Jangan lupa pencet bintangnya ya guys!***
Namjoon POV
Sebenarnya apa bentuk perasaanku pada Aerin?
Bukan apa-apa, aku tidak mempunyai perasaan lebih padanya. Dia hanyalah seseorang yang dibayar Seokjin hyung untuk mengurus tiga adik kami, tidak lebih.
Aku serius, sampai detik ini pun aku tidak merasakan apa-apa selain perasaan kepada seorang teman. Aerin itu baik, lucu, cantik sih. Yang paling penting, hanya dirinya yang mampu menghadapi tingkah rewel tiga manusia termuda di rumah ini.
Meskipun begitu, tipe gadis kesukaanku itu bukan yang seperti dirinya. Aku lebih menyukai seseorang yang anggun, juga seksi. Ya, yang seperti itu.
Kenapa aku sangat menaruh perhatian kepada Aerin?
Aku tahu Yoongi hyung menyukai gadis itu. Entah sejak kapan, tapi jelas sekali kalau tatapan Yoongi hyung kepada Aerin itu adalah sebuah perasaan suka.
Aku bertingkah seperti itu untuk membuktikannya.
Yoongi hyung itu keras kepala. Dia bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta pada orang lain. Sekalinya jatuh cinta, dia pasti akan memendam tanpa mengungkapkan apa-apa. Aku yang melihatnya saja muak setengah mati. Jadi kuputuskan untuk ikut serta dalam hubungan mereka.
Kalau di dalam pelajaran Kimia, aku berperan sebagai Katalis yang dapat mempercepat sebuah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Atau bisa juga seperti sendok yang membantu melarutkan gula di air hangat.
Kesimpulannya, aku mau Yoongi hyung mengungkapkan perasaannya pada Aerin secepat mungkin!
Mau tak mau aku harus bersikap seperti menyukai Aerin juga agar sifat kompetitif Yoongi hyung muncul. Dia tidak bisa berdiam diri di dalam gua selama-lamanya.
"Ayo."
Aerin mengangguk, lalu mengambil sepasang sendalnya yang terletak di rak. Sedangkan aku sudah keluar terlebih dahulu dengan membawa kunci mobil.
Lihat, disaat-saat genting seperti ini malah Yoongi hyung yang tidak keluar. Padahal dia selalu menatap tidak suka jika aku sedang bersama Aerin. Mana perkataan 'biar aku saja' yang selalu dia lontarkan untuk mengambil alih keberadaan Aerin?
Sikap pengecutnya itu harus segera dimusnahkan.
Aku sudah mengeluarkan mobil dari garasi ketika Aerin keluar dari rumah. Dia kesusahan menghadapi Jungkook yang sedang menarik-narik kausnya. Bocah itu tiba-tiba menyadari kepergian Aerin, segera mengejar untuk membawa Noona-nya itu kembali ke rumah.
Semenjak kejadian pemecatan Aerin, Jungkook jadi sulit memberi kepercayaan kepadanya untuk keluar rumah. Bahkan ingin pergi kuliah pun, Aerin harus menelpon Seokjin hyung terlebih dulu sebagai bukti agar Jungkook membiarkannya pergi.
Melihat tidak ada pergerakan berarti, aku membuka kaca mobil. Teriakan Jungkook yang melarang Aerin untuk pergi menggema jelas.
"Aerin noona akan pulang lagi kok! Serius! Pulang nanti Namjoonie beliin cokelat deh!" teriakku.
Jungkook tidak mudah terbujuk rayuan manis seperti Jimin dan Taehyung. Tapi mau bagaimana juga dia itu tetap anak-anak, pasti tergoda dengan bujukan seperti itu walau hanya sebentar.
Sejenak Jungkook mengendurkan cengkramannya pada kaki Aerin. Hal itu dimanfaatkan Aerin dengan baik, gadis itu segera tancap gas menuju mobil dan masuk tanpa melihat ke belakang lagi. Seketika Jungkook berteriak histeris, berlari secepat tenaga untuk menyusul Aerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungie
أدب الهواةAda tiga monster kecil, satu monster receh, satu monster bernapas api, satu monster penghancur, dan satu monster berotak separuh. Jika disuruh memilih satu, siapa yang akan kalian pilih untuk diasuh? 2019, Chocooky_