Khawatir
Bel istirahat sudah berbunyi dari 5menit yang lalu, namun Sisil tidak ingin beranjak dari tempat duduknya. Ia masih di alam bawah novel limited editionnya itu.“Sil, lo kenapa sih?.” Tangan Sistine memegang pundak Sisil pelan.
“lo ngagetin gue aja sih..” Sisil langsung mengusap air matanya yang keluar dan membuat matanya sembab itu.
“lo? Lo ngapain nangis Sil?” tanya Feli yang dikagetkan dengan mata Sisil yayng sudah sembab
“masak lo nangis gegara gue ngagetin elo sih Sil? Udah dong, Lo jangan nangis kek gitu, gue minta maaf deh!” ucap Sistine dengan mengacung kan jari kelingking mungilnya. Namun tangis Sisil tetap menjadi.
“Sil, cerita donggg!!”
“gue minta maaf yaa udah ngagetin lo!”
Sisil kemudian menatap kedua temannya itu, sesekali mengusap air matanya yang terus keluar.
“g-gue baper baca novel ini!” ucap Sisil sambil menunjukkan novel yang ia baca sejak jamkos setelah istirahat pertama tadi.“woyy! Anjir lo! Bikin gue khawatir 7 turunan tau gak?” amarah Feli sekarang naik
“dasar lo ya! Seneng banget buat gue khawatir!” Sistine
“yaudah yok Sis kita ke kantin, laper gue liat orang baperan gegara baca lembaran kertas itu” ajak Feli
“yok Fel!” akhirnya mereka pun meninggalkan Sisil yang sedang tertawa senang melihat temannya yang sangat peduli padanya. Walaupun ia tak diajak ke kantin tak masalah.
Terima kasih Tuhan sudah memberi sahabat baik kayak mereka, meskipun kadang ngselin. Baru baper baca novel aja sudah kek gitu khawatirnya, apalagi nanti kalo gue nangis beneran.. bisa-bisa.. ah jangan sampai lah.. hmm
Batin Sisil, kemudian ia melanjutkan membaca novel tersebut.****
Akhirnya Sistine dan Feli sampai di kantin. Mata mereka terus mencari tempat kosong yang pas buat mereka duduk. mata Sistine tertuju pada sebuah meja bundar besar dan lima kursi, tapi kursi nya sisa 2 saja. “kesana yuk!”Sistine menunjuk 2 bangku yang masih kosong di antara 3 pria yang duduk.
“lo yakin? Mereka kan most wanted mana mau duduk sama kita?” Feli sangat meragukan kepercayaan diri Sistine.
“noh! Ada abang gue!” Sistine menunjuk cogan yang sedang asik main hp miring itu.
“abang lo ganteng juga ya” ucap Feli lirih hingga tak terdengar oleh Sistine karna tempat itu rame
“apa? Gue gak dengar!” Sistine
“gajadi, ayok katanya duduk disitu!” ajak Feli sambil mengalihkan pembicaraan
“yok!”
Merekapun berjalan menuju arah 3 serangkai yang masih asik dalam dunia nya itu. Fian yang ngelamun sambil mengaduk aduk jus alpukatnya, Azka yang makan bakso kepedesan, dan Iky yang sibuk dengan hp miring nya itu.
“abang Ikyyyy.. beliin adek es susu coklat dong!” tiba-tiba Sistine datang langsung duduk di samping Iky sambil menatapnya penuh harap.
“ANJING! Lo apaan sih Sis? Jatoh kan hp gue!.” Iky yang kaget tiba-tiba menjuhkan ponsel berponi jutaan nya itu.
“maap bang” kali ini Sistine menatap dengan puppy eye miliknya lalu ia mengambilkan ponsel itu dan memberikannya pada abangnya “game nya close bang, hpnya mati. Maap” lanjutnya setelah melihat ponsel itu tidak menyala.
“gpp” Iky mencoba bersabar, mungkin udah saatnya Iky ganti ponsel dengan fitur-fitur yang lebih canggih dari ponselnya itu.
“ntar gue ganti ya” ucap Sistine memelas
“gausah” iky
“gue ganti deh yang fullscreen plus poni. Yang kayak tipe abang gitu.” Rayu Sistine supaya tidak kena semprot dari abangnya
“lo jangan bandel deh, gue gak mau! Btw, lo kesini tadi mo ngaps?” Iky tetap saja mengelak
“oh iya lupa.. beliin gue es susu 2 ya, sama bakso nya juga 2.” Sistine kembali menatap Iky dengan mata penuh harap.“iyaa.. sono pesen keburu abis!” ucap Iky sambil mengusir Sistine untuk memesan pesanannya di ibu kantin
“yeyy.. makasih abang sayang!.” Setelah memeluk Iky, ia pun pergi memesan makanan favoritnya dan meninggalkan Feli diantara cogan 3 serangkai.
Gue mo ngomong apa anjir. Gue gugup banget, mana gak ada yang gue kenal lagi dari mereka. Hadeuhh.. btw, kembarannya Sistine boleh ujha, hehe – Feli
“lo temennya Sistine kan?” tanya Iky yang masih mencoba menyalakan ponselnya pada Feli yang diam-diam curi pandang Iky.
“ehmm.. i-iya, temennya Sisil juga.” Seketika Fian tersadar dari lamunannya setelah mendengar nama ‘Sisil’ disebut.
“sans aja. Jangan gu-“ belum sempat Iky melanjutkan kalimatnya, tapi Fian langsung menatap Feli dan bertanya “lo kenal Sisil?” – Fian
“iya, gue kan temen satu kelasnya sekaligus sahabatnya” ucap Feli entheng
“Sisil ngapain sekarang?” tanya Fian lagi.
“lagi nangis, gegara baper baca novel yang tebeeell banget. Kayaknya itu novel baru Sisil” Feli
“jadi, dia nangis gegara novel yang gue beliin kemaren?” Fian menautkan kedua alisnya sambil menatap Feli. Dan Azka langsung tersedak kuahh bakso terakhir yang ia minum gegara mendengar pernyataan langka sahabatnya itu.
Anjir mimpi apa gue? Fian ngomong 9 kata sama gue. Orang yang baru kenal Fian. Gue harus update status ini. Duhh gue lupa gabawa hp. SHITT!!
Batin Feli“minum air dulu Az.. ntar lo mati gimana anjir!” tawar Iky sambil menyodorkan botol air mineral yang masih utuh.
“hm. Cepet minum!” ucap Fian
“gak usah. Uhuk uhuk” tolak Azka
“ntar lo mati anjing!” Iky semakin kesal dan terus memaksa Azka untuk meminum air mineral tadi
“gausah, gue uhuk uhuk gue gak mau air mineral. Jus alpukat nya Fian aja!” ucap Azka sambil mengambil jus alpukat milik Fian tadi
“anjir lo. Udah keselek, masih milih milih aja!”
“udah udah. Kembali ke topik yang gue omongin tadi” Fian
Feli masih mematung.
“woey malah diem!” Fian
“iya kayaknya, soalnya gue gak pernah liat sebelumnya” ucapan Feli tersebut diiringi langkah kepergian Fian sambil membawa sebotol air mineral yang tadi tidak jadi diminum Azka.
“jangan lupa obat lo woey!” teriakan Iky mengiringi langkah kepergian Fian dari kantin.
Fian hanya mengacungkan kedua jempolnya ke arah IkyHelloooo pribadi, ternyata yg sakit adalah....
Si gans Fian😪 gimana sih author, bikin pemeran utama nya sakit!
Tunggu jawaban nya di part" selanjutnya yaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince♥️
Teen Fiction#1 IN COLDPRINCE, 22 FEBRUARI 2019 #5 IN MILENIAL, 2 JUNI 2019 #3 IN LEUKEMIA, 15 JUNI 2019 #1 IN LEUKEMIA, 9 JULI 2019 "Kenapa kamu pergi saat aku benar-benar mencintai mu?" -Agatha S. Deswantara-