gaun merah yg dipakainya berkibar kesana kemari. gaun kurang kain yg dipakai nya menjadi banyak sorotan mata. Surai nya yg tidak terlalu panjang itu hanya bisa menutupi sedikit bagian dari tubuh nya yg terekspos indah.
Lipstik ombre merah oranye nya hampir tak terlihat. Kilatan matanya setajam luka yg dialami nya hari ini.
Gadis cantik ber boots maroon itu melangkah gontai. Dagunya sedikit terangkat. Bibirnya sama sekali tak menampakkan senyuman hangat.
Tangan kirinya menenteng tas kecil Dior warna merah senada dengan gaun yg saat ini menutupi sebagian tubuhnya. Sedangkan tangan kanan nya bergelayut manja di tangan pria perut buncit siang tadi.
Jaka Prameswara.
Pria kaya pemilik beberapa dealer mobil dan motor, suka menghamburkan uang dengan alasan sedekah, baik hati, suka menolong.
Entah apa yg ada di otak Sisil. Kejadian hari ini sungguh membuat nya berubah. Sudah tidak ada lagi Sisil yg manis, manja, dan penyayang.
Sisil yg sekarang bukanlah Sisil yg kemarin.
Jaka menarik kursi dan tersenyum pada gadis disebelahnya.
"Silahkan duduk princess.." ucapnya.Sisil menyunggingkan senyum simpul nya. Kemudian duduk dengan kepala nya yg dari tadi sedikit terangkat.
Jaka berangsur duduk di depan Sisil. Ia terus mengamati wajah dingin tapi cantik milik gadis di depan nya.
"Kamu cantik sekali" puji Jaka seraya tersenyum."Gue tau." Jawab Sisil.
Jaka terkekeh.
"Kamu sudah menghabiskan 8jt lebih untuk penampilan mu yg se berani ini.. memperlihatkan bagian tubuhmu yg seharusnya ditutupi." Jaka menghela nafas, ia prihatin dengan posisi payudara dan punggung Sisil yg terbuka setengah karna bajunya." Apa tidak ada butik yg menjual baju dengan kain yg lengkap? Atau memang kamu suka dengan baju yg kurang bahan seperti itu?" Lanjut Jaka.
Alis Sisil menaut tajam. Pria perut buncit ini.. sebenarnya apa yg dia inginkan? Bukan kah seharusnya dia suka yg hot hot seperti Sisil malam ini?
"Kenapa om tanya seperti itu?""Saya butuh jawaban. Bukan pertanyaan." Lagi-lagi Jaka tersenyum.
"Gue melakukan ini demi uang. Gue..- gue- butuh duit-- gue hidup sebatang kara, nggak punya apa-apa. Motor tadi, punya orang." Sisil menghela. Ia menatap tangan nya yg gemetar di bawah sana.
"Kamu berbohong."
Kepala Sisil kembali terangkat. Sisil menggeleng keras.
"Tidak" ucapnyaJaka tertawa.
"Kamu kira saya tidak tau siapa kamu?"Sisil mendelik. Apa ini?
"Jangan berbohong kalau tidak punya bakat." Jaka mengamati Sisil yg seperti nya ketakutan di depan nya.
"Santai saja. Saya anggap kamu seperti anak saya sendiri." Ucapnya menenangkan Sisil."Melihat penampilan mu yg seperti ini. Saya merasa sebagai pria hidung belang yg mengajak gadis belasan tahun dinner dan menuruti nafsunya." Jaka terkekeh lagi.
Sisil menarik nafas dalam-dalam. Ia harus berani bersuara. Ia harus berani.
"Om yg membuat saya seperti ini. Om bertingkah seolah-olah ingin membeli tubuh saya dengan dinner dan 20jt. Om yg merendahkan saya. Salahkah jika saya menuruti apa yg om harap kan?" Ucapnya lalu memejam sekejap."Memangnya kamu mau saya beli?"
Jeder!!
Luka hati Sisil yg belum kering, kini seperti di taburi garam. Sangat perih. Kehilangan Fian yg mungkin untuk selamanya, menjauh dari kemewahan dan kehangatan keluarga, dan dianggap menjual diri oleh seorang om-om perut buncit. Se menyedihkan ini kah?
