38; Moon

1.6K 315 118
                                    


Jangan lupa pencet bintangnya ya guys!

Ps! Hanya berisi moment Yoongrin, so yg tidak suka bisa di skip gapapa kok.
Moment tiga terkecil dan yang lainnya bakal ada di next chapt.

***

"Kau tidak ngantuk?"

Aerin spontan menoleh ke sumber suara, tapi sepersekon kemudian gadis muda itu kembali memfokuskan pandangannya pada pemandangan di tepi jalan.

Yoongi terkekeh kecil, tangan kirinya tetap bertengger di setir mobil, sedang tangan kanannya sibuk mengotak-atik music player. Pria itu sangat sadar jika sedari tadi Aerin berusaha untuk menjaga arah matanya agar tidak beradu pandang dengannya.

Musik yang sedang terputar pun berganti, masih dengan alunan piano dan gitar yang merdu, membuat Aerin mulai kehilangan fokusnya pada pemandangan di luar. Rentetan nada yang begitu tidak asing di telinganya beralun indah, mau tak mau akhirnya Aerin menolehkan kepala.

"No title 7?" tanya gadis itu pelan walau sudah melihat judul alunan tersebut pada display music player.

Yoongi tersenyum tipis, mudah sekali untuk merebut perhatian Aerin. Di luar sikapnya yang serampangan juga gampang mengamuk, Aerin adalah gadis yang begitu polos.

"Sudah selesai membuat liriknya?"

Aerin menggeleng pelan, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk di atas paha selaras dengan melodi yang terputar.

"Sudah kutulis beberapa bait, tapi susah sekali untuk melanjutkannya."

"Tulis saja apapun yang terlintas di kepalamu."

Andai semudah itu, Aerin pasti sudah menjadi pembuat lirik handal seantero dunia permusikan.

Apa saja yang terlintas di kepalanya? Bisa-bisa lagu bernada romantik itu berubah menjadi lagu berisi curhatan gadis berumur dua puluh tiga tahun yang sangat bodoh dalam urusan percintaan.

"Kepalaku tidak ada isinya, apa yang mau kutulis?" gumam Aerin. Gadis itu mulai bisa menyesuaikan diri, kini tanpa segan malah mengecek setiap sudut mobil Yoongi.

Yoongi diam-diam melirik, bibirnya lantas tertarik membentuk sebuah lengkungan. Begitukah rasanya dicurigai oleh seorang gadis?

"Cuma kau perempuan yang pernah kuberi tumpangan. Tenang saja, aku tidak punya niatan untuk selingkuh."

Skakmat, Aerin membeku begitu saja. Setelahnya dia langsung menutup salah satu laci yang baru saja dibuka, menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lagi-lagi memutuskan untuk menatap pemandangan yang ada di luar.

"Selingkuh apanya, kita kan tidak pacaran."

"Kau ingin sekali kulamar menjadi pacar ya?"

"Tidak! "

"Aku sudah bilang perasaanku, kau juga sudah bilang perasaanmu. Bukannya sudah jelas?"

Aerin merasa percakapan ini jika diteruskan benar-benar akan mengubahnya menjadi merah semerah kepiting rebus. Ingin sekali mengubah topik, tapi dia tahu Yoongi bukanlah orang yang bisa dikelabui dengan taktik murahan.

"Iya-iya, sudah tidak usah dilanjutkan." final Aerin, dalam hati ia mendumal seberapa jauh tempat yang akan mereka kunjungi. Sudah satu jam dia terduduk di dalam mobil, tapi tidak ada tanda-tanda kalau mereka akan sampai.

"Tidur saja, tempatnya masih jauh. Kalau sudah sampai akan kubangunkan."

Aerin sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Yoongi. Bagaimana bisa mengantuk jika sekarang dia sedang berada di dalam mobil yang sama dengan pria terdingin yang pernah dia temui?

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang