FORTY FOUR

10.5K 487 26
                                    

Arthur dibuat panik karena Caramel yang tak kunjung kembali dari toilet sejak tadi hingga sekarang jam telah menunjukkan pukul 15.00 yang berarti sekarang sudah masuk jam pulang sekolah. Dengan langkah cepat Arthur menghampiri Galang yang sedang berjalan menuju parkiran bersama Malvin, Arvin Dan Dony.

"Lang, lo liat Caramel?" tanya Arthur panik.

Galang dan yang lainnya pun serentak berhenti melangkah.

"Lah bukannya dia tadi sama lo?" Galang balik bertanya.

"Iya tadi dia emang sama gue, tapi sekarang enggak, gue nggak tau dia sekarang dimana," jawab Arthur masih dengan wajah panik.

"Kok bisa?" kini gantian Malvin yang bertanya.

Arthur menghela napasnya.
"Jadi gini, tadikan waktu Caramel udah sadar dia bilang sama gue mau ke toilet, tapi karena gue juga ada jam ngajar akhirnya gue nggak nungguin sampe Caramel balik lagi dari toilet. Dan barusan gue cek di UKS Caramel nggak ada, gue udah cari di kantin dan di kelasnya juga dia nggak ada."

"Dia cabut mungkin pulang ke rumah," timpal Arvin berusaha menenangkan suasana.

"Enggak mungkin, mobilnya aja masih ada disini," kata Arthur.

Tiba-tiba tanpa bicara sepatah katapun Malvin langsung berlari dari sana menuju ke toilet perempuan. Tanpa berpikir lagi Malvin langsung masuk begitu saja kedalam toilet itu, persetan dengan teriakan gadis-gadis yang sedang berada didalam sana. Untuk saat ini yang ada dipikiran Malvin hanyalah menemukan Caramel secepatnya dalam keadaan yang baik-baik saja.

Malvin mengetuk setiap pintu toilet yang tertutup dan semuanya setiap kali diketuk pasti akan menimbulkan suara 'Bentar, ada orang!' dan hanya satu pintu tertutup saja yang sedari tadi Malvin ketuk tapi tidak terdengar sahutan apapun. Tanpa babibu lagi Malvin pun langsung mendobrak pintu itu.

Dan benar saja setelah pintu itu terbuka Malvin dapat melihat Caramel yang tengah terduduk dengan mata tertutup disebelah bak air dengan kondisi baju yang sudah basah akibat terkena air dari keran yang terus menyala.

"Ya ampun Caramel," lirih Malvin, lalu dengan cepat Malvin langsung melepas jaket yang ia pakai dan menyelimuti tubuh Caramel yang sangat dingin itu dengan jaketnya.

Malvin mengangkat tubuh Caramel dan membawanya keluar toilet, diluar toilet ternyata sudah ramai oleh kerumunan gadis-gadis yang menyaksikan aksi Malvin dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Dan emosi Malvin seketika terpancing karena kerumunan itu yang mengakibatkan ia jadi susah untuk keluar dari dalam bilik toilet dengan cepat.

"Lo semua bisa pada minggir nggak sih?!" sentak Malvin yang membuat para gadis-gadis langsung menepi untuk memberikan Malvin jalan.

Dan tanpa membuang waktu lagi Malvin langsung membawa Caramel keluar dari dalam toilet meninggalkan gadis-gadis didalam sana yang terus melafalkan kata-kata 'Malvin sweet banget, astaga!'

Malvin berjalan sambil terus memandangi wajah Caramel yang terlihat kacau. Ada sebuah rasa bersalah yang selalu muncul dihati Malvin setiap kali ia memandang wajah gadis itu.

"Lo nggak bisa bikin gue terus-terusan khawatir gini, Ra. Lo harus dalam keadaan baik-baik aja buat liat usaha gue bikin lo benci sama cowok brengsek ini," ucap Malvin dengan nada bicara yang sangat rendah.

Malvin menghentikan langkahnya begitu melihat Galang dan Arthur sedang berlari kearahnya.

Galang benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata lagi saat ia melihat adik kesayangannya dalam kondisi yang seperti itu.

Galang langsung mengambil alih Caramel dari gendongan Malvin.
"Thanks, Vin." Dan ia berlalu dari sana dengan langkah yang sangat terburu-buru.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang