TWENTY ONE

12.9K 595 1
                                    

"Vin, makan nya yang bener ihh.."

Berlatarkan disebuah ruang makan, Malvin dan Caramel tengah menyantap masakan buatan Bi Sari. Saat ini jam telah menunjukkan pukul 7:30 malam, namun Caramel belum berniat untuk pulang ke rumahnya walaupun hanya untuk sekedar mengganti baju seragamnya.

Setiap Malvin menyuruh atau lebih tepatnya mengusir Caramel, gadis itu pasti menolak dengan alasan dia tidak akan pulang sebelum kedua orangtua Malvin pulang, karena memang saat ini kedua orangtua Malvin sedang pergi ke sebuah acara bersama dengan Sirena juga.

"Ini juga udah bener Ra," ucap Malvin sambil menyuap sesendok nasi dengan ukuran sangat kecil.

"Apanya yang bener sih? Lo dari tadi makan kaya nggak niat gitu. Makan yang banyak Vin, biar cepet sembuh," balas Caramel.

Sedari tadi Caramel hanya sibuk menceramahi Malvin karena makan sedikit, sampai ia sendiri lupa dengan makanannya yang sudah ia sendok ke piring.

"Ya udah iya, ini kan gue juga udah makan mulu." Malvin terus memasukan nasi kedalam mulutnya walaupun sebenarnya ia benar-benar merasa tidak selera makan.

"Gimana penyakit lo nggak mau kambuh-kambuh terus, kalo lo aja makannya kaya gitu. Biarin aja kalo penyakit lo jadi kronis, terus nyebar kemana-mana, mati muda lo, Vin," ucap Caramel asal.

Malvin yang mendengar ucapan itu langsung menatap Caramel tak suka.

"Yang bener ajalah. Lo doain gue biar cepet mati?" tanya Malvin tak terima.

Caramel meringis lalu ia mengeluarkan cengiran tanpa dosanya.
"Ih nggak gitu maksudnya. Lagian mana rela sih gue kehilangan orang yang gue sayang," ucap Caramel.

Malvin memutar bola matanya malas

Tiba-tiba ponsel Caramel yang berada diatas meja berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Caramel mengernyitkan alisnya begitu melihat nama Alma yang terpampang disana.

"Halo?"

"Halo Ra, besok lo ada acara nggak?"

"Kayanya nggak, kenapa?"

"Besok temenin gue yuk ke acara nikahan tante gue. Gue males kalo kesana sendirian."

"Dih males amat, lo ajak aja yang lain. Kenapa harus gue?"

Malvin diam-diam menyimak pembicaraan Caramel.

"Elah gitu amat dah lo, bentaran doang kok."

"Ya udah mending lo nggak usah dateng lah, ngeribetin aja."

"Gue nggak enak Ra kalo nggak dateng, soalnya bokap nyokap gue udah nggak bisa dateng. Makanya gue yang disuruh kesana."

"Ya bodo amat, itukan urusan lo."

"Najis banget kan lo sama temen sendiri gitu. Please dong Ra, kali ini aja. Masa lo nggak mau nolongin gue sih.."

"Lagian kan itu acara keluarga lo sendiri, masa iya lo nggak berani kesana sendiri."

"Gue nggak akrab sama mereka-mereka. Please Ra temenin gue.."

Caramel menghembuskan napasnya kasar, ia sebenarnya sedikit tak tega mendengar nada melas dari Alma.

"Ya udah ya udah, iya!"

"Nah gitu dong. Besok ya gue jemput jam setengah sembilan."

"Eh gila lo, kenapa pagi banget?"

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang