37. JALAN

1.5K 50 2
                                    

Hooaaammm...

Sisil menguap sambil merentangkan tangannya. Sudut bibirnya perlahan naik ke atas, matanya yg masih mengantuk ia paksakan membuka.

Setelah 4 hari bergelut dengan soal-soal, Akhirnya ia terbebas dari ujian Nasional berbasis hati nurani.

Sisil tersenyum lagi. Teringat perlakuan Fian semakin hari semakin manis padanya. Tepatnya setelah pulang liburan sampai sekarang, terhitung sudah 1 mingguan.

Sisil meraih guling dan memeluknya. Pipinya memanas dengan sendirinya. Pikiran nya sudah melayang kemana-mana. Sisil tidak bisa mengelak kalo ia menyukai Fian, tapi ia belum mengatakan nya.

Tok tok..

"Pintunya nggak di kunci Bun" teriak Sisil yg masih memeluk guling di atas king size bed nya.

Ceklekk..

Seseorang masuk dengan langkah pelan, Sisil tidak berniat melirik ataupun melihat siapa yg datang. Percuma Sisil menoleh, paling juga -

"Aldhen!" Pekik Sisil saat Fian tengah berdiri menatap nya lekat.

Dan Sisil? Oh My no, oh My waw..
Dengan cepat Sisil menaikkan selimut menutupi wajahnya. Hell.. Sisil masih murni bangun dari tidurnya. Dan wajar kalo ia khawatir akan sebuah pulau di pipinya.

"Kenapa gak ketuk pintu dulu sih?!" Maki Sisil dari balik selimut.

Fian menaikkan sebelah alisnya. Lalu ia terkekeh.
"Udah"

Sisil memejamkan matanya, geram dengan sikap dirinya sendiri yg selalu tidak terkondisikan saat bersama Fian.
"Gue kira itu bunda" ucap Sisil setelah membuka matanya kembali.

"Dan ternyata bukan" jawab Fian santai.
Fian lalu duduk di sebelah Sisil yg seluruh wajahnya tertutup oleh selimut.

"Bangun" ucap Fian

"Gamau males"

"Bangun sekarang udah siang"

"Males"

"Bangun sendiri atau gue bangunin?"

"Bangunin"

Damn! Sisil merutuki mulutnya yg blak blak an. Ia tidak tau kenapa bisa berkata seperti itu. Yg jelas sangat memalukan.

Fian mengulurkan tangannya meraih selimut yg menutupi wajah Sisil. Fian menarik selimut itu ke bawah dengan sangat hati-hati.

Selimut turun perlahan dan berhenti saat mata sisil terlihat dengan beberapa helai rambut yg menutupi nya.
"Lo cantik di manapun dan kapanpun" gumam Fian yg masih bisa di dengar Sisil.

Sisil berkedip tiga kali. Pipinya kembali memanas dari balik selimut. Ia lalu menaikkan kembali selimut untuk menutupi matanya.

Fian menarik selimut nya lagi. Fian tersenyum saat melihat mata Sisil yg menyipit menatap nya heran.
"Lo gak mau terlambat sekolah kan?" Tanya Fian pada gadis yg setengah wajahnya tertutup selimut.

"Gue gamau sekolah"

"Yaudah, kita jalan"

Ha?

"Really?" Sisil menutup mulutnya dari balik selimut. Ia baru kenal Fian yg sekarang, Fian yg ngajak jalan seorang cewek dan bolos sekolah. Oh God.. mimpi apa Sisil semalam?

"Hm"

"Yes!!" Teriak Sisil lalu menyingkap selimut nya dan melompat turun king size bed.

Fian geleng-geleng kepala melihat sikap Sisil yg tidak seperti biasanya.
"Sil!" Panggil Fian.

Sisil berhenti tepat di depan pintu kamar mandi. Detik kemudian ia menoleh.
"Ada apa?" Tanya nya

Fian berdiri dari duduknya. Lalu melangkah ke arah Sisil.
"Gue sayang sama Lo" aku Fian saat sampai di depan Sisil dengan jarak hanya 1 jengkal.

