SIX

20.6K 1.1K 6
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu, sebagian besar murid sudah meninggalkan sekolah, tapi ada juga beberapa murid yang masih berada disekitaran sekolah hanya untuk sekedar menumpang WiFi-an.

Begitu juga dengan Caramel, gadis itu sengaja memilih pulang belakangan, tapi bukan karena ia ingin ikut WiFi-an juga, ia hanya ingin menghindari Malvin.

Setelah merasa sudah aman Caramel pun baru berjalan meninggalkan kelasnya dengan perasaan was-was, ia takut kalau ternyata Malvin masih berada di sekolah.

Caramel melangkah cepat menuruni tangga, ia selalu menengok kebelakang untuk memastikan tidak ada sosok Malvin yang mengikutinya. Saat sudah sampai pada anak tangga terakhir Caramel menghembuskan napasnya lega karena perkiraannya benar, Malvin sudah meninggalkan sekolah.

Caramel melangkah riang menuju parkiran. Sampai akhirnya langkahnya terhenti dan senyum di wajahnya seketika hilang saat melihat Malvin yang sedang duduk diatas kap mobilnya sambil menghisap rokok.

Menyadari kehadiran Caramel, Malvin pun segera mematikan rokoknya dengan cara diinjak.

Malvin menatap Caramel datar, sedangkan Caramel menatap Malvin dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Masih mau ngumpet nggak?" tanya Malvin.

"Si-siapa yang ngumpet? Orang tadi gue abis makan dulu di kantin," jawab Caramel yang tentu saja berbohong untuk melindungi dirinya.

Malvin tidak mempedulikan ucapan Caramel, ia lalu berjalan mendekati gadis itu.

"Siniin kunci mobil lo," pinta Malvin seraya menadahkan tangannya.

Caramel mengerutkan keningnya.
"Buat apa?"

"Nggak usah banyak tanya, cepet siniin kunci lo," paksa Malvin.

"Nggak mau!" tolak Caramel seraya menepis tangan Malvin.

"Siniin, atau gue yang bakal ambil sendiri," ancam Malvin, ia tau kalau Caramel menyimpan kunci mobilnya itu pada saku baju, karena berkat baju ketat yang dikenakan oleh gadis itu.

"Bodo amat! Gue nggak peduli."

"Nggak usah keras kepala! Sampe hitungan ketiga lo nggak kasih ke gue, gue yang bakal ambil sendiri."

"Satu.."

"Dua.."

"Tiga.."

"Oke, ini lo yang minta," Malvin mengarahkan tangannya ke saku baju Caramel yang sontak membuat Caramel panik dan langsung memukul tangan Malvin.

"Jangan kurang ajar ya lo!!" seru Caramel.

"Gue yang ambil atau lo yang ngasih?" tanya Malvin kembali.

Caramel mendesah pasrah, baru kali ini ia kalah tindakan dengan seseorang. Biasanya selalu orang lain yang mengalah padanya, tapi kenapa sekarang malah kebalikannya.

Malvin tersenyum tipis saat Caramel memberikan kunci itu padanya. Sudah dua kali ia dapat membuat gadis keras kepala ini menuruti kata-katanya walaupun dengan sedikit perlawanan dan ancaman.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang