20; Kenapa hanya Jiminie?

2.1K 372 78
                                    


Jangan lupa untuk pencet bintangnya ya guys!

***

"Kau yang ikut lomba sana, aku tidak mau."

"Aku capek, kau saja."

"Kau kan papanya, masa tidak mau mengurus anak sendiri?"

"Kau mamanya juga kan? Dimana-mana yang mengurus anak itu mama."

"Aku bukan mamanya!"

Belum beberapa menit mereka bersama, keduanya sudah saling serang menyerang. Aerin saja sudah terlalu muak melihat sosok pria di hadapannya terus-terusan bertingkah mengesalkan. Memang Yoongi datang kemari hanya untuk membuat Aerin kesal setengah mati, ya? Lebih baik dia diam saja di rumah, tidak usah keluar dari kamar!

"Kalau begitu aku ikut lomba dengan Jungkook, kau dengan Jimin dan Taehyung." usul Yoongi yang Aerin balas tatapan tajam.

Yoongi itu picik sekali. Jelas-jelas Jungkook mengatakan kalau dia tidak mau ikut. Pria es itu malah memutuskan seenak jidat kalau Aerin akan mengikuti perlombaan dengan si kembar yang semangatnya sangat overdosis.

"Kau pikir aku bodoh? Kau saja yang dengan mereka! Aku dengan Jungkook saja." tolak Aerin.

Tanpa izin, Yoongi mengambil Jungkook yang ada di pangkuan Aerin untuk dipindahkan ke pangkuannya. Jungkook sendiri tidak memprotes. Karena sejak tadi menangis, sekarang ia jadi mengantuk. Dengan pasrah, Jungkook duduk di pangkuan Yoongi lalu bersandar di dadanya.

Yoongi tersenyum penuh kemenangan. "Kau lihat sendiri, Jungkook maunya bersamaku."

"Tidak! Itu karena kau mengambilnya!"

Aerin berusaha untuk mengambil Jungkook kembali, tapi Yoongi menjauhkan Jungkook dari jangkauannya. "Dia sedang tidur, jangan ganggu."

Beberapa orang tua yang sedang duduk di dekat mereka memperhatikan dengan kepala menggeleng-geleng. Mereka pikir, menjadi orang tua di usia muda itu memang menyulitkan. Pasti banyak sekali permasalahan yang muncul sehingga membuat keduanya kesusahan.

Tak berapa lama, salah seorang wanita dengan berani menegur Aerin dan Yoongi yang masih memperebutkan Jungkook.

"Saya tau jadi orang tua muda itu sulit. Tapi demi anak, kalian harus banyak-banyak bersabar. Permasalahan rumah tangga selesaikan di rumah saja, ya? Jangan lampiaskan ke anak kalian." saran wanita itu.

Mendadak Aerin melepaskan genggamannya pada lengan Yoongi yang bersikeras tidak ingin memberikan Jungkook. Ia terlalu bingung dengan situasi yang terjadi. Entah kenapa banyak pasang mata melihat mereka dengan tatapan penuh perhatian. Sontak Aerin mengangguk cepat-cepat, buru-buru mengiyakan sebab tak ingin lebih banyak pasang mata ikut memperhatikan mereka.

Setelah mendapat anggukan dari Aerin, wanita itu tersenyum dan kembali menonton perlombaan.

Aerin seketika merutuk di dalam hati. Menyesal karena telah mengangguk dan menerima saran dari wanita itu. Seolah-olah ia membenarkan kalau ia dan Yoongi adalah sepasang orang tua muda yang sedang ditimpa masalah. Disertai Jungkook sebagai anak mereka yang menjadi objek pelampiasan amarah.

Memang hidupnya ini sinetron?!

"Kau dengar itu? Permasalahan rumah tangga diselesaikan di rumah. Kasihan Jungkook." Yoongi ikut-ikutan berlakon, mengelus-elus punggung Jungkook dengan tatapan simpati.

Yoongi sama sekali tidak membantah ucapan wanita itu. Bagi Yoongi, sarannya itu cukup menghibur di siang terik seperti ini.

"Kepalamu yang diselesaikan di rumah! Kembalikan Jungkook padaku!"

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang