NINETEEN

12.7K 645 7
                                    

"Makanya sayang, kalau bunda lagi ngomong jangan langsung pergi aja. Jadinya gini kan," ucap Nila sambil terus mengelus-elus punggung Caramel agar gadis itu bisa mengatur emosinya.

Sedangkan Malvin masih terus memandang Caramel malas.

"Ya udah ya, sekarang mending Caramel minta maaf dulu sama Audy," ucap Nila lembut.

Caramel menatap Audy tak suka.
"Maaf," ucap Caramel dengan sangat tidak ikhlas. Jika saja bukan Nila yang menyuruhnya, ia tidak akan mau meminta maaf pada perempuan yang sudah berhasil membuatnya naik darah itu.

Audy hanya menganggukkan kepalanya saja. Nila tersenyum, lalu ia mengelus bahu Caramel dan berjalan keluar kamar Malvin.

"Lo berdua keluar dari kamar gue!" ucap Malvin pelan tapi terdapat penegasan di ucapannya.

"Gue nggak mau!" seru Caramel.

"Ya udah, gue sekalian langsung pulang aja ya. Cepet sembuh lion.." ucap Audy sambil tersenyum manis.

"Iya, thanks Dy udah mau jagain gue semaleman," balas Malvin, Audy hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar kamar Malvin.

"Sono lo pulang, nggak usah balik kesini lagi!" usir Caramel dengan wajah juteknya.

Audy hanya melirik Caramel sekilas.

Flashback on

"Dan sekarang rasa sakit di lambung lo jadi pindah ke hati gue Vin." Caramel tersenyum miring, perlahan ia mulai berjalan mendekat kearah mereka.

Saat Caramel sudah berdiri tepat disisi tempat tidur, tangannya langsung meraih pergelangan tangan perempuan itu dan menariknya sampai dia terjatuh ke lantai menciptakan suara gaduh yang dapat membangunkan Malvin.

"Berdiri lo!!" perintah Caramel sambil menatap perempuan itu dengan sangat tajam.

Perempuan yang cukup dibuat bingung dengan apa yang sedang terjadi itu, hanya diam saja tapi tak ayal ia langsung mengikuti perintah Caramel.

Setelah mereka berdua berdiri saling berhadapan, sebelah tangan Caramel langsung terangkat dan menampar kencang pipi perempuan yang memiliki nama lengkap Audy Gesa Presecilya.

Dengan tertatih-tatih Malvin bangun dari tempat tidurnya dan langsung menyembunyikan Audy dibalik punggungnya.

"Caramel lo apa-apaan sih?!!" sentak Malvin.

"Lo berdua yang apa-apaan, tidur satu ranjang berdua!! Cewek mana sih yang terima ngeliat pacarnya tidur sama cewek lain?! Wajar gue nampar dia karena gue pacar lo, gue nggak akan pernah terima kalo ada cewek lain yang deketin lo!" Amuk Caramel.

Kalau saja Caramel tega memukuli Malvin yang sedang sakit, mungkin ia sudah lakukan itu sejak tadi.

"Dengerin gue dulu, lo salah paham.." Audy menggeser tubuhnya dari balik punggung Malvin, agar Caramel bisa menatapnya.

"Diem lo! Gue nggak mau denger apapun yang keluar dari mulut lo itu!" seru Caramel seraya menunjuk wajah Audy dengan jari telunjuknya.

Caramel maju selangkah lebih dekat pada Audy.
"Catat ini di otak kecil lo itu, jangan pernah lo deketin Malvin lagi, karena Malvin milik gue! Gue nggak bakal segan-segan nyakitin siapapun yang berani deketin apalagi ngerebut Malvin dari gue!" Caramel langsung menarik tangan Malvin sampai cowok itu berdiri disebelahnya.

"Lo kalo dateng kesini cuma buat cari ribut, mending pulang lagi aja deh," ucap Malvin sambil melepaskan tangan Caramel dari tangannya.

Caramel menatap Malvin sebal.
"Kok lo malah ngusir gue?! Yang harusnya lo usir itu dia, bukan gue!"

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang