EIGHTEEN

13.2K 679 9
                                    

Caramel melangkah masuk kedalam rumahnya dengan langkah santai dan di ruang keluarga sudah ada Surya yang sedang menunggu kedatangannya dengan tatapan membunuh. Sepertinya laki-laki itu akan meledak sekarang juga.

"Darimana aja kamu?!!" sentak Surya.

"Rumah temen," jawab Caramel.

Surya bangkit dari duduknya lalu berdiri berhadapan dengan Caramel.

"Malvin?" tebak Surya.

Caramel menautkan kedua alisnya.
"Apa sih pa?"

"Papa tau kamu Caramel. Kamu tidak akan mau nginap dirumah teman perempuan kamu, jadi sudah dapat dipastikan kalau kemarin kamu nginap di rumah cowok itu kan?" tebak Surya tepat pada sasarannya.

"Kalau aku nginep dirumah Malvin emang kenapa?" tanya Caramel balik tanpa rasa bersalah.

"Kamu itu masih punya rumah Caramel! Papa jelas sangat tidak setuju kalau kamu nginap di rumah seorang laki-laki! Dan karena hal ini Papa jadi punya pandangan buruk pada Malvin." Surya menggantungkan ucapannya, ia menatap anak gadisnya dalam.

"Lelaki baik-baik tidak akan membiarkan seorang gadis yang belum sah jadi miliknya bermalam bersama dia. Jauhi laki-laki itu, dia bukan yang terbaik untuk kamu," lanjut Surya.

Caramel tertawa renyah.
"Nggak ada alasan buat aku menjauhi seseorang yang udah bikin aku bahagia. Papa boleh mandang aku buruk, tapi nggak buat Malvin. Apa hak papa buat menjudge dia? Bahkan papa hanya sekedar tau namanya saja," ucap Caramel.

"Kenapa kamu jadi membela dia yang bukan siapa-siapa kamu? Apa kamu sudah terke—" belum sempat Surya menyelesaikan ucapannya tapi sudah langsung dipotong oleh Caramel.

"Malvin pacar aku! Jadi stop menjelek-jelekkan dia, papa nggak ada hak apapun untuk itu," ucap Caramel dengan napas yang memburu.

Sungguh, Caramel sudah tidak tahan lagi mendengar Malvin-nya dijelek-jelekkan oleh Papanya sendiri. Caramel pun langsung berlalu ke kamarnya, menghiraukan Surya yang masih terus saja mengoceh.

Caramel melihat Galang yang sedang berdiri didepan pintu kamarnya dengan wajah datar.

"Kenapa lo?" tanya Caramel.

"Siapa yang suruh nginep?" Galang balik bertanya.

Caramel berdecak.
"Lo sama aja ya kaya papa! Udah awas minggir, enek gue lama-lama sama lo berdua." Caramel langsung mendorong tubuh Galang kesamping agar cowok itu tidak menghalangi pintu kamarnya.

Baru saja Caramel ingin melangkah masuk, tapi tangannya sudah langsung dicekal oleh Galang.

"Kalo lo pacaran cuma bikin lo tambah ngelunjak sama orangtua dan juga gue, gue nggak setuju Ra.Mending lo putusin Malvin sekarang juga sebelum lo jadi lebih parah," ucap Galang yang sukses membuat Caramel tambah emosi.

Caramel langsung menampar pipi Galang dengan kencang.

"Jaga omongan lo!! Gue nggak suka lo sangkut pautin hubungan gue sama Malvin disifat buruk gue! Lo harus inget gue kaya gini udah lama sejak dari keluarga ini hancur!" seru Caramel, kini gadis itu sudah tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak turun.

Caramel mengelap air matanya kasar.
"Gue pikir lo adalah satu-satunya orang yang bakal selalu ngebela gue pada situasi apapun, tapi ternyata gue salah ya, Lang," ucap Caramel seraya tersenyum simpul.

Galang terdiam, rasa sakit dipipinya kini berpindah dihatinya. Galang langsung menarik tubuh Caramel kedalam pelukannya.

"Maaf," bisik Galang lalu ia mengecup lama puncak kepala Caramel.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang