Galang langsung masuk kedalam kamar Caramel begitu Malvin sudah pulang dari rumahnya. Galang hanya ingin memastikan bahwa adiknya tidak meneteskan sedikit air matapun.
Galang menghembuskan napasnya lega saat melihat Caramel ternyata dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa ada sebuah tanda bahwa ia habis menangis.
"Lo nggak di apa-apain kan sama Malvin?" tanya Galang yang malah membuat Caramel tertawa.
"Ya enggak lah Lang.. Lagi juga mana mungkin sih Malvin apa-apain gue," jawab Caramel.
"Bisa aja dia apa-apain lo. Emang lo lupa kalo dia sering bikin lo nangis?"
Caramel kembali tertawa.
"Galang, mungkin Malvin nggak niat bikin gue nangis tapi emang gue nya aja yang cengeng jadi disenggol sedikit langsung nangis," ucap Caramel dengan senyum tipis.Galang menggelengkan kepalanya takjub.
"Setelah dia udah nyakitin lo, dan lo masih aja tetep belain dia, Ra. Gue curiga lo udah di pelet sama Malvin.""Apaan sih..? Dia nggak pernah nyakitin gue Lang. Buktinya aja waktu dia punya cewek baru dia langsung putusin gue. Kalo emang dia jahat bisa aja kan dia nggak putusin gue dan tetep jadian sama cewek itu secara diem-diem," ucap Caramel seraya terkekeh.
"Malvin putusin lo Ra?!" tanya Galang dengan mata yang terbuka lebar.
"Iya. Tapi itu tolong muka lo dikondisikan dong Lang, jangan kaya dugong kelaperan begitu," gurau Caramel yang sama sekali tidak membuat Galang tertawa.
"Kok lu nggak cerita sama gue sih, Ra?" protes Galang.
"Waktu gue mau cerita, lo malah pergi ke Bandung," Jawab Caramel membuat Galang seketika merasa bersalah.
Galang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Maaf buat itu ya Ra," ucap nya tak enak hati."No problem."
Kemudian Galang kembali memasang wajah penasarannya.
"Oh iya, terus tadi Malvin kesini ngomong apa aja sama lo?""Dia ngomong panjang lebar, tapi intinya sih dia minta maaf karena udah bikin gue sakit hati," ucap Caramel.
Seketika Galang merasa sangat kesal saat mendengar jawaban dari Caramel. Ia merasa adiknya hanya dipermainkan oleh Malvin.
"Apa-apan sih! Dia udah nyakitin lo, terus mutusin lo dan dengan enaknya tadi dia nemuin lo lagi buat minta maaf?!" Galang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sumpah nyesel gue udah izinin dia buat nemuin lo tadi!!"
Caramel yang mengetahui bahwa Galang kini mulai terpancing emosi langsung memegangi tangan Galang.
"Galang.. Jangan marah-marah.." Rengek Caramel."Enggak, gue nggak marah. Gue cuma nggak terima aja ade gue diperlakukan seenaknya sama dia! Emang dia udah berkorban apa buat lo sampe berani bikin lo sakit hati?!" ucap Galang dengan nada tinggi.
Caramel mencebikkan bibirnya.
"Katanya Galang nggak marah, tapi kok barusan malah ngebentak?"Galang menghembuskan napasnya lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Caramel hingga jarak diantara mereka tersisa setengah jengkal saja. Galang mengusap lembut kedua pipi adiknya itu.
"Gue nggak bakal tinggal diam disaat ada orang lain yang berani nyakitin lo. Kalo dia nyakitin lo, berarti sama aja dia nyakitin gue," bisik Galang lembut. Lalu ia mengecup puncak kepala Caramel dan pergi keluar kamar Caramel.
Galang beralih masuk kedalam kamarnya yang berada disebelah kamar Caramel. Kemudian Galang mengambil ponselnya yang ia letakan diatas kasur, dan langsung menghubungi Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen Fiction[ T A M A T ] "Punya mulut dijaga!" desis Caramel. "Ngapain gue jaga mulut gue buat orang yang kasar dan nggak tau sopan santun kaya lo!" balas Malvin ketus. Caramel mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekat kearah Malvin hingga jarak dianta...