"Gue tau lo suka kan sama Malvin?"
"Lo mau gue jawab jujur apa nggak?"
"Harusnya hal kaya gitu udah nggak perlu ditanyain lagi. Orang paling bodoh di dunia ini sekalipun nggak bakal mau dibohongin."
Gadis itu menghembuskan napasnya perlahan.
"Iya gue suka sama dia, mungkin bukan cuma sekedar suka. Tapi gue udah sayang sama dia.""Tapi percuma kalo lo bilang kaya gitu sekarang, lo tau kan dia udah punya siapa?"
"Iya. Tapi gue yakin semuanya masih bisa dirubah kan? Mereka cuma pacaran bukan menikah."
Lawan bicara gadis itu tertawa.
"Ambisi lo buat milikin seseorang yang lo suka itu kuat banget. Sama kaya gue.""Jadi?"
Lawan bicara gadis itu mendekatkan wajahnya lalu membisikan sesuatu.
Setelah selesai ia pun kembali menjauhkan wajahnya dengan sebelah sudut bibir terangkat keatas.
"Gimana?"
Gadis itu menggigit bibir bawahnya.
"Nggak tau, gue sedikit ragu.""Tenang, you will be okay, just trust me."
Perlahan kepala gadis itupun mengangguk.
∆∆∆
Suasana yang selalu sama tercipta disetiap kantin sekolah, ramai dan sedikit rusuh pada saat jam istirahat seperti ini, membuat kebanyakan murid menjadi malas untuk mengantri membeli makanan.
Begitupun yang dirasakan oleh Malvin, Caramel, Dony, dan juga Arvin, sedari tadi mereka sibuk berhompimpa ria hanya untuk menentukan siapa yang akan pergi membeli makanan untuk mereka berlima.
"Ya udah sih Ra sana beli makan, kan tadi lo udah kalah," ucap Dony yang langsung mendapat penolakan dari Caramel.
"Nggak mau! Tadi kan Arvin curang, jadi hompimpa nya nggak sah," elak Caramel.
"Lah kok jadi gue? Ya udah sih nggak usah pake acara sah-sahan segala, ini kan bukan acara nikahan," sahut Arvin.
"Udah sana Ra lo aja yang beli makannya," lanjut Arvin.
"Malvin masa gue disuruh-suruh sama Arvin.." adu Caramel dengan bibir yang ia majukan beberapa senti.
Dony tersenyum samar saat melihat tingkah kekanak-kanakan Caramel.
"Tadi lo kan udah curang Vin, berarti lo yang harus beli makan," ucap Malvin membuat Arvin membelalakkan matanya.
"Iya, cepetan beli makan gue udah laper banget nih," timpal Dony.
"Lo berdua apa-apaan sih kok jadi pada ngebabuin gue?" tanya Arvin tak terima.
"Bukan ngebabuin, tapi ini kan udah konsekuensinya. Lo curang berarti lo yang harus beli," ucap Dony.
"Tapi Cara juga kalah, berarti dia ikut gue antri beli makanannya."
"Nggak usah bawa-bawa nama gue, kalo curang ya curang aja," ucap Caramel sambil menahan tawanya agar tidak pecah saat melihat wajah tersiksa dari Arvin.
"Kurang ajar emang lo semua," umpat Arvin sebelum akhirnya ia berlalu membeli makanan untuk mereka berlima.
Malvin dan Dony hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan Caramel mengambil ponsel Malvin yang diletakkan di saku celana laki-laki itu dan kemudian ia menyandarkan tubuhnya pada bahu Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen Fiction[ T A M A T ] "Punya mulut dijaga!" desis Caramel. "Ngapain gue jaga mulut gue buat orang yang kasar dan nggak tau sopan santun kaya lo!" balas Malvin ketus. Caramel mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekat kearah Malvin hingga jarak dianta...