THIRTY SIX

10.6K 452 12
                                    

Berlatarkan disebuah food court, Caramel dan Malvin sedang duduk disebuah bangku panjang dengan kedua tangan Malvin yang dipenuhi kantung plastik berisi berbagai macam makanan yang Caramel beli.

"Gila enak banget Vin. Mau cobain nggak?" tanya Caramel seraya menyodorkan bakso tusuk yang sedang ia makan pada Malvin.

"Suapin."

Caramel pun menyuapi Malvin satu buah bakso yang telah ia lumuri bumbu kacang itu.

"Enak kan?" tanya Caramel antusias.

Malvin menganggukan kepalanya.

"Mau lagi nggak?"

"Enggak, lo abisin aja," ucap Malvin seraya mengelap bumbu kacang yang berada dipinggir bibir Caramel menggunakan ibu jarinya.

Caramel pun kembali melahap bakso tusuk nya hingga habis bahkan bumbu kacang nya pun ikut habis tak tersisa.

"Vin, haus," ucap Caramel dan Malvin pun langsung memberikan sebuah minuman pada Caramel.

"Mau beli apa lagi?" tanya Malvin seraya mengambil styrofoam bekas bakso tusuk Caramel kemudian membuangnya ke tempat sampah.

"Udah, itu aja makanannya masih banyak yang belum gue makan," ucap Caramel.

Malvin menganggukan kepalanya.
"Terus abis ini mau kemana?"

Caramel menoleh kearah Malvin dengan cengiran khasnya.

"Rumah lo."

"Ngapain?"

"Numpang tidur," jawab Caramel asal.

"Rumah gue nggak nerima gembel," ucap Malvin.

Caramel mengibaskan rambutnya.
"Mana ada sih gembel yang manisnya melebihi gula kaya gue gini."

"Ada, nih buktinya gembelnya ada disebelah gue," ucap Malvin membuat Caramel tertawa.

"Itu ya secara nggak langsung lo udah bilang kalo gue itu manis Vin," ujar Caramel.

"Ya tapi tetep aja lo gembel."

Caramel memukul bahu Malvin menggunakan botol minuman yang sedang ia pegang.

"Ish bang-" Belum sempat Caramel meyelesaikan umpatannya tapi Malvin sudah lebih dulu membekap mulut Caramel.

"Omongan dijaga," ucap Malvin memperingati lalu ia pun menurunkan tangannya kembali.

"Tapi ke rumah lo ya ya.." Caramel memasang puppy eyes nya, berharap dengan itu Malvin bisa luluh.

"Enggak," ucap Malvin singkat.

"Yaudah kalo gitu abis dari sini gue langsung ke kelab."

"Lo mau bikin gue berhenti ngomong sama lo?"

Caramel mencebikkan bibirnya.
"Ish ya makanya ke rumah lo Vin!"

"Enggak."

"Bodo lah, mau ke kelab aja gue," ucap Caramel seraya melipat kedua tangannya didepan dada.

"Ya udah sana," ucap Malvin.

"Anter-"

"Jangan harap gue mau anterin lo ke tempat itu."

∆∆∆

Sedari tadi yang Malvin lakukan hanyalah diam duduk di sofa yang berada dipojok ruangan itu sambil terus mengamati setiap pergerakan satu manusia diantara puluhan atau bahkan ratusan manusia yang berada di ruangan bising nan pengap itu.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang