33. SPECIAL PART FIAN & SISIL

1.7K 59 1
                                    

Desir ombak menyapu pasir. Langit sudah menggelap. Terpaan angin pelan perlahan mengenai payung pantai di atas Sisil.

Cahaya lampu LED putih berjejer rapi di sepanjang pantai. Menambah suasana syahdu malam terakhir liburan Sisil dan teman-teman nya.
"Kayu bakarnya mana Sil?"

Sisil terhenyak, mencari cari kayu bakar yg tadi ia cari bersama Sistine dan Feli.
"Habis kek nya"

"Nah ini gimana? Ikan nya belom mateng" Iky memperlihatkan sebuah ikan setengah matang yg ia panggang di atas asap.

"Gue cari dulu gimana?" Tawar Sisil

Azka melihat jam tangannya.
Pukul 19.48 WIB,
"Berani Sil? Udah malem. Gue gak bisa nemenin."

"Gue sama Feli aja deh" Sisil tersenyum.
"Fel! Ikut gue cari kayu bakar kuy!" Teriak Sisil yg jaraknya agak jauh dari Feli.

"Gabisa!! Sambel nya belom jadi!
Sistine masih di hotel!" Balas Feli teriak juga. Gadis blasteran itu selain cantik, dia juga pintar memasak. Lain halnya dengan Sisil. Sisil bahkan tidak bisa menggoreng telur. Sosad.

"Laaahhhhh..
Gimana dong..?" Gumam Sisil.

Detik kemudian seorang pria datang lengkap dengan pakaian kutub nya. Celana panjang, hodie, dan masker. Tepat didepan Sisil, ia menurunkan maskernya

Wajahnya sedikit pucat.
"Kenapa?" Tanya pria itu.

"Eh gapapa kok. Cuma mau nyari kayu bakar aja, tapi ga ada temen nya. Yawdah gue mau cari sendiri. Hehe" Sisil cengar-cengir

"Gitu kok gapapa." Pria itu kembali menaikkan maskernya menutupi mulut dan hidung nya. Kemudian menarik tangan Sisil pelan.

"Eh? Mau kemana?" Heran Sisil

"Gue temenin"

Sisil melepas genggaman tangan Fian dan berhenti.
"Gausah Dhen. Gue bisa sendiri.
Mending istirahat deh. Lo.. pucat kayak nya.." ucap Sisil

"Pucat?" Ini suara Azka. Ia berdiri dari tempat nya. Menghampiri Sisil dan Fian.
"Kita pulang sekarang!" Perintah Azka sesaat setelah sampai di depan mereka

"Pulang?
Aldhen cuma pucat, itu juga 'kayaknya' , mungkin mata gue aja yg salah lihat." Ditinjau dari cahaya lampu yg memang temaram. Bisa jadi benar jika Sisil salah melihat.

Tapi.

Azka menatap Fian. Ia menarik ke bawah masker yg Fian pakai. Fian mendelik, lalu menggeleng pelan. Memberikan isyarat kepada Azka untuk tidak membocorkan sesuatu yg ia rahasiakan dari Sisil.

Azka menghela berat.
"Mending Lo balik ke hotel. Kita pulang besok pagi pagi." Ucap nya

"Gak" kembali menaikkan maskernya, Fian kemudian menggenggam tangan Sisil dan melangkah pergi.

"Langsung telfon gue kalo ada apa-apa Sil!!" Teriak Azka pada Sisil yg sudah mulai tak terlihat. Sisil hanya mengacungkan jempol nya saja.

***

Di hutan.

Fian membungkuk sambil memunguti ranting, dan kayu bakar satu persatu. Sedangkan Sisil membuntuti Fian sambil memegang ponsel yg lampu flash nya menyala.

"Itu! Itu! Deketnya pohon!" Tangan Sisil memujuk beberapa ranting yg tergeletak di bawah pohon.

Fian berdiri tegap. Kemudian melangkah menuju tempat yang tadi ditunjuk Sisil.

Kepalanya sedikit berat.

"Tolong bawain dulu" Fian menyerahkan beberapa batang ranting yang sudah dia ikat.

My Cold Prince♥️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang