Jangan lupa bintang kecil dibawah ya guys! ♥
***
"Lalu? Apa tanggapan mereka?"
Aerin mengerang dengan wajah yang sepenuhnya tenggelam di boneka strawberry lusuh milik Nara. Tak hanya sampai disitu, gadis itu tambah histeris dengan memukul bertubi-tubi Nara yang ada di sebelahnya.
"Kutebak, pasti bukan tanggapan seperti 'hore! akhirnya gorila betina yang selama ini mengambil alih kekuasaan rumah akan pergi!', kan?" Ujar Nara menjawab pertanyaannya sendiri, tak ambil pusing dengan pukulan Aerin yang tidak lebih dari sapuan angin belaka.
Aerin sekali lagi mengerang, "Argh! Bodoh sekali! Mereka semua sedang membicarakan hal yang membahagiakan, kenapa aku malah membawa kabar seperti itu! Dasar tidak tahu waktu sekali kau Aerin bodoh!" keluh gadis itu sambil memukul kepalanya sendiri.
"Kau memang bodoh, tapi dengan memukul kepalamu sendiri tidak akan membuatmu menjadi pintar, jadi hentikan saja."
Perkataan Nara sontak membuat Aerin kembali pada akal sehatnya. Gadis itu langsung menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, tampak sedang berpikir keras menggunakan otaknya yang tak lebih besar dari biji kenari.
"Si kembar menangis, sedangkan Jungkook hanya memandangku kosong dengan matanya yang membulat. Hah! Akan lebih baik kalau Jungkook ikut-ikutan menangis saja! Aku tidak bisa menghadapi wajah polosnya yang sangat kecewa itu."
Nara mengangguk-angguk lalu menghabiskan sisa kola yang ada di kaleng dalam satu tegukan. "Tentu saja dia kecewa, dia sudah menganggap kau sebagai ibunya, kan? Bagaimana bisa dia kehilangan ibunya lagi, pasti dia sangat sedih."
Mendengar itu, bibir Aerin spontan melengkung ke bawah. Ah, kenapa dia tidak memikirkan hal itu! Aerin tidak sanggup membayangkan kembali bagaimana ekspresi Jungkook yang saat itu beranjak pergi ke kamar dan mengunci pintunya tanpa sepatah kata apapun.
"Memangnya kau tidak bisa tetap bekerja disana saja? Maksudku, tidak ada ruginya loh? Pacarmu juga ada disana kan? Bagus, sambil berpelukan minum susu.*"
(*pelesetan pribahasa sambil menyelam minum air)
Aerin sangat tidak ingin memikirkan kalimat Nara yang terakhir karena sungguh, kepalanya sudah sangat ingin meledak hanya dengan memikirkan hal-hal yang kecil. Jangan paksakan otaknya yang tidak memenuhi kapasitas itu untuk memikirkan pribahasa yang sangat tidak masuk akal.
"Pertama, sebentar lagi aku akan masuk semester akhir, pastinya aku akan sibuk untuk kuliah." jelas Aerin sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Sedikit menghela napas, Aerin menaikkan jari tengahnya, "Kedua, uang tabunganku juga sudah lumayan cukup untuk membiayai kuliahku sampai selesai, juga biaya hidupku satu tahun ke depan."
Aerin sejenak ragu ingin menghentikannya di poin dua atau melanjutkannya ke poin tiga. Setelah pertimbangan singkat, ia memutuskan untuk menaikkan jari manisnya.
"Ketiga, ayahku juga sudah kembali. Seperti yang kau tahu, hanya dia satu-satunya keluargaku. Aku tidak ingin kehilangannya lagi."
"Keempat, pasti kau tidak mau terjadi hal yang tidak-tidak bersama pacarmu, kan? Ya memang dia sangat jauh dari style-ku, tapi kuakui dia cukup manis. Pasti kau tidak akan tahan untuk tidak menerkamnya—"
"Hentikan pikiran kotormu itu sialan!" maki Aerin sambil melayangkan boneka strawberry ke wajah Nara.
Alih-alih marah, Nara justru tertawa terbahak-bahak. "Heh bodoh! Tidak usah menyangkal, dia bahkan punya hot pink bra milikmu disaat kalian belum berpacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
Fiksi PenggemarAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_