Gadis di depan Fian tak berkutik, ia sudah beberapa kali mendengar Fian mengatakan kalimat itu, tapi tetap saja rasanya ada yg aneh pada dirinya. Ia mencoba menetralisir rasa gugupnya, jarak Fian yg sedekat ini tidak memungkinkan dirinya untuk lompat2
"Gue tau" ujar Sisil sambil menaikkan sudut bibirnya.

"Lo gak sayang sama gue?" Tanya Fian to the point

Sisil mengerjap beberapa kali. Hatinya seperti ditusuk paku baja. Ingin sekali Sisil menjawab nya, tapi entah mengapa untuk saat ini ia--
"Gue-- kebelet!" Dengan sigap Sisil membalik badannya membelakangi Fian.

Baru satu langkah ia akan masuk kamar mandi, sebuah tangan kekar yg melingkar diperutnya menghentikan langkah Sisil.
"Aldhen.. apa yg lo-" ucapan Sisil terpotong dengan Fian yg sudah meletakkan dagunya di pundak Sisil, memeluk Sisil dari belakang.

"Gue janji, gue gak akan ninggalin Lo. Gue sayang sama Lo" racau Fian masih dengan posisi yg sama.

Sisil tersenyum, tangannya bergerak menyentuh tangan Fian yg melingkar diperutnya. Kemudian menoleh ke arah Fian. Pria es ini masih sama seperti biasanya. Ekspresi nya datar dan menenangkan.

Cup

Sisil mencium pipi Fian secepat kilat.
Fian sempat shock dengan tidak berkutik sedikit pun. Sisil terkekeh.
"Lo gak akan ikut gue masuk kamar mandi kan?"

****

"Marah?" Goda Fian pada gadis yg sedari tadi mendumel meratapi nasibnya di sebelah Fian.

"Menurut Lo!"

Fian mengacak gemas rambut Sisil. Sisil berdecak kesal, melotot kearah Fian dengan raut wajah marahnya.
"Jangan sentuh gue!" Maki Sisil.

Fian tergelak, lalu terkekeh.
"Padahal udah gue ajak jalan" ucapnya

Langkah Sisil terhenti, begitu juga Fian. Sisil menoleh ke arah Fian, nafasnya naik turun.
"Jalan Lo bilang? Di taman depan rumah gue sendiri?!"

Damn! Fian tertawa lepas, ia sudah tidak bisa menahan tawanya.

Sisil menghentakkan kakinya kesal, lalu berjalan cepat meninggalkan Fian.
"Sil!" Teriak Fian.

Sisil menoleh kebelakang, ia mendapati Fian sedang susah payah mengatur nafasnya sembari mengejar Sisil dari belakang.
"Jangan lari! Jangan ikutin gue!" Ucap Sisil

Fian berhenti. Nafasnya ngos-ngosan, ia menatap Sisil lekat. Lalu beralih menatap langit. Kemudian menatap Sisil kembali. Matanya sayu terbuka tertutup. Tangannya terulur memegangi dadanya yg sesak.

"Aldhen Lo gapapa?" Teriak Sisil dari kejauhan.

Fian tersenyum. Ia berjalan ke arah Sisil sambil memegangi dadanya.

Satu langkah

Dua langkah

Tiga langkah

Fian berhenti.

Pandangan nya mengabur.

Ia menatap Sisil, mengerjap beberapa kali. Sisil mendekat.
"Ada yg sakit?" Tanya Sisil saat sampai di depan Fian .

Bola mata Fian berputar. Pusing. Fian ambruk.
"Aldhen!" Kaget Sisil saat tubuh kekar Fian tiba-tiba limbung ke arah nya.

***

Monmaap telat up ;)
Ga ada penyemangat soalnya :v (semangatin dong)

Btw part ini kagak nyambung banget deh ya, haha
Aku bakal sering nih bikin gantung part2 nya My Cold Prince, seru soalnya, hehe

Satu lagi, aku mau ngucapin terima kasih banyak kepada readers ku yg setia menunggu My Cold Prince update, aku bangga sama penantian kalian💖 hehe

Sekali lagi terima kasih💖
Cium jauh dari author, mwahh 😘

Tbc.

My Cold Prince♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang