Caramel menatap sebal kearah Malvin yang sedang terkekeh.
"Gue mau pulang.""Lo harus tanggung jawab dulu," ujar Malvin.
"Berapa? Gue kasih lo uangnya dan abis itu gue pulang," ucap Caramel seraya mengeluarkan dompetnya dari dalam tas.
"Nggak boleh."
"Lo nggak ada hak buat ngatur-ngatur gue, Malvin!" seru Caramel.
Malvin mengangkat sebelah alisnya.
"Oh ya?""Mau lo apa sih? Kenap—"
Ucapan Caramel terpotong karena seorang pelayan yang datang mengantarkan makanan.
"Dua nasi goreng seafood, dua air mineral, satu hot greentea dan satu jus jeruk," pelayan itu meletakan satu persatu makanan diatas meja, "apa ada lagi yang ingin dipesan?" tanya pelayan itu ramah.
"Sudah," jawab Malvin sambil tersenyum.
"Baik, selamat menikmati." Pelayan itu pun melangkah pergi.
"Makan." Malvin menyodorkan seporsi nasi goreng kehadapan Caramel.
Caramel memandang nafsu hidangan yang berada dihadapannya, tapi sebisa mungkin ia tutupi itu.
"Gue alergi seafood," ucap Caramel berbohong.
"Makan cepet!" paksa Malvin seraya menatap Caramel geram.
"Nggak mau!" Keukeuh Caramel.
Tanpa ba-bi-bu lagi Malvin pun langsung menyuapkan satu sendok penuh nasi goreng ke mulut Caramel.
Caramel membelalakan matanya.
"Mawvinh!!" ucapan Caramel menjadi tidak jelas karena mulutnya yang dipenuhi dengan nasi goreng."Hmm?" tanya Malvin cuek.
Seketika Caramel tersenyum dengan mata yang kembali berbinar.
"Shumpah inih henakh bhangeth!""Omongan lo nggak jelas." Malvin mengelap sisa nasi goreng yang ada dipinggir mulut Caramel.
"Sumpah, ini enak banget!" Caramel pun akhirnya memakan nasi goreng itu dengan lahap dan mengabaikan rasa gengsinya.
Caramel mengambil jus jeruk saat merasa nasi goreng tersendat di kerongkongannya, saat ia baru saja ingin meminum jus itu tapi jus itu langsung ditarik oleh Malvin dan kemudian ditukar dengan air mineral.
"Minum air putih," ucap Malvin, Caramel hanya menganggukkan kepalanya saja dan langsung meminum air mineral yang diberikan Malvin.
Selesai menghabiskan nasi gorengnya Caramel kembali mengambil jus jeruk itu, ia sudah sangat tidak sabar untuk meminum jus kesukaannya.
"Kok asem banget sih?" gumam Caramel sambil terus mengaduk-aduk jus jeruknya.
"Mau diganti sama jus yang baru?" tanya Malvin.
Caramel langsung menggelengkan kepalanya dan melanjutkan meminum jus itu sampai habis.
Malvin memandang Caramel.
"Katanya asem, tapi kok abis?" tanya Malvin heran."Karena gue suka."
"Kalo lo sakit perut gimana?"
Caramel seketika tertawa saat mendengar pertanyaan Malvin yang terkesan khawatir padanya.
"Ada yang lucu?" tanya Malvin.
"Kenapa lo tiba-tiba jadi perhatian gitu sama gue?" tanya Caramel dengan sisa tawanya.
"Gue cuma nanya bukan berarti gue perhatian," jawab Malvin malas.
"Terus kalo bukan perhatian apa dong?"
"Terserah lo!" Malvin beranjak lalu melangkah ke kasir untuk membayar semua makanan serta minuman yang telah ia dan Caramel makan tadi.
Selesai membayar Malvin langsung berjalan keluar meninggalkan Caramel yang masih berada di dalam, sontak Caramel segera berlari mengejar Malvin.
"Kok lo ninggalin gue sih!" protes Caramel.
"Siapa yang ninggalin?" tanya Malvin seraya menyalakan mesin motornya.
"Ish tau ah!"
"Dasar tukang ngambek," ucap Malvin seraya mengangkat tubuh Caramel dan mendudukkannya diatas motor.
Setelah itu Malvin pun kembali melajukan motornya. Dan setelah menempuh perjalan kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka pun sampai di bengkel langganan Malvin.
"Woi, Malvin.." sapa sang montir yang umurnya tidak beda jauh dari Malvin, "sakit apa lagi nih si putih?" tanyanya.
"Cuma lecet doang sih," lalu Malvin tertawa singkat, "lo poles deh tuh sampe bening lagi."
"Oke siap, Vin." montir itu pun langsung mengerjakan tugasnya.
Caramel duduk di bangku panjang yang disediakan oleh bengkel itu dan kemudian disusul oleh Malvin.
"Bakalan lama nggak?" tanya Caramel.
"Mana gue tau, emangnya gue yang ngerjain," jawab Malvin.
"Kok lo nyolot sih?!"
"Siapa yang nyolot?" tanya Malvin balik.
Caramel hanya menatap Malvin dengan wajah datar, lalu ia beranjak dan berjalan menuju warung yang berada di samping bengkel tersebut.
"Beli apa?" tanya Malvin saat melihat Caramel kembali sambil menenteng sebuah kantung plastik.
Caramel mengabaikan pertanyaan Malvin dan memilih untuk meminum susu yang telah ia beli tadi.
Karena pertanyaannya tidak mendapat jawaban akhirnya Malvin pun melihat sendiri kedalam kantung plastik itu. Melihat ada sebungkus rokok disana, Malvin pun langsung mengeluarkannya dan menatap Caramel tanpa ekspresi.
"Buat siapa?" tanya Malvin.
Caramel tertawa renyah.
"Ya buat gue lah, masa buat lo.""Susah ngomong sama orang yang nggak punya pikiran."
Tanpa berpikir panjang Malvin langsung mengeluarkan semua rokok itu dari bungkusnya dan mematahkannya menjadi dua, sontak saja hal itu cukup membuat Caramel naik darah.
"Mau lo itu apa sih?! Bisa nggak sih nggak usah rusuh hah?! Sumpah, idiot banget ni orang," omel Caramel dengan nada bicara yang cukup tinggi hingga membuat montir yang sedang membenarkan motor Malvin pun menoleh kearah mereka berdua.
"Shut up!" Malvin menatap Caramel tepat pada manik matanya, "lo terlalu manis buat nyentuh benda laknat kaya gini," lanjut Malvin dengan berbisik.
Caramel segera memutuskan kontak matanya dan memalingkan wajahnya dari Malvin, kini ia merasakan kedua pipinya memanas.
"Baru dibilang gitu aja udah langsung blushing," ejek Malvin.
"Iih lo nyebelin!" seru Caramel seraya memukul-mukul lengan Malvin.
"Biasanya yang nyebelin itu ngangenin," sahut Malvin dengan tengilnya
"Dih apaan sih, pede banget lo! Cowok kaya lo itu cuma sekedar nyebelin tanpa ada embel-embel ngangenin," ucap Caramel lalu tertawa.
"Lo itu lucu ya, gampang marah tapi nggak lama bakal baik sendiri lagi," ucap Malvin.
"Kok baru sekarang sih sadarnya? Dari dulu gue juga udah lucu kali," kata Caramel dengan pedenya, membuat Malvin terkekeh dan satu tangan cowok itu terulur mengacak puncak kepala Caramel.
Dan ini adalah kali pertamanya Malvin menunjukkan sisi manis yang ia miliki pada Caramel.
∆∆∆
Gua gatau mau ngebacot apa intinya, ide gua lagi mampet:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen Fiction[ T A M A T ] "Punya mulut dijaga!" desis Caramel. "Ngapain gue jaga mulut gue buat orang yang kasar dan nggak tau sopan santun kaya lo!" balas Malvin ketus. Caramel mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekat kearah Malvin hingga jarak dianta...