MPIB'08

54.7K 2.8K 42
                                    

MENGELAK

Entah sudah berapa kali Dirga mendengus malas melihat Alana yang sedari tadi mondar-mandir di depan ruangan dimana adiknya, Arka berada.

"Alana! Mau sampai kapan lo mondar-mandir gak jelas disitu?" Dirga berujar malas.

Alanapun memberhentikan kegiatannya, ia memandang Dirga kesal, bisa-bisanya cowok itu bisa terlihat begitu tenang disaat adiknya dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Kenapa liat gue begitu? Gue gak suka yah diliatin kayak gitu sama lo," ujar Dirga menanggapi tatapan Alana padanya, yang tidak begitu ia sukai.

Alana melanjutkan kegiatannya, mengabaikan Dirga, yang kini terlihat kesal dengan sikap Alana yang mengabaikannya.

Dirga bangkit dari duduknya, dan langsung menarik Alana keluar dari ruangan serba putih itu.

"Dirga! Lo apa-apaan sih?!" Alana menghempaskan tangan Dirga kasar.

Dirga kembali meraih pergelangan tangan Alana, namun lebih erat, membuat Alana meringis akibat perlakuan Dirga padanya.

"Dirga sakit," ringis Alana yang dihiraukan oleh Dirga yang kini menyeratnya menuju mobil lelaki itu.

Dirga langsung mendorong Alana masuk ke dalam mobilnya, dan menutup pintu mobilnya dengan keras hingga membuat Alana tersentak.

"Lo bisa gak sih, gak kasar?" Tanya Alana saat Dirga sudah berada di mobil.

"Lo yang minta gue buat kasar," ujar Dirga dingin menatap Alana lekat, yang ditatap pun bergidik ngeri hingga mengalihkan pandangannya, namun dengan sigap Dirga memegang dagu Alana agar wajah gadis itu berhadapannya dengannya, hingga ia bisa melihat wajah Alana, begitupun sebaliknya.

"Kenapa?"

Alana fokus memandangi wajah Dirga hingga mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan oleh cowok itu.

"Ganteng," gumam Alana yang sayangnya terdengar oleh Dirga.

"Hahaha," seketika tawa Dirga meledak, entahla mungkin karna untuk pertama kalinya ia melihat Dirga tertawa selepas itu setelah sekian lama ia mengenal cowok itu hingga membuatnya tak menyadari apa yang telah ia ucapkan dan menatap Dirga dengan tatapan memuja.

"Udah, jangan liatin gue kayak gitu," ujar Dirga gemas menarik kedua pipi Alana yang membuat cewek itu kembali tersadar.

"Hah?" Hanya kalimat singkat itu yang diucapkan Alana mewakili kebingungan yang diciptikan oleh dirinya sendiri, membuat Dirga semakin gemas melihat Alana yang kebingungan.

"Iya tau gue ganteng, lo gak usah pasang muka kebingungan kayak gitu,"

"Ganteng? Jadi cowok jangan kepedean mas!"

"Lah, kan lo sendiri yang bilang gue ganteng,"

"Dirga, gue tau lo lelah, tapi halusinasi lo terlalu berlebihan, mana mungkin gue bilang lo ganteng,"

"Alana, telinga gue masih berkerja dengan baik yah, gue gak tuli, jelas-jelas gue denger lo muji gue ganteng tadi,"

"Dirga, mulut gue masih bekerja dengan baik yah, jelas-jelas aku gak pernah muji lo ganteng, lo itu yah selain suka marah-marah gak jelas ternyata lo juga suka halu jadi cowok, gue jadi ngeri tau gak jadi pacar lo,"

"Iya pacar," Dirga menirukan suara Alana dalam menyebut kata 'pacar' membuat Alana kesal dengan apa yang diucapkan Dirga.

"Udah deh, Dirga, sekarang bukan waktunya buat becanda, Arka sekarang gak sadarkan diri," Alana hendak membuka pintu mobil, namun tangannya ditahan oleh Dirga, refleks ia membalik badannya hingga matanya bertemu dengan mata Dirga, mata yang kini menatapnya dengan tatapan dingin dan mematikan, bukan lagi tatapan menggoda seperti tadi.

"Sekarang lo, gue antar pulang, udah malam," ujar Dirga dingin.

"Tapi, Arka-"

"Berhenti memikirkan cowok selain gue, dan jangan coba-coba untuk membantah apalagi melanggar apa yang gue ucapkan, jika lo tak ingin terjadi hal yang mungkin akan lo sesali, Alana!"

"Dirga, tapi Arka kan adik ka...," Alana menggantung ucapannya saat mata Dirga menatapnya dengan tatapan yang seolah-olah ingin membunuhnya hidup-hidupnya.

"Oke, antar gue pulang, tapi lo harus kembali kesini buat liat keadaan atau mungkin jagain Arka, dia gitukan juga gara-gara ulah lo,"

Dirga tak menanggapi ucapan Alana, dan memilih untuk menyalakan mesin mobilnya, dan melajukan mobilnya memebelah jalanan dalam kesunyian yang kini tercipta diantara dirinya dan Alana.

"Dirga, lagian Arka itu-"

"IYA GUE TAU ARKA ITU ADIK GUE, LO GAK USAH NGULANG KALIMAT ITU, LO GAK USAH NGINGETIN GUE, GUE TAU DAN TOLONG JANGAN NGATUR HIDUP GUE!"

Seketika Alana bungkam karena bentakan Dirga, ia mulai berpikir jika Dirganya, akhir-akhir ini mulai berubah, jika disuruh memilih ia lebih memilih Dirga yang cuek ketimbang Dirga yang suka marah-marah seperti yang baru saja terjadi.

My Possessive Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang