34. PENGAKUAN !

1.6K 70 5
                                    

***

Aku pernah berteriak meminta mu
untuk tetap tinggal.

***

Tok tok..

Ceklek..

"Gue boleh masuk?"

"Lo udah di dalem"

"Apanya yang di dalem?"

Membuang nafas gusar, Fian tak menghiraukan Sisil yg menatap nya penuh tanya.

Sisil mengamati tempat ia berdiri.
"Oh iya, hehe" cengar-cengir tak berdosa. Sisil kemudian melangkah menghampiri Fian yg sudah rapi dengan pakaian santai nya.

"Rapi banget kamar Lo" Sisil berangsur duduk di king size bed Fian dan mengelus sprei katun yg tidak seberantakan kamar nya.

Menatap langit-langit dan tas ransel Azka yg juga sudah tertata rapih,
"Pasti" jawab Fian mantab

"Shombong amaadd"

Fian terkekeh geli. Kemudian menghampiri Sisil dan menggenggam tangan nya
"Ayo"

"Kemana?" Sisil enggan berdiri dari tempat duduk nya

"Sarapan"

"Gue masakin aja deh, Lo kan masih sakit, jangan jalan-jalan dong" Rajuk Sisil

"Gue gak bisa percaya masakan Lo"

Eh?

***

Sampai disebuah kedai makan, mata Sisil tak henti-hentinya berkedip takjub. Walaupun dekat dengan pantai, tapi suasana kedai ini sangat Instagram able.

Sisil senyam-senyum.
"Bagus banget kedai nya"

"Suka?"

"Bangeett"

"Duduk sini" Fian menggeret sebuah kursi dan mempersilahkan Sisil untuk duduk. Ia kemudian pergi memesan makanan.

Tak lama kemudian Fian kembali dengan 2 gelas minuman yg Sisil tidak tau namanya.
"Kok es?" Tanya Sisil.

"Emang Lo suka minuman anget?"

"Enggak sih, hehe" Sisil cengar-cengir.
"Sarapan nya ga ada?" Tanya Sisil lagi setelah sadar Fian kembali hanya membawa minuman.

"Dimasakin"

Sisil mengangguk angguk. Lalu menyeruput es yg tadi Fian berikan. Matanya menyipit, bibirnya berkecap kecap merasakan minumannya.
"It's so delicious.." puji Sisil dengan menyatukan jari telunjuk dan jempol nya.

Fian tersenyum, mengamati betapa cantiknya gadis di depannya saat ini. Gadis dengan rambut panjang bergelombang dan tingkah laku yang amat menggemaskan. Sungguh, Fian tidak bisa jika harus berpisah dengan Sisil.

Drrtt.. drtt..
Ponsel Fian bergetar.

Tapi Fian tidak menghiraukan nya. Ia masih sibuk mengamati gadis cantik di depannya ini.

"Jangan liatin gue gitu napa?" Sisil membuang muka, merasa malu jika terus di amati oleh Fian.

Fian tersenyum lagi.
"Cantik" gumam Fian, tapi masih terdengar jelas ditelinga Sisil.

Drrt drttr..
Ponsel Fian kembali bergetar.

"Emm- itu- ponsel Lo getar" ucap Sisil yg masih canggung dengan perilaku Fian pagi ini.

My Cold Prince♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang