FIVETEEN

15.1K 756 8
                                    

"i see it, i like it, i want it, i got it!"




Tok tok

Caramel mengalihkan pandangannya dari ponsel kearah pintu yang kini menampilkan Galang dibaliknya.

"Kenapa?"

Galang mengangkat bahunya lalu berjalan masuk dan duduk disebelah Caramel.

"Gapapa, mau ke kamar lo aja," jawab Galang.

"Oh." Caramel kembali memainkan ponselnya.

"Lo suka sama Malvin, Ra?" tanya Galang tiba-tiba yang sukses membuat Caramel kebingungan harus menjawab apa.

"A-apaan sih, mana mungkin gue suka sama cowo kaya dia," jawab Caramel sedikit gugup.

"Lo nggak jago bohong Ra. Kalo iya juga gapapa kok, selagi Malvin yang bisa bikin lo seneng gue sih fine fine aja," ucap Galang.

"Maksud lo, lo nyuruh gue buat pacaran sama Malvin?" tanya Caramel dengan kedua alis tertaut.

Galang terkekeh.
"Yang bilang kaya gitu siapa? Sekarang makin ketara aja kalo lo udah ngebet pengen pacaran sama Malvin," ledeknya.

"Galang.." rengek Caramel. Mungkin sekarang ia butuh sedikit 'pencerahan' dari abangnya itu.

"Kenapa sayang?" tanya Galang lembut.

"Apa menurut lo gue itu suka sama Malvin?" Caramel kembali bertanya.

"Jangan tanya gue, coba lo tanya sama yang disini." Galang meletakkan jari telunjuknya di dada Caramel.

Caramel menggelengkan kepalanya.
"Gue nggak bisa nemuin jawaban disana, Lang," ucap Caramel.

Jujur saja, Caramel sendiri saja tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini, semua masih terasa samar.

"Kenapa sih Ra lo segoblok itu?" jengah Galang.

Caramel memukul lengan Galang.
"Iih gue serius, Lang!"

"Ya lagian gitu aja lo nggak tau," ucap Galang sedikit jengkel.

"Sekarang gini, apa yang lo rasain kalo lo lagi ada dideket Malvin?" tanya Galang.

"Eem, gue ngerasa nyaman," jawab Caramel apa adanya.

"Kalo tiba-tiba Malvin ngejauhin lo gara-gara cewek lain gimana?" tanya Galang lagi.

"Ya gue marah lah!" seru Caramel.

Galang menaikan sebelah alisnya keatas.
"Kenapa marah? Kan lo bukan siapa-siapanya Malvin," ucap Galang membuat Caramel kehabisan kata-kata.

Setelah itu Galang tersenyum.
"Simpel Ra, itu artinya lo takut kehilangan dia."

"Jadinya?" tanya Caramel yang sama sekali tidak mengerti apa maksud Galang.

Galang menghela nafas lelah seraya memijat keningnya.
"Lo itu suka sama Malvin, bego!"

Ingin sekali Caramel membantah ucapan Galang itu. Karena selama ini tidak pernah ada seorangpun laki-laki yang berhasil membuatnya jatuh hati. Dan kini Caramel merasa tidak menjadi dirinya sendiri.

∆∆∆

Keesokan harinya, berlatarkan di taman sekolah, Caramel sedang duduk dibangku panjang yang berada disana. Sudah sekitar tiga jam Caramel berada disana. Ia melempar puntung rokok terakhirnya.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang