2; Kabar mengejutkan

3.3K 426 50
                                    


Sekarang Aerin sedang duduk manis di meja makan, memangku wajahnya dengan kedua tangan sambil memperhatikan sosok lain yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.

Sungguh, Aerin ingin menghentikan waktu detik ini juga. Rasanya seperti berada di dalam mimpi ketika menyaksikan pria berbahu lebar itu dengan terampilnya menggunakan pisau.

Kalau dipikir-pikir, mereka seperti sepasang pengantin baru, kan? Sang suami yang dengan sepenuh hati menyediakan makan malam dikarenakan istrinya lelah seharian mengurus rumah.

Kemudian si istri yang melihat ketulusan suami segera membantu. Mendaratkan pijatan-pijatan kecil di bahunya, memeluk dari belakang sambil mengucapkan terimakasih atau aku cinta—

"Tidak!" tanpa sadar Aerin menggelengkan kepala dengan tangan menepuk-nepuk telinga, berusaha menghilangkan khayalan dan bisikan aneh yang mulai menjalar ke mana-mana.

"Hei? Kau tidak suka ya?"

Tersadar dari lamunannya, Aerin mendongak untuk melihat Seokjin yang rupanya sedang berbicara.

"Apanya?"

"Tadi aku tanya, kalau supnya aku masukin wortel enak atau tidak? Kau malah menggeleng kuat-kuat. Tidak suka wortel ya?"

Aerin kembali menggeleng kuat dengan tangan yang bergerak selaras dengan gelengan kepalanya. "Aku suka! Serius! Aku suka apapun yang kau masak! Aku sangat suka wortel, sungguh!"

Melihat respon Aerin, Seokjin tertawa kecil. Ia kembali memfokuskan dirinya pada sup yang kini sedang ia salin ke dalam mangkuk. Sesekali memandang Aerin yang bertingkah lebih aneh dari sebelumnya: menepuk-nepuk kedua pipinya dan terus berkata 'bodoh'

"Hyung? Masak apa?"

Kedatangan Namjoon yang tidak terprediksi membuat Aerin mendengus kesal.

Lagian kenapa juga monster penghancur itu tiba-tiba bangun dan keluar dari kamarnya? Dia mau menghancurkan suasana yang Aerin sukai ini juga ya?

Namjoon mendekat dengan mata setengah terbuka. Matanya semakin menyipit ketika melihat apa yang sedang di masak Seokjin. Ia mengernyit, mengucek kedua matanya seolah sedang memastikan apa yang sedang ia lihat. Setelahnya ia malah bergumam tidak jelas, menyeret kakinya mendekati Aerin kemudian menarik salah satu kursi sehingga menimbulkan decitan yang sangat tidak santai.

"Kau tidak bantu hyung masak?" Tanyanya setelah duduk di samping Aerin.

Baru saja Aerin ingin menjawab, Seokjin sudah berkata duluan, "Aku yang melarangnya membantu, hari ini aku ingin menyiapkan makan malam sendirian."

Keadaan hening sesaat. Seokjin sepertinya sedang menyiapkan makanan yang lain. Sedangkan Namjoon menguap berkali-kali sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal. Kakinya tidak bisa diam, berulang kali menendang kaki meja, hampir membuat kaldu sup tumpah karena getaran yang keras.

"Kalau kaki mejanya patah, kupatahkan juga kakimu."

Itu Yoongi. Tiba-tiba saja sudah duduk di depan Aerin dengan tampang datarnya.

Sepertinya kedatangan Yoongi mengubah atmosfir yang sebelumnya hening menjadi menegangkan. Malah sekarang dengan santainya ia bersandar di kursi dan melihat Aerin dengan sinis.

Jujur saja, Aerin lebih memilih Namjoon yang datang daripada manusia es ini. Setidaknya mulut Namjoon tidak gatal untuk mengucapkan sesuatu yang nantinya membuat Aerin kesal setengah mati.

"Kodrat perempuan itu mengerjakan urusan rumah. Bersih-bersih, memasak, mencuci. Kau? Malah diam saja dan membiarkan seorang pria memasak? Perempuan atau bukan?"

HyungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang