Jangan lupa pencet bintangnya ya guys!***
Sudah masuk hari ke-dua semenjak Yoongi menyatakan perasaannya pada Aerin, sudah dua hari pula mereka tidak bertemu. Jangankan bertemu, berpapasan saja tidak pernah.
Hubungan Aerin dan Namjoon pun mendadak merenggang. Memang tidak ada sesuatu yang aneh terjadi di antara mereka. Keduanya secara alami mengambil jarak pasca tragedi malam itu. Aerin juga tidak tahu apa penyebabnya menjauhi Namjoon, hal itu terjadi begitu saja tanpa alasan.
Tidak ada yang berbeda, hari ini juga berlangsung seperti kemarin. Di rumah hanya ada Aerin dan Jungkook, sedangkan yang lain mempunyai kegiatan masing-masing di luar sana. Tidak tahu dengan Yoongi, mungkin saja pria itu sudah mati dimakan penyesalan di dalam kamarnya, begitu pikir Aerin.
Padahal pria itu sedang berada di Daegu untuk menuntaskan pekerjaan. Setengah mati menahan rindu untuk pulang ke rumah. Entah rindu rumahnya atau sesuatu yang menempati rumahnya.
Kuliah Aerin dimulai pada jam dua siang nanti, makanya sekarang masih berada di rumah. Jungkook juga tidak bisa ditinggal sendiri, setidaknya Namjoon harus pulang terlebih dulu untuk menjaga bocah satu itu. Tapi kali ini, Namjoon tidak berkata ingin pergi kemana dan kapan akan pulang.
Aerin gelisah sendiri memikirkan itu. Mau menelpon, tapi teringat kalau dia sedang dalam fase 'seperti musuhan' dengan Namjoon. Aerin memutuskan untuk menunggu Namjoon sampai jam setengah dua, yang mana masih ada waktu setengah jam lagi, baru gadis itu dapat memantapkan diri untuk menelpon Namjoon.
Jungkook sedang berada di kamarnya, jangan tanya sedang apa. Tanpa ada yang bertanya pun, Aerin dengan mantap bisa menjawab kalau Jungkook sedang kencan dengan Rubikie—Aerin baru tahu kalau setiap rubik mempunyai nama, salah satunya Rubikie.
Nama rubiknya yang lain akan diberi tahu secara terpisah.
Selagi menunggu waktu setengah jam itu, Aerin membawa kakinya untuk berjalan mengelilingi rumah. Sudah sekitar sepuluh bulan dia bekerja, tapi gadis itu belum pernah benar-benar menyusuri setiap inci rumah tempatnya bekerja itu.
Dimulai dari halaman belakang, kemudian dapur, masuk ke kamar mandi, lalu duduk di dekat kolam ikan, sampai garasi pun dia datangi. Sebelum meninggalkan garasi, dia menyempatkan untuk menendang motor bewarna hijau neon yang terlihat sangat mengesalkan.
Bagaimana bisa benda bernama Mettugi itu tampak berharga di mata Namjoon?
Motor neon itu tiba-tiba berderum, seolah marah karena body-nya yang sudah tua renta itu ditendang tanpa perasaan. Aneh sekali, padahal motornya tidak sedang dihidupkan. Aerin mendadak merinding ngeri lalu meninggalkan garasi itu secepat mungkin.
Motor hijau aneh, Mettugi aneh!
Langkah Aerin akhirnya berhenti pada sebuah kamar. Walau ditutup serapat mungkin, bau kopi masih dapat tercium dari luar.
Kamar di tempat dirinya mendapatkan sebuah pengakuan cinta. Kamar Yoongi, si pria es yang kini esnya mulai mencair. Tinggal menunggu es itu membentuk sebuah lautan hangat dengan kilat pantulan cahaya matahari.
"Hyungie tidak ada di kamar."
Tahu-tahu saja Jungkook sudah berada di samping Aerin sambil memegang sebuah tumbler Iron Man. Aerin langsung mengambil tumbler tersebut, membawanya ke dapur untuk diisi. Jungkook mengekor di belakang sambil sesekali mengintip ekspresi yang ditunjukkan Aerin.
Aerin mengangguk mengerti, pria itu mungkin sedang pergi ke suatu tempat untuk menyucikan akal sehat. Ya, akal sehatnya harus segera dibersihkan.
"Hyungie pergi sangat jauh. Lama sekali, mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat. Bilang begitu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
FanfictionAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_