THIRTY SEVEN

10.3K 477 46
                                    

Bel istirahat pertama berbunyi nyaring membuat para siswa siswi langsung berhamburan keluar kelas. Begitu juga dengan Dony dan Arvin mereka sudah berjalan keluar kelas, tapi begitu menyadari Malvin tidak ikut bersama mereka, mereka berdua pun langsung berbalik lagi menghampiri Malvin.

"Vin lo nggak mau ke kantin?" tanya Arvin.

Malvin hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Kalo lo nggak makan, lo bisa mampus di pelajaran mtk, Vin," ucap Arvin lagi yang membuat Dony spontan memukul belakang kepalanya.

"Goblok," umpat Dony.

Arvin mendelik seraya mengusap-usap belakang kepalanya.

"Ya udah kalo lo nggak mau ke kantin, gue duluan," ucap Dony seraya berlalu dari dalam kelas.

"Tungguin gua kampret." Arvin pun langsung berjalan menyusul Dony.

Sesampainya di kantin Arvin dan Dony duduk saling berhadapan, dan saat Dony baru saja hendak bangkit kembali untuk memesan makanan tapi pergerakannya sudah lebih dulu ditahan oleh Arvin.

"Apaan sih pegang-pegang? Gue mau pesen makanan jing." Dony menepis tangan Arvin yang memegangi pergelangan tangannya.

"Bentar dulu, gue mau nanya nih," ucap Arvin membuat Dony dengan malas duduk kembali.

"Lo ngerasa nggak sih ada yang beda dari Malvin?" tanya Arvin dengan wajah serius.

"Beda gimana? Sama aja masih batangan," jawab Dony asal.

"Yeh tolol! Maksud gue tuh tingkah laku dia yang beda. Ngerasa nggak?" Arvin mengulangi pertanyaannya.

"Enggak," jawab Dony cuek.

Arvin berdecak.
"Lo jadi temen nggak peka banget ya, sampe perubahan sikap temen sendiri aja nggak sadar. Malvin dari tadi pagi tuh bener-bener nggak ngomong sama sekali, dia lebih banyak bengong sama melamun. Gue curiga dia lagi kenapa-kenapa," ucap Arvin.

"Emang biasanya juga dia diem aja kan?"

"Ya iya, tapi nggak sependiem itu, Don."

Dony mengibaskan tangannya di udara.
"Udah lah nggak usah dipikirin, paling juga entar dia kayak biasa lagi," ucap Dony seraya beranjak dari duduknya dan berlalu ke salah satu kedai yang menjual bakso.

"Arvin."

Saat Arvin baru saja hendak menyusul Dony, tapi suara panggilan itu membuatnya harus menghentikan pergerakannya.

"Cari Malvin kan? Malvin di kelas," ucap Arvin yang sudah paham betul maksud dari Caramel memanggilnya.

"Lah tumben dia nggak ke kantin?" tanya Caramel heran.

Arvin mengangkat bahunya.
"Nggak tau, dia jadi pendiem banget hari ini."

Caramel mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"

"Lah mana gue tau. Sana lah lo cari tau sendiri kan lo ceweknya," ucap Arvin.

"Yeh santai aja dong," ucap Caramel seraya menyambar permen yang menyembul dari saku kemeja Arvin kemudian berlalu keluar kantin begitu saja.

Arvin menggelengkan kepalanya.
"Untung cantik."

Caramel berjalan menuju kelas Malvin yang berada di lantai 2. Caramel melangkah masuk kedalam kelas itu dan langsung duduk di bangku sebelah Malvin.

Caramel terus memperhatikan Malvin yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.

"Vin," panggil Caramel membuat laki-laki itu mengangkat kepalanya kemudian menatap kearah Caramel.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang