Caramel menekan bel rumah itu dan tidak lama kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya sambil menggendong anaknya.
Caramel tersenyum lebar pada Nila lalu menyalaminya.
"Eh Caramel, bunda kira siapa. Ayo masuk dulu," ajak Nila, Caramel menganggukan kepalanya seraya mengikuti langkah Nila masuk kedalam rumah tersebut.
"Bun, aku disini aja deh," ucap Caramel seraya mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu.
"Kamu nggak mau duduk di ruang keluarga aja? Biar bunda bisa lepas Sirena main. Ah apa kamu mau langsung samperin Malvin di kamarnya?" tanya Nila.
Caramel menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah bun aku disini aja.""Ya udah deh bunda disini juga nemenin kamu ngobrol," ucap Nila seraya duduk disebelah Caramel.
"Eh gapapa bun, aku sendiri aja disini."
"Nanti kamu kan pasti bosen kalo nggak ada yang diajak ngobrol. Bentar ya bunda bikin minum dulu."
"Nggak usah bun, aku nggak haus," ucap Caramel menghentikan pergerakan Nila.
"Beneran?" tanya Nila.
Caramel menganggukan kepalanya.
"Sini Sirena sama aku, bunda pasti pegel kan," ucap Caramel sambil terkekeh.
"Sini yuk Sirena duduk sama Cara aja." Bocah itu langsung tertawa begitu Caramel mengangkat tubuhnya.
"Eh kamu suka ya digendong sama Kak Caramel?" tanya Nila yang malah dibalas tepukan tangan dari Sirena.
Caramel tertawa bocah kecil itu selalu berhasil membuat ia tersenyum.
"Oh iya, kamu mau jalan sama Malvin?" tanya Nila mengalihkan pandangannya dari Sirena ke Caramel.
Caramel menyengir.
"Iya bun.""Kemana?"
Belum sempat Caramel menjawab pertanyaan Nila, Malvin sudah lebih dulu muncul membuat perhatian Caramel dan Nila kembali teralihkan.
Malvin dibuat terkejut sekaligus bingung dengan kehadiran Caramel di rumahnya. Pasalnya gadis itu sama sekali tidak memberinya kabar bahwa ia akan datang.
"Cara ngapain lo disini?" tanya Malvin heran.
Nila mengerutkan keningnya.
"Abang udah rapih gini mau jalan sama siapa emang kalo bukan jalan sama Caramel?"Caramel tertawa hambar.
"Sebenernya Malvin maunya jalan sama cewek lain bun bukan sama aku."Nila menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Caramel.
"Bang, bunda nggak suka ya kalo kamu mainin hati perempuan.""Nggak usah dengerin Caramel bun, suka ngaco dia," ucap Malvin.
Caramel hanya tertawa kecil.
"Malvin mau ke luar bentar ya bun." Malvin mencium punggung tangan Nila lalu beralih mengangkat Sirena dari pangkuan Caramel.
"Dadah Rena.." Malvin mencium pipi Sirena lalu memberikan Sirena kembali pada Nila.
Caramel pun beranjak dari duduknya dan menyalami tangan Nila.
"Pergi dulu ya bun."Nila tersenyum.
"Iya, hati-hati ya kalian berdua."Malvin dan Caramel serentak menganggukkan kepalanya kemudian berjalan keluar rumah.
Malvin langsung masuk kedalam mobilnya dan diikuti oleh Caramel.
Pada awal perjalanan Malvin dan Caramel hanya berdiam-diaman saja, sampai akhirnya suara Malvin lah yang memecah keheningan yang sedang terjadi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen Fiction[ T A M A T ] "Punya mulut dijaga!" desis Caramel. "Ngapain gue jaga mulut gue buat orang yang kasar dan nggak tau sopan santun kaya lo!" balas Malvin ketus. Caramel mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan mendekat kearah Malvin hingga jarak dianta...