Sisil menatap lampu hias temaram di atas nya. Ia berkedip-kedip. Ia tidak boleh menangis.
Ini tantangan nya.
"Kamu mau saya beli hanya dengan 20jt? Semurah itu kah? Tubuhmu yg mulus indah ini? Kamu sia-sia kan?" Tanya Jaka bertubi-tubi. Sebenarnya Jaka tau Sisil saat ini sudah terisak di depannya. Tapi Jaka malah..
"Saya sudah kehilangan kehidupan saya yg sebenarnya-- indah. Saya akan melakukan apapun, walau-pun saya tau akan sesakit ini-- dihina oleh anda." Sisil berkesiap menghapus air matanya. Sakit di hati nya semakin menjadi-jadi.
"Kamu sendiri yg menggoda saya dengan gaun kurang kain seperti itu."
Sisil memejam. Menarik nafas. Lalu menghembuskannya pelan-pelan.
"Kenapa anda menawarkan dinner dengan gadis belasan tahun seperti saya?""Just dinner. Saya sering mengajak orang-orang dinner untuk berbagi sedikit kebahagian dan rejeki yg saya hasilkan hari ini." Jaka tersenyum tenang.
Jaka tau Sisil saat ini sedang merasa tidak enak dengannya.
"Saya punya harapan besar sama kamu. Saya tau saat ini kamu sedang bingung dan tersesat. Saya ingin membantu mu melewati apa yg sudah terjadi. Bukan malah menjatuhkan mu seperti yg kamu kira.""Maafkan saya, om.." Sisil terisak. Ia sudah tidak tahan, pikiran nya kalang kabut sampai tidak bisa membedakan mana yg punya niat baik, dan mana yg hanya berjanji manis tanpa bukti.
Sisil salah menawarkan diri dengan pria baik seperti Jaka.
"Jangan menangis princess.. santai saja. Nanti make up mahal mu luntur" Jaka terkekeh. Lalu menawarkan selembar tisu pada Sisil. Sisil menerimanya.
"Saya tau kamu sedang hancur. Tapi bukan seperti ini caramu membalas kehancuran itu. Menutup luka dengan luka yg lain adalah salah."
Sisil terus terisak. Jaka benar. Sisil salah jalan. Sisil tersesat.
"Nanti kamu saya antar pulang sampai depan rumah." Ucap Jaka.
"Jangan" mulut Sisil terbuka, menyuarakan isi hati nya.
"Saya nggak mau pulang.." Sisil terisak. Ia malu. Ia bingung. Kenapa tadi ia membentak Jack? Ia juga membawa kabur motor orang."Lalu?"
"Saya tinggal di kos an saja om.. nggak papa. Nama saya terlanjur jelek di mata orang. Saya maling, membawa lari motor orang tanpa pikir panjang. Saya membuat malu keluarga.." tangan Sisil terulur mengusap air mata nya.
"Kamu serius tidak ingin pulang?" Tanya Jaka meyakinkan.
"Saya..-" Sisil gemetar. Tangannya saling menaut menguatkan.
"Kita makan dulu saja.. kamu terlihat pucat." Ucap Jaka yg lalu melambaikan tangan memanggil pelayan restoran.
***
Haluuu sayang-sayang nya akuuuuuuu...
My Cold Prince sekarang apdet nya cepet donggg :v
Makasiii buat kalian yg udah vote dan komen ❤️❤️
kalian jadi semangat ku nglanjutin cerita iniiii😭 gak nyangka, ternyata banyak yg nungguinnn😭
Monmaap kalo judul nya ngagetin😄
Demi kalian, Aku usahain next up bakal cepet lagi😘
Tengkyu for reading, and voment 😘
TBC.
Ig : sessikristiw
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince♥️
Teen Fiction#1 IN COLDPRINCE, 22 FEBRUARI 2019 #5 IN MILENIAL, 2 JUNI 2019 #3 IN LEUKEMIA, 15 JUNI 2019 #1 IN LEUKEMIA, 9 JULI 2019 "Kenapa kamu pergi saat aku benar-benar mencintai mu?" -Agatha S. Deswantara-