Di hari minggu ini, Aerin terbangun tepat pada jam lima pagi. Keadaan yang langka, memang. Namun, suara dentingan sendok dengan piring yang sangat nyaring berhasil masuk ke dalam ruang pendengaran membuatnya harus menghentikan tidurnya kala itu juga.Tungkainya bergerak malas ke arah sumber suara. Terus melangkah hingga ia menemukan sosok yang membuatnya kesal setengah mati.
"Sedang apa?" Tanya Aerin diselingi menguap.
Sosok itu segera membalikkan badannya dan memandang Aerin dengan pandangan tak acuhnya. Ya, benar. Siapa lagi kalau bukan Yoongi.
Bukannya menjawab pertanyaan Aerin, Yoongi malah tetap melanjutkan kegiatannya yang tertunda.
Aerin memandang malas. Seharusnya ia tetap berada di kamarnya dan melanjutkan tidur berharganya. Tapi ia sudah terlanjur berada disini. Dari pada kembali ke kamar, ia lebih memilih mendekati Yoongi dan melihat apa yang sedang dilakukannya. Toh, ia juga tak bisa tertidur lagi.
"Kau lapar ya?"
Pertanyaan Aerin hanya dibalas dengan tatapan sinis. Sebenarnya apa sih yang membuat pria ini sangat dingin kepada Aerin? Kemarin saja, ia terlihat sangat gembira dan tersenyum lebar ketika Jisoo datang ke rumah.
"Hei! Telurnya gosong!" Mata Aerin yang sebelumnya hanya terbuka sedikit, kini sepenuhnya terbuka. Tangannya segera mengambil alih spatula yang ada di tangan Yoongi. Yoongi tak menolak dan membiarkan Aerin melanjutkan pekerjaannya.
Terdengar helaan napas dari Aerin. Kemudian, Aerin menatap Yoongi tajam. "Bisa masak atau tidak, sih? Memangnya telur tidak dibeli dengan uang?"
Yoongi tak merespon, tentu saja. Aerin kembali menghela napasnya mendapati reaksi Yoongi yang sangat datar.
"Telurnya sudah gosong." Ujarnya kemudian melangkahkan kaki menuju kulkas. "Biar aku buatkan yang baru-" namun perkataannya segera terhenti melihat keadaan kulkas.
Kosong, sekosong pikirannya saat ini.
"Telurnya habis." Perkataan pertama Yoongi hari ini. Namun sialnya, perkataannya malah membuat Aerin naik pitam.
"Kemarin masih ada selusin telur, tidak mungkin kan telurnya hilang begitu saja?!"
Yoongi terdiam, mengarahkan pandangannya ke suatu tempat dan menunjuk dengan bibirnya. Aerin mengikuti pandangan Yoongi dan seketika menjatuhkan rahangnya.
Yang benar saja! Selusin telur itu berakhir sama dengan telur yang Aerin lihat terakhir kali. Lebih nahasnya, semua berakhir di tempat sampah!
Aerin kembali menatap Yoongi, kali ini dengan tatapan super-super sinisnya. "Hebat, baru kali ini aku melihat isi tempat sampah telur gosong semua."
Yoongi merotasikan matanya, hendak pergi menjauh dari Aerin. Namun, Aerin lebih sigap dengan menarik kupluk hoodie yang sedang ia gunakan. "Mau kemana? Telurnya habis dan masih banyak penghuni di rumah ini yang harus dikasih makan."
Pegangan Aerin di kupluk hoodie Yoongi terlepas begitu saja ketika Yoongi menampilkan tatapan tajamnya. "Terus apa?"
Hahaha... Terus apa katanya?
"Seharusnya, seseorang bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya kan? Jadi siapa yang harus membeli telurnya lagi? Harus aku, begitu?" Aerin menunjuk dirinya sendiri, kemudian tertawa dibuat-buat.
"Memangnya siapa lagi? Kau digaji untuk itu kan?"
Ucapan tersebut membuat tawa Aerin terhenti begitu saja. Sekali lagi, ia menatap Yoongi lamat-lamat, dan Yoongi masih betah dengan wajah tak acuhnya. Mungkin kali ini dengan sedikit senyum remeh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
Fiksi PenggemarAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_