39; Pertengkaran

1.8K 299 194
                                    


Peek a boo! ㅋㅋㅋ
Terkejut ga? '-'

Warn! 2000++ words, bacanya pagi2 aja wkwk.

***

Situasi yang terjadi pada pagi hari ini lumayan tidak menguntungkan bagi tiga terkecil.

Seharusnya di hari libur si kembar, juga hari di mana Jungkook tidak lagi bermain sendirian dengan rubiknya, mereka bertiga dapat menikmati hari untuk bermain bersama secara gila-gilaan.

Namun, sepertinya hal itu tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya. Yoongi dengan alis berkerut sedang duduk di sofa tunggal. Sedangkan mereka duduk berlipat kaki, berderet di lantai dengan kedua tangan mengepal di atas paha.

Tidak ada satu patah kata pun yang terlontar dari mulut Yoongi. Pria es itu duduk diam sambil menatap satu persatu adiknya yang bercucuran air keringat, padahal pagi itu cukup dingin dan mereka juga tidak melakukan aktifitas berat sebelumnya.

Semua itu bermula ketika si terkecil, Jungkook, tengah mencari Aerin untuk meminta tolong mengisikan tumbler Iron Man-nya yang kosong. Sebenarnya, bocah satu itu bisa saja mengambilnya sendiri, tapi agaknya air yang diambilkan Aerin lebih manis dan segar untuk diminum.

Alhasil bocah itu masuk ke dalam kamar Aerin. Namun yang dia dapati hanyalah kegelapan tanpa siapa-siapa di dalamnya.

Jungkook terus mencari keberadaan Aerin hingga si kembar, Jimin dan Taehyung bangun dari tidurnya, langsung saja berpapasan dengan Jungkook saat keluar dari kamar.

"Kookie ingin minum? Mau Jiminie ambilkan?"

Awalnya Jungkook ragu, berkali-kali melihat tumblernya dan wajah ngantuk Jimin bergantian. Hati kecilnya mengatakan kalau bahaya besar akan mendatanginya jika ia memberikan tumbler itu kepada Jimin.

Jungkook akhirnya memberikan tumbler itu kepada Jimin dengan perasaan was-was. Tungkainya mengikuti Jimin menuju dapur, sama halnya Taehyung dengan wajah bantal juga mengekor di belakang mereka.

"Jiminie, Taehyungie mau susu pisang."

Mendengar hal itu, Jungkook langsung menghentikan pergerakan Jimin yang ingin mengisi tumbler dengan air putih. Dengan mata bulat yang berbinar-binar, Jungkook menunjuk ke arah kulkas.

"Kookie juga mau susu pisang, tidak jadi isi tumblernya, Jiminie."

"Tapi kita harus meminta izin dengan Aerin noona dulu." papar Jimin.

"Noona tidak ada, Kookie sudah cari ke mana-mana."

Jimin berpikir sejenak. Ia menatap kedua adiknya yang mengerahkan seluruh keimutan untuk membujuk Jimin. Sedikit berat hati, Jimin melangkah ke arah kulkas, sedang dua bocah lainnya melompat-lompat kesenangan di belakang Jimin.

Dengan seluruh tenaga ia berusaha membuka pintu kulkas. Kulkas pun terbuka, hawa dingin langsung menerpa tubuhnya. Maniknya menelusuri isi kulkas, mencari botol berwarna kuning dengan penutup berwarna hijau. Tak lama, Jimin menemukan beberapa susu pisang yang tersusun rapi di salah satu rak.

Akan tetapi, bocah tertua itu menghela napas kecewa ketika mendapati seberapa tinggi rak yang menampung semua susu pisang itu.

"Jiminie kenapa? Ingin Taehyungie bantu?"

Tanpa menoleh, juga dengan otak yang berpikir keras memikirkan segala cara agar susu pisang itu dapat berpindah ke tangannya, Jimin menggeleng.

"Tidak apa Tae, Jiminie kan lebih tua 5 menit dari Tae, jadi harus bertanggung jawab."

"Tidak apa-apa? Tapi Taehyungie lebih tinggi 5 cm dari Jiminie loh?"

Jimin lantas membalikkan badannya secepat kilat. Alisnya menyatu, tampak begitu kesal dengan pernyataan Taehyung.

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang