungkin bukan hantu yang menjurus ke makhluk gaib, melainkan hantu dengan kulit putih yang bernama Yoongi lah yang merasuki Aerin.
"Sepertinya kau perlu dibawa ke rumah sakit, atau kita ke dukun aja?" Nara semakin was-was dengan Aerin. Tiba-tiba saja ia teringat rumor-rumor yang beredar di kampusnya tentang seorang gadis yang bunuh diri bertahun-tahun lalu. Seketika ia bergidik ngeri. Bisa saja kan sesuatu seperti itu yang merasuki Aerin?
Aerin segera menggelengkan kepalanya, kemudian menarik Nara mendekat. "Tidak perlu. Aku hanya sedikit kelelahan."
"Ya sudah. Besok di rumahmu, ok? Well, hitung-hitung mampir ke rumah baru. Aku pulang dulu! SMS aku alamatnya ya! Bye!" Ujar Nara kemudian beranjak menjauh sambil melambai-lambaikan tangannya.
Aerin mengangguk-anggukkan kepalanya dan membalas lambaian tangan Nara. Jadi kesimpulannya, mereka akan mengerjakan tugas kelompoknya besok, di rumah baru Aerin.
Di rumah Aerin...
Rumah Aerin...
Rumah...
"Nara tunggu! Di rumahku? Serius?!" Seru Aerin dan segera berdiri. Nyaris membuat meja kantin yang ditempatinya jatuh terbalik. Akan tetapi Nara sudah terlanjur jauh dan tidak mendengar teriakan Aerin.
Yang benar saja! Kerja kelompok di rumahnya?! Bahkan rumah tersebut tidak pantas disebut dengan 'rumahnya' sebab ia hanya menumpang hingga kontrak kerjanya habis. Salahkan mulut Aerin yang sejak awal memberi tahu Nara tentang ia yang memiliki rumah baru.
Aerin jatuh terduduk setelah menyadari kebodohannya yang benar-benar bodoh. Lantas mengacak-acak rambutnya frustasi.
Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang?
***
"Jangan berisik, oke? Tetap di kamar kalian!"
Jungkook mengerucutkan bibirnya, kemudian menggeleng lambat-lambat. "Tidak mau! Kookie mau main di ruang tengah!"
Aerin pikir ini akan mudah, ternyata tidak ya?
Jimin dan Taehyung mengangguk, menyetujui perkataan Jungkook. "Tidak mau di kamar. Pengap! Lagipula kenapa sih, noona? Biasanya kan kami memang main di ruang tengah."
Aerin menjatuhkan dirinya di sofa, tangannya mengurut kepala yang terasa sangat pening. Ini semua berawal dari Yoongi. Ya, benar! Lagi pula kenapa tiba-tiba saja sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat? Karena itu Aerin jadi tidak mendengar jelas apa yang di katakan Nara kemarin.
"Noona sakit ya?" Jimin mendekat kemudian menggoyang-goyang lengan Aerin.
Ya, sangat sakit! Hingga rasanya Aerin bisa sakit jiwa kala itu juga.
Melihat Aerin yang terkapar frustasi seperti itu, Jimin pun berinisiatif untuk mengajak kedua saudaranya mengikuti perkataan Aerin: tetap di kamar dan jangan berisik. Bagaimanapun juga, Aerin merupakan satu-satunya manusia yang tahan menjaga mereka bertiga. Setidaknya jimin ingin membalas jasa Aerin walaupun tak seberapa.
Awalnya, Jungkook dan Taehyung menggeleng keras. Memangnya mereka panjahat apa? Sampai harus di isolasi di kamar seperti itu. Namun, Jimin menjelaskan dengan baik sehingga pikiran duo pengacau itu mulai terbuka.
Ya, jika saja perkataan, "Ayo kita turuti saja apa kata noona. Dari pada noona gila, terus jadi zombie. Terus noona gigit kita, kita bakalan jadi zombie juga! Hiiiii!" adalah penjelasan yang baik.
Bertepatan dengan bocah-bocah yang memasuki kamar, bel rumah berbunyi.
Tepat waktu! Yah, setidaknya Aerin tidak perlu berpikir lagi tentang bocah-bocah... tunggu! Bagaimana dengan Hoseok, Namjoon dan Yoongi?
Ayo Aerin! Berpikir!
Baiklah, Hoseok sedang di rumah temannya seperti biasa. Semoga saja dia tidak pulang dalam waktu yang cukup lama. Namjoon sepertinya juga lagi nonton di kamar, doakan saja tidak terdengar suara aneh-aneh hingga ke ruang tamu. Kalau Yoongi, Sepertinya aman. Lagipula tak ada yang perlu di khawatirkan dari pria itu.
Aerin beranjak membuka pintu. Lalu tampak lah sosok Nara yang sedang memperbaiki kaitan sendalnya yang copot.
"Rumahmu besar juga, ya?" ungkap Nara dan Aerin hanya bisa tertawa kecil.
Setelah mempersilahkan Nara masuk, Aerin kembali mengawasi keadaan sekitar. Kali-kali ada saja hal-hal yang terselip dan mengundang pertanyaan Nara.
Ya, semuanya masih baik-baik saja. Sangat baik-baik saja, melebihi malah. Sebelum sebuah pintu kamar terbuka dan memperlihatkan penghuninya.
Aerin berharap ia segera menghilang saat itu juga, sungguh!
"Aerin, ini punyamu, kan?" Dan tanpa melihat keadaan sekitar, pria itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Menunjukkan sebuah benda keramat yang menjadi alasan mengapa ia membuka pintu di siang bolong seperti ini.
Yang benar saja! Pink hot bra? Sejak kapan Aerin punya yang seperti itu?!
Nara tiba-tiba cegukan. Memandang ke arah sahabatnya yang kini tersenyum dengan wajah pucat.
"Aku bisa jelaskan." Kata Aerin akhirnya, setelah berhasil menelan beberapa umpatan.
Terkutuklah kau Yoongi!!
[Hyungie]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
FanfictionAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_