9; Belanja bersama

2K 345 63
                                    


Mereka sekarang sedang berada di supermarket yang letaknya sedikit jauh dari rumah. Sebenarnya bisa saja belanja di minimarket yang dekat, salahkan saja Yoongi yang membawanya entah kemana bermodalkan alasan 'minimarket di dekat rumah tidak menjual banyak barang'. Kemudian, dengan sangat tidak bersalah Yoongi malah berjalan mendahului Aerin yang sedang kesusahan mengurus tiga manusia kerdil yang kerjanya melompat kesana kemari.

"Noona! Itu ada es krim! Noona, beli es krim!"

Inilah salah satu alasan Aerin tak pernah membawa ketiga bocah ini berbelanja. Bisa-bisa stok snack, permen, dan es krim yang ada di supermarket habis tak bersisa.

"Noona! balon!"

"Noona noona! Ada mainan pesawat!"

Kegiatan Aerin saat ini tak lebih dari berlari untuk menangkap Taehyung, setelah tertangkap malah Jimin yang menghilang. Setelah Jimin ketemu, Jungkook yang kabur. Begitu saja terus sampai negara api menyerang!

Sebenarnya mereka pergi ke supermarket ini untuk belanja atau main petak umpet sih?

Yoongi tiba-tiba saja berbalik, lalu berjalan menuju Aerin yang lebih mirip seperti induk gorilla yang kehilangan tiga anak.

"Bagaimana sih, mengurus mereka saja tidak bisa."

Rasanya Aerin ingin meledak, terus menyemprotkan lahar panas ke tubuh Yoongi. Enak saja bicara begitu! Dia kira adik-adiknya ini tergolong bocah normal apa?

"Ya sudah! Kau saja yang ngurus sana!"

Yoongi mengangguk, lalu melangkahkan tungkainya entah kemana. Aerin sendiri diam berpikir, sejak kapan Yoongi mau disuruh-suruh seperti ini? Atau jangan-jangan Yoongi malah mengerjainya? Mana tahu dia sedang ikut-ikutan bersembunyi dengan tiga adiknya yang luar biasa menyebalkan, lalu secara tak disangka pulang begitu saja. Meninggalkan Aerin yang setengah gila karena terus-terusan mencari mereka hingga ke celah terkecil.

Namun, pemikiran Aerin buyar begitu saja ketika Yoongi datang sambil mendorong sebuah troli, dengan ketiga bocah yang berwajah masam di dalamnya.

Wow, secepat itu?

"Noona! Selamatkan Tae, noona! Tae dipenjara sama Hyungie!" Taehyung berteriak kesetanan, berjongkok di troli sambil menggoyang-goyangkan besinya.

"Kau bawa troli yang lain, anak-anak kecil ini biar aku yang urus."

"Jangan panggil aku anak kecil, paman! Aku Jungkook! Namaku Jungkook! Lepaskan kami dari penjara ini!" Jungkook ikut-ikut berakting. Berkolaborasi dengan Taehyung yang sekarang sedang melompat-lompat. Sedangkan Jimin hanya terdiam, memandangi kedua manusia yang lebih muda darinya dan Yoongi bergantian. Sebenarnya ia ingin ikut-ikutan bermain, tapi melihat tampang Yoongi yang mulai menyeramkan, ia mengurungkan kehendaknya.

"Berhenti main-main! Aku ini bukan pamanmu!" Yoongi mendorong troli secara tiba-tiba, membuat ketiga bocah yang sedang berdiri itu oleng dan saling tumpuk di dalam troli.

Aerin hanya bisa mendengus melihat kelakuan kakak beradik itu. Kakinya melangkah menuju tempat penyimpanan troli dan mengambil salah satunya dengan pemikiran yang berkecamuk.

Awalnya hanya karena telur, kenapa tiba-tiba berubah ribet seperti ini?

"Kau beli apa yang di perlukan, aku akan ke tempat brownis." Setelah memberikan titah, Yoongi pergi berlalu dengan ketiga bocah di troli yang berlagak sedang bermain boom-boom car.

Sebenarnya, tidak ada yang perlu di beli. Semuanya masih lengkap. Peralatan mandi, daging, sayur, deterjen, pewangi, Aerin baru saja membeli semuanya minggu lalu.

Mereka kemari hanya untuk membeli brownis. Yeah, jauh-jauh ke supermarket yang besar hanya untuk membeli brownis.

Padahal Aerin bisa membelinya ke minimarket dekat rumah. Ah tidak! Bahkan Aerin bisa membuatnya di rumah! Bahan-bahannya masih cukup untuk membuat seloyang brownis.

Jadi, berhubung dia sudah disini, Aerin memanfaatkan situasi ini untuk membeli barang-barang kebutuhan pribadinya.

Sekitar sepuluh menit, Aerin berkeliling lalu berhenti di salah satu rak yang menggantung celemek. Ia berpikir sejenak untuk membeli beberapa, kebetulan miliknya yang lama warnanya sudah memudar.

"Kenapa malah disini?"

Suara itu membuat Aerin terkejut tanpa suara dan memegang dadanya yang berdentum kuat. "Bisa tidak jangan mengejutkanku seperti ini?"

"Noona! Kami membeli brownis besaaar!"

Perhatian Aerin beralih pada Jungkook yang memegang kotak kue. Kuenya besar, sampai-sampai kakinya yang sedang memangku kue itu tidak kelihatan.

"Kau mau beli celemek?"

"Tidak, hanya melihat-lihat."

Tadinya Aerin sempat ingin membeli satu, tapi moodnya untuk memilih tiba-tiba hilang begitu saja saat pria dan ketiga kurcaci ini datang.

"Kenapa? Tidak ada yang kau suka?"

Ya ampun! Demi dewa neptunus! Sejak kapan Yoongi begitu cerewet seperti ini? Dan lagi sejak kapan ia perduli dengan apa yang Aerin lakukan?!

"Itu! Mickey Mouse! Kau suka kan? Kenapa tidak di beli?"

Seketika, langkah Aerin membeku begitu saja. Kepalanya dengan cepat menoleh dan menatap Yoongi dengan tampang terkejut.

"Dari mana...?"

"Aku? Dari rak kue, memilih brownis."

Aerin menggeleng cepat-cepat. "Dari mana kau tau aku suka Mickey Mouse?"

Yoongi terdiam sesaat, menggaruk pucuk kepalanya bingung.

"Yah, hanya menebak. Ku lihat barang-barangmu semuanya bergambar Mickey Mouse."

Omong kosong macam apa ini?! Aerin berani bersumpah, barangnya yang bergambar Mickey Mouse itu sangat sedikit! Kipas tangan, bando, kupluk, boneka, dan dompet buluknya sejak SMA. Aerin 100% yakin barang-barang tersebut bahkan belum pernah di keluarkan dari lemarinya sejak ia pindah ke rumah mereka.

"Tidak ada yang mau di beli lagi?" Yoongi berusaha mengalihkan topik dengan melihat belanjaan Aerin. Menyadari sesuatu, Yoongi tiba-tiba mengalihkan pandangan.

Aerin yang menyadari tingkah laku aneh Yoongi pun segera tersadar. Wajahnya berubah menjadi merah. Berdeham sekali untuk memecah kecanggungan, kemudian berusaha sebaik mungkin berjalan mendahului Yoongi.

Bagaimana tidak canggung! Pembalut, obat nyeri, dan beberapa set pakaian dalam. Aerin benar-benar belanja untuk keperluan pribadinya.

Dan Yoongi melihat semuanya. Bravo!

"A-aku tidak membeli keperluan rumah karena sudah membelinya minggu kemarin. Aku belanja hanya untuk keperluanku, jadi sebaiknya kita membayar terpisah." Saran Aerin yang langsung di respon dengan anggukan.

Aerin berjalan cepat menuju kasir. Yoongi masih di belakang, kerepotan dengan tingkah Jungkook, Taehyung dan Jimin yang merengek meminta es krim.

"13.000 won*."

(*sekitar 174,000 rupiah Indonesia)

"Ah iya."

Aerin merogoh saku hoodienya. Tidak menemukan apa-apa, tangannya beralih merogoh saku jeansnya. Mendadak ia ingin menangis ketika hanya menemukan beberapa koin 50 won* di saku.

(*sekitar 600 rupiah Indonesia)

"Cepatlah! Semakin lama disini, mereka semakin menggila!" Yoongi sudah berdiri di belakangnya dengan tiga manusia kerdil yang merengek di dalam troli.

Kepala Aerin rasannya ingin meledak. Ia berpikir terlalu keras, dan pada akhirnya memilih untuk merelakan harga dirinya di depan pria es itu.

"Yoongi, aku lupa bawa uang. Pinjam uangmu 13.000 won, ya?"

[Hyungie]

